Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kritis dan Jernih terhadap Ekonomi Garuda

6 Mei 2017   08:46 Diperbarui: 6 Mei 2017   18:07 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda Terbang - sumber gambar : http://pernikdunia.com/binatang/12-gambar-burung-elang-yang-gagah/

Bias Negatif

Beredar bak viral terjemahan artikel berupa opini tulisan Jake van der Kamp, yang dipublikasikan harian Hongkong, South China Morning Post dengan judul asli : "Opinion: Sorry President Widodo, GDP rankings are economists’ equivalent of fake news" (Klik artikel di sini). Pada salah satu bagian dikutip : "Within Asia alone I count 13 countries with higher reported economic growth rates than Indonesia’s latest 5.02 per cent. They are India (7.5), Laos (7.4), Myanmar (7.3), Cambodia (7.2), Bangladesh (7.1), Philippines (6.9), China (6.7), Vietnam (6.2), Pakistan (5.7), Mongolia (5.5), Palau (5.5), Timor-Leste (5.5) and Papua New Guinea (5.4). Urutan ini disusun menggunakan "snapshoot" data pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product atau PDB : Produk Domestik Bruto) 2016.

Artikel terjemahan tersebut menjadi santapan lezat bagi kaum yang sudah terimbas atau terkena "Negativity Bias" (lihat penjelasannya dalam :"The12 Cognitive Biases that prevent you from being rational"); alias menyenangi hal atau berita yang bernada negatif. Dalam era media sosial, sebaran informasi ini diterima saja sebagai hal biasa khususnya jika mengingat akan karakter informasi dalam media sosial (Lihat Peraga-1).

Fenomena Media Sosial - Koleksi Arnold M.
Fenomena Media Sosial - Koleksi Arnold M.
Untuk memahami kinerja perekonomian khususnya pertumbuhan, tidak dapat hanya menggunakan "snapshoot" data tetapi dilihat dalam rentang waktu (time horizon).

Pertumbuhan Perekonomian Gajah (India), Panda (China), Garuda (Indonesia)

Baru saja Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pencapaian perekonomian masa Triwulan-I 2017 dan tercatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB atau GDP) Indonesia pada  5,01%. (Informasi lengkap dapat dilihat di sini). Sementara bulan lalu China mengumumkan pencapaian kinerja perekonomian untuk masa yang sama bertumbuh 6,9%.

Perlu diingat bahwa Indonesia berada dalam kelompok G20 yang secara agregasi PDB negara-negara dalam G20 mewakili lebih dari 80% PDB Global. Gambaran PDB dalam G20 diberikan pada Peraga-2 dan Indonesia masuk kelompok "Others" yang mewakili 18% PDB G20.

g20-gdp-share-590c0e8543afbd50048b4567.png
g20-gdp-share-590c0e8543afbd50048b4567.png
Pertumbuhan PDB Pasca Krisis Finansial 2008 perekonomian negara-negara dalam G20 diberikan pada Peraga-3.

G20 Country GDP Growth - Koleksi Arnold M.
G20 Country GDP Growth - Koleksi Arnold M.
Sumber informasi : OECD- Statistics (dengan pengolahan oleh Arnold M.)

Memperhatikan rerata pertumbuhan 3 (tiga) tahun terakhir, 4 (empat) negara berada di atas rerata G20 yaitu India, China, Indonesia, dan Turkey. Pada 2016 pertumbuhan Turkey turun drastis; seperti dialami Saudi Arabia, Argentina, dan Brazil dengan pertumbuhan di bawah rerata G20. 

Untuk memahami kondisi dalam 2 (dua) tahun terakhir dan rentang waktu triwulanan, diberikan gambaran pada Peraga-4 dengan tambahan United Kingdom (UK) dan USA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun