Mohon tunggu...
Aulia Khalqillah
Aulia Khalqillah Mohon Tunggu... -

Berdomisili di Banda Aceh. Seorang masyarakat yang masih terus belajar menulis dengan baik dan berbagi manfaat ke khalayak luas. Seorang masyarakat yang tertarik dalam hal pemrograman (sains programing) dan masih terus belajar. webiste blog probadi : www.auliakhalqillah.com webiste blog tentang pemrograman : www.sharing.auliakhalqillah.com auliakhalqillah.mail@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudut Pandang

16 Mei 2017   08:44 Diperbarui: 16 Mei 2017   09:00 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara sudut pandang secara umum terbagi atas beberapa bagian, yaitu sudut pandang pertama (Aku, Saya); sudut pandang kedua (Kamu, Kau) dan sudut pandang ketiga (Dia, Mereka). Penggunaan sudut pandang tentunya sangat kental dalam keseharian. Bahkan diimplementasikan ke dalam sebuah karya tulisan, baik novel cerpen, puisi atau pun jenis lainnya.

Suatu topik permasalahan akan memiliki berbagai sudut pandang yang berbeda dari setiap individu, kembali lagi kepada paragraf pertama. Kenapa demikian? Seperti yang saya tulis ini. Saya menulis ini berdasarkan sudut pandang pribadi saya. Setiap individu akan ingin mengutarakan pendapatnya atau apa pun jenisnya mengenai suatu topik permasalahan yang sedang dibahas.

Katakan, Si A, si B, dan si C sedang duduk bersama disebuah tempat umum. Tiba-tiba hujan pun turun dengan deras. Suasana pun semakin sejuk, dinginnya menembus kulit dan menusuk tulang. Menggigil rasanya. Angin yang berhembus mengundang rasa kantuk. Mereka bertiga terdiam sejenak. Melihat air yang berjatuhan dari langit.

Apa yang dipikirkan oleh si A, B, dan C?

Si A akan memikirkan bahwa hujan membuat dirinya kembali masuk ke dalam kenangan yang lampau. Dimana kenangannya itu sangat membekas dan sangat mudah terpancing ketika hujan turun. Katanya, “Hujan itu ngebuat gua kadang-kadang galau, suka senyum-senyum sendiri.” Bagi Si B, dia memikirkan bahwa hujan itu adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan, sebab si B tidak perlu repot lagi untuk menyiram bunga sore nanti. Si C, memikirkan bahwa hujan sangat cocok untuk tidur. Katanya, “Haduh, hujan gini enaknya tidur”

Di atas hanyalah ilustrasi sederhana terkait hujan yang turun dengan deras. Saya sendiri yakin, masih banyak pendapat lain dari setiap individu mengenai hujan yang deras. Bisa saja dalam satu kelompok, memiliki sudut pandang yang sama. Semua itu kembali lagi bagaimana cara pribadi memandang suatu topik permasalahan, apakah mendetail atau hanya sekedar saja dalam memikirkan sutau topik permasalahan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun