Mohon tunggu...
Azis Iskandarsyah
Azis Iskandarsyah Mohon Tunggu... lainnya -

nama : Azis iskandarsyah\r\nno.Hp : 0896-1307-1309\r\ntwitter : @aziskandarsyah\r\nFakultas Ilmu Sosial\r\nUniversitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memberikan Komando yang Jelas

28 Juni 2017   07:47 Diperbarui: 28 Juni 2017   07:51 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin, merupakan pemberi arah untuk setiap anggotanya. Pemimpin yang bagus, memberikan arahan yang jelas agar tidak menyukarkan anggotanya pada hal yang bias. Begitu pula Imam, seorang Imam harus memberi komando atau arahan yang jelas bagi para jama'ahnya.

Sering kali kita temui, pada saat sholat akan dimulai, shaf-shaf jama'ah tidak teratur, renggang seperti pion di papan catur. Tugas siapa yang merapihkan ? Ya, Imam yang seharusnya memberikan arahan. Setelah imam memberi arahan, barulah jama'ah bisa untuk saling ingat mengingatkan.

Makanya, wajib bagi seorang imam untuk mengatakan "sawwu shufufakum..." minimal ia mengucapkan dalam bahasa Indonesia "Luruskan dan rapatkan shaf..." Karena selain bacaan yang bagus, minimal di surat Al-fatihahnya mengerti hukum-hukumnya, karena Al-Fatihah ini adalah bagian dari rukun wajib sholat, seorang Imam juga harus tampil berani. Memberikan sebuah komando yang jelas, adalah sebuah keharusan bagi si Imam karena ia di tempatkan pada posisi garda paling depan.

Sering pula kita temui dalam hal pelafan nada atau intonasi suara. Banyak dari seorang Imam yg tidak memperhatikan keadaan atau suasana. Sering kali, ketika jama'ah ber shaf-shaf, imam suaranya tak terdengar, hal ini sering ditemui apabila imam tidak memakai pengeras suara/microphone. Kadang ada jama'ah yang masih saja sujud, padahal rekan disampingnya sudah lama berdiri.

.

Pengucapan kalimat takbir pula kadang sering membuat jama'ah menjadi kacau. Imam tidak memberikan komando yang jelas, mana yang akan melanjutkan raka'at, mana yang akan melakukan tasyadud awal dan akhir. Karena kadang sama panjang nadanya kalimat " Allahu....Akbar" akhirnya ada jama'ah yang berdiri, padahal yg lain melakukan tasyadud awal. Memang seharusnya jama'ah yang fokus. Akan tetapi, ya namanya terkadang seseorang suka lupa, nada takbir seorang imam lah yang suka dijadikan patokan.

Dan bukankah kah kita sering mendengar pula banyak riwayat yang mengatakan "Tinggalkan apa yang ragu, menuju apa yang tidak meragukan." Maka alangkah lebih baiknya seorang Imam memberikan arahan atau komando yang bagus, agar Jama'ah tidak terjelembab pada hal yang berbau kesukaran.

.

Semoga bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun