Berbicara sudut pandang secara umum terbagi atas beberapa bagian, yaitu sudut pandang pertama (Aku, Saya); sudut pandang kedua (Kamu, Kau) dan sudut pandang ketiga (Dia, Mereka). Penggunaan sudut pandang tentunya sangat kental dalam keseharian. Bahkan diimplementasikan ke dalam sebuah karya tulisan, baik novel cerpen, puisi atau pun jenis lainnya.
Suatu topik permasalahan akan memiliki berbagai sudut pandang yang berbeda dari setiap individu, kembali lagi kepada paragraf pertama. Kenapa demikian? Seperti yang saya tulis ini. Saya menulis ini berdasarkan sudut pandang pribadi saya. Setiap individu akan ingin mengutarakan pendapatnya atau apa pun jenisnya mengenai suatu topik permasalahan yang sedang dibahas.
Katakan, Si A, si B, dan si C sedang duduk bersama disebuah tempat umum. Tiba-tiba hujan pun turun dengan deras. Suasana pun semakin sejuk, dinginnya menembus kulit dan menusuk tulang. Menggigil rasanya. Angin yang berhembus mengundang rasa kantuk. Mereka bertiga terdiam sejenak. Melihat air yang berjatuhan dari langit.
Apa yang dipikirkan oleh si A, B, dan C?
Si A akan memikirkan bahwa hujan membuat dirinya kembali masuk ke dalam kenangan yang lampau. Dimana kenangannya itu sangat membekas dan sangat mudah terpancing ketika hujan turun. Katanya, “Hujan itu ngebuat gua kadang-kadang galau, suka senyum-senyum sendiri.” Bagi Si B, dia memikirkan bahwa hujan itu adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan, sebab si B tidak perlu repot lagi untuk menyiram bunga sore nanti. Si C, memikirkan bahwa hujan sangat cocok untuk tidur. Katanya, “Haduh, hujan gini enaknya tidur”
Di atas hanyalah ilustrasi sederhana terkait hujan yang turun dengan deras. Saya sendiri yakin, masih banyak pendapat lain dari setiap individu mengenai hujan yang deras. Bisa saja dalam satu kelompok, memiliki sudut pandang yang sama. Semua itu kembali lagi bagaimana cara pribadi memandang suatu topik permasalahan, apakah mendetail atau hanya sekedar saja dalam memikirkan sutau topik permasalahan tersebut.