Mohon tunggu...
Arkian Widi
Arkian Widi Mohon Tunggu... Freelancer - hello world

a wandering digital bedouin.

Selanjutnya

Tutup

Money

Waspadai "Bocor Halus" di Keuanganmu

13 Juli 2017   14:39 Diperbarui: 13 Juli 2017   14:42 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya gaji, ada pendapatan, tapi belum akhir bulan sering sudah habis. Atau malah belum waktunya gajian lagi, tapi dompet sudah tipis. Wapada, jangan-jangan "bocor halus" sedang mengembosi roda keuangan kita. FInancial Planner (Perencana Keuangan), Wulansari mengingatkan agar akan hal tersebut. "Punya gaji tapi tiap akhir bulan kehabisan. Atau belum gajian lagi tapi sudah habis. Senang belanja barang bagus, sering ngobrol di kafe, belanja online, tapi tabungan tidak ada. Kalau uangnya ada tidak apa. Tapi dilihat, tujuan lain yang lebih penting sudah tercapai atau belum," ungkapnya.

Bijak Pilih Operator

Pada kesempatan seminar membahas Smart Financial Planning (Perencanaan Keuangan Cerdas) beberapa waktu lalu, Wulan memaparkan, dalam tahap awal perencanaan, dilakukan financial check up lebih dulu. Yakni mengecek kesehatan dalam alur pemasukan dan pengeluaran keuangan rutin kita.

"Financial check-up. Rasio-rasionya sehat atau belum. Kalau belum, sehatkan dulu. Langkah apa yang harus dilakukan supaya jadi sehat? Lunasi utang, ketatkan pengeluaran, tambah side job, misalnya. Bagaimana supaya kondisi sehat dulu. Kalau sudah, selanjutnya ke Tujuan Keuangan," tuturnya. 

Melakukan perencanaan keuangan memungkinkan alokasi pengeluaran jelas dan transparan hingga dapat meminimalisir timbulnya bocor halus. Nah, dalam upaya pangkas pengeluaran ini, bocor halus dapat diidentifikasi. Biasanya menyangkut gaya hidup.

"Bocor halus biasanya di lifestyle. Kita merasa; engga kok, engga boros. Maksudnya hemat, tapi dalam hal lain, misal ada tawaran buku atau gadget, selalu pengen makan enak, jajan, beli air mineral atau gorengan tiap hari. Coba dicek bocor halusnya di mana," imbuhnya.

Jika ditelusuri lebih seksama, salah pilih operator telekomunikasi seluler juga bisa menyebabkan bocor halus, terutama dalam berlangganan paket internet. Kita pilih yang ngebut koneksinya, tapi kantong jebol karena harga paket terlalu mahal. Atau kita pilih yang paling murah tarifnya, tapi koneksi malah lambat, kita jadi sering menambah kuota, produktivitas pun terhambat akibat internet lemot, yang berujung pada kerugian materil lain. Maka, setelah memperhatikan, dan menimbang, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan XL yang menyediakan semua kebutuhan kita; harga paket ramah di saku, sinyal kuat dan koneksi lancar, serta memberikan segudang keuntungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun