Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hermeneutika, dan Sejarah, Dilthey [3]

28 Juni 2018   18:40 Diperbarui: 30 Juni 2018   16:43 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hermeneutika, dan Sejarah: Dilthey  (Dokumentasi Pribadi)

Wilhelm Dilthey (1833-1911), mengkonsentrasikan pemikiran pada ilmu social sebagai [Geisteswissenschaften], sebagai suatu kategori kehidupan (lebenskategorie), sebagai basis pemahaman dan kerja hermeneutika disebut "life Experience".

Dilthey juga membuat episteme pemahaman dengan pemikiran "Critique of Historical Reason" atau kritik pada rasio sejarah. Pemikiran "Critique of Historical Reason" dipakai untuk memahami ilmu social sebagai [Geisteswissenschaften]. Manusia adalah makluk historis (ein geschichtliches wesen). Ada dua makna manusia adalah makluk historis (ein geschichtliches wesen).

Pertama: (1) manusia memahami dirinya tidak melalui intropeksi tetapi melalui obyektivitas hidup.  Pemahaman diri manusia  bukanlah suatu yang langsung  tetapi tidak langsung, mengambil suatu perjalanan hermeneutic melalui ekspresi yang tepat yang dimulai pada masa lalu (bersifat) historis.

Kedua : (2) hakekat manusia bukanlah sebuah esensi baku atau manusia yang belum pasti. Manusia dari pengalaman masa lalu memposisikan diri untuk melakukan transformasi diri  membentuk warisan hidupnya. Menciptakan kebebasan diri dan mengubah dirinya dengan daya cipta kreasi setiap waktu dan kondisi.

Akibat dua ketegori ini maka maka totalitas hakekat manusia adalah "sejarah". Manusia adalah sejarah, larut didalamnya, menyatu dengannya, tenggelam didalamnya, dan pandangan dunia terhadap pandangan dunia lainnya.

Maka konsekwensi pemikiran Dilthey pada  "Critique of Historical Reason" sebagai bapak konsepsi historisitas modern, khususnya tentang temporalitas pemahaman. Manusia itu sendiri adalah makluk hermeneutika, bersama-sama dalam interprestasi pada sejarah, sebagai pewaris sejarah yang konstan dan aktif dalam keseluruhan tindakan dan keputusannya.

Konsep selajutnya Dilthey menjelaskan tentang Lingkaran Hermeneutika, dan Pemahaman pada kata ["Makna"]. Makna adalah apa yang diperoleh pemahaman dalam interaksi resiprokal yang esensial dari  bagian-bagian, dan keseluruhan lingkaran pemahaman atau hermeneutika. Keseluruhan ["makna"] diperoleh dari pemaknaan bagian-bagian individual. 

Semua peristiwa dan pengalaman akan mengubah hidup manusia. Kata ["makna"] berarti tidak berada di atas atau di bawah pengalaman yang belum ada dalam sejarah, dan ["makna"] adalah lingkaran hermeneutika selalu  bermakna historis.

Dengan demikian maka ["makna"] dan [kebermaknaan] adalah bagian dari situasi. Pengertian tentang ["makna"] bersifat historis dan berubah selaras dengan waktu dan berhubungan dengan perspektif yang diindra.  ["Makna"] tidak bisa dibekukan dan di atur. 

Bagi Dilthey ["makna"] adalah dapat menjadi bentuk-bentuk yang berbeda meskipun dapat merupakan suatu bentuk kohesi, keterhubungan, atau kekuatan yang terikat, namun ["makna"] tetap berada dalam suatu konteks  [zusanmenhang].

["Makna"] bersifat imanen dalam tekstur hidup manusia, berpartisipasi dalam pengalaman hidup, terutama kategori fundamental untuk kehidupan yang dapat diperoleh. ["Makna"] adalah wujud pengalaman hidup, dan kehidupan total tidak bisa dipahami secara nalar rasional manusia. Terbentuk dalam jejaring ["makna"] dalam rantai dimensi sejarah (waktu) dan persoalan intensi  melalui lingkaran heremenutika secara bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun