Mohon tunggu...
Audy Tania
Audy Tania Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Pengobatan Kanker Melalui Kemoterapi Efektif?

24 September 2017   19:06 Diperbarui: 24 September 2017   19:26 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo semua. Kali ini, tema yang akan saya bahas adalah dampak-dampak kemoterapi dalam penyembuhan kanker.

Apa sih kemoterapi itu? Jadi, kemoterapi adalah salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker dari dalam tubuh. Kemoterapi digunakan untuk  menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh. Pernyataan lain tentang (-dikutip dari id.wikipedia.org)

"kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker"

Apa saja fungsi dalam proses kemoterapi? Fungsi penyembuhan melalui kemoterapi ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu: mengurangi rasa sakit dan meringankan gejala kanker, kedua, mengendalikan aktivitas sel kanker berupa penyebaran dan pertumbuhan sel kanker. Ketiga, penghancuran sel kanker dan mencegah pertumbuhan sel lagi di dalam tubuh.

Cara pengobatan secara kemoterapi dapat dilakukan tergantung jenis penyakit kanker yang diderita oleh seseorang, antara lain: 1) Topikal dapat berupa salep atau krim (cairan) yang dioleskan pada kulit.  2) oral (mulut) dalam bentuk pil atau kapsul atau cairan untuk diminum. 3) suntik pada bagian tertentu tempat otot atau lapisan lemak, misalnya pada lengan dan perut. 4) intraperitoneal (IP) dimana kemoterapi langsung diberikan kedalam rongga perut tempat adanya organ -- organ tubuh didalamnya. 5) intra -- arteri (IA) kemoterapi diberikan pada pembuluh darah arteri yang menyalurkan darah langsung ke organ yang terkena sel kanker. 6) intravenous (IV)kemoterapi yang langsung dimasukan ke pembuluh darah vena.

Kemoterapi yang merupakan pengobatan kanker paling efektif saat ini. Walaupun seperti yang kita tahu, kemoterapi ini banyak memberi dampak buruk bagi penderitanya. Sampai saat ini pun tidak dapat dipastikan seberapa besar dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh proses kemoterapi ini, karena sesitivitas orang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, besarnya dampak proses kemoterapi pada setiap orang pun berbeda-beda. Efek samping dari proses pengobatan kemoterapi ini dapat terjadi karena obat -obatan yang dikonsumsi penderita kanker saat melakukan proses kemoterapi ini yang belum mampu membedakan sel-sel kanker yang berbahaya bagi tubuh atau sel sehat yang dimiliki tubuh kita, seperti sel kulit, sel darah, dan lain-lain.

Apa saja dampak negatif yang ditimbulkan oleh kemoterapi? Beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan saat melakukan kemoterapi antara lain:

  • Rambut rontok. Dalam proses kemoterapi, sel -sel folikel rambut ikut terbunuh sehingga rambut menjadi rontok.
  • Mual. Penderita akan kehilangan nafsu makan, mual parah, konstipasi, muntah-muntah, diare parah, hingga dehidrasi. Hal ini disebabkan karena sel-sel yang ada di usus ikut termakan oleh obat -obatan kemoterapi sehingga menyebabkan permasalahan pencernaan.
  • Stress,  kekurangan gizi, kekurangan energi dan konstipasi akibat kehilangan nafsu makan.
  • Masalah sum-sum tulang dan kekurangan darah, serta masalah dalam pembekuan darah dalam tubuh. Sebagai tempat produksi sel darah merah dan putih, sum --sum tulang harus melakukan pembelahan sel darah dengan cepat. Sementara itu, obat-obatan kemoterapi ikut menyerang sum-sum tulang dan akhirnya mempengaruhi produksi sel darah. Selain itu juga dapat menimbulkan jumlah trombosit menjadi menurun dan berakibat pada proses pembekuan darah yang berperan penting pada tubuh. Jika bermasalah dapat mengakibatkan mimisan, gusi berdarah, mudah memar, hematuria, dan sakit kepala.
  • Masalah kulit. Obat-obatan dalam kemoterapi juga dapat membunuh sel kulit sehingga dapat menyebabkan banyak permasalahan kulit yang terkelupas, gatal, kering, bersisik, dan pecah-pecah. Obat-obatan tersebut juga dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut  dan dinding tenggorokan sehingga menjadi terluka.
  • Reaksi alergi dan hipersensitivitas. Reaksi ini dipicu oleh bangkitnya sistem kekebalan tubuh karena diserang oleh obat-obatan kemoterapi yang dianggap sebagai benda asing. Hal ini dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah (anafilaksis). Pada reaksi alergi yang belum terlalu parah dapat terlihat seperti ruam di kulit, gatal-gatal ,terdapat pembengkakan pada kelopak mata, bibir, dan lidah, serta dapat menyebabkan sesak nafas. Jika sudah parah, contoh gejala anafilaksis adalah tekanan darah rendah, bahkan sampai kematian.
  • Saraf dan otot. Obat-obatan kemoterapi yang mempengaruhi saraf antara lain disebut dengan neuropati periferdengan gejala seperti kesemutan, lemas, mati rasa, dan rasa terbakar. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti hilang keseimbangan, mempengaruhi pendengaran, gemetar, sakit saat berjalan, atau nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu.
  • Efek pada organ seksual. Obat-obatan kemoterapi juga mempengaruhi pertumbuhan hormon pada tubuh, baik perempuan maupun laki-laki. Pertumbuhan hormon yang diperlambat mempengaruhi jumlah sperma laki-laki dan kualitas ovum pada perempuan. Hal ini juga dapat mengakibatkan terjadinya menopouse, dan infertilitas baik sementara atau permanen.

Pengobatan melalui kemoterapi untuk darah atau sum-sum tulang belakang adalah jenis kemoterapi yang paling beresiko dan dapat menimbulkan akibat yang berbahaya bagi penderita kanker. Hal ini disebabkan oleh kerja sum-sum tulang belakang yang menjadi penghasil sel darah sehingga jika terganggu dapat mengakibatkan menurunya antibodi dan mudah terinfeksi.

Walaupun terdapat banyak efek yang dimiliki oleh perawatan dengan kemoterapi, namun saat ini pengobatan kemoterapi adalah cara pengobatan penyakit kanker yang paling baik. Dan yang perlu diketahui, efek samping dari pengobatan kemoterapi ini dapat hilang atau berhenti saat pengobatan kemoterapi dihentikan.

Sebagian orang yang menjalani pengobatan kemoterapi akan merasa letih, dan susah berkonsentrasi. Maka sebaiknya, setelah melakukan kemoterapi, istirahatlah yang cukup dan paksakan diri anda untuk makan agar cepat pulih. Selama proses pengobatan kemoterapi juga sebaiknya rutin berkonsultasi pada dokter jika ingin mengkonsumsi obat-obatan lain selain obat yang diberikan pada proses kemoterapi agar tidak mengakibatkan kesalahan pada proses nya.

Dampak negatif yang dihasilkan oleh pengobatan kemoterapi ini sangat lah banyak dan memiliki resiko yang tinggi. Tentu saja dampak yang akan diterima setiap orang pasti berbeda-beda, karena setiap orang memiliki ketahanan tubuh atau sensitivitas yang berbeda. Seperti yang dikutip dari wikipedia.org, kemoterapi menggunakan zat kimia untuk perawatannya. Dengan zat kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh kita juga pasti akan ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Sedangkan obat-obatan kemoterapi memakan sel-sel dalah tubuh, otomatis sel-sel dalam tubuh yang menghasilkan antibodi pun ikut terbunuh dalam proses kemoterapi ini, karena itu tubuh kita pun kekurangan antibodi dan tubuh pun menjadi lemah. Hal ini lah yang beresiko besar. Jika terus menerus dilakukan ,terutama pada penderita kanker stadium akhir,  maka dapat menyebabkan kematian karena sel baik dalam tubuh kalah dengan obat-obatan kemoterapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun