Mohon tunggu...
Ahmad Ripai
Ahmad Ripai Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka nge-Blog

saya adalah seorang guru yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Selalu Ada Cerita di Hari Raya (2)

18 April 2024   11:36 Diperbarui: 18 April 2024   11:49 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Masih tentang lebaran. Lebaran hari pertama. Ibu kami adalah anak pertama. Sebagai anak pertama dari sebuah keluarga besar, hari pertama lebaran adalah hari hari yang sangat membahagiakan. Di hari pertama lebaran, adik-adik ibu dan keluarganya masing-masing selalu datang berlebaran. Seperti lebaran tahun ini. Rumah ibu menjadi ramai dan meriah. Kami saling berbagi cerita dan tertawa. Pun, anak anak yang masih usia SD dan TK. Mereka bercanda, lari kesana kemari dan teriak-teriak. Seru! Kami, saya dan anak-anak ibu yang lain, sering merasa tidak enak dengan tetangga-tetangga ibu. Kuatir, kecerian, tawa kami dan teriakan anak anak yang ramai di hari raya menganggu mereka. Kalau diperhatikan, memang rumah ibu yang selalu ramai dikunjungi ketika Hari Raya atau lebaran tiba.

Tamu ibu yang pertama datang adalah Oom Ecep, begitulah biasanya kami memanggil. Oom Ecep adalah adik ibu yang ke sepuluh. Oom Ecep datang bersama istri dan anak-anaknya. Anak Oom Ecep ada 4. Anak pertama, laki-laki, sudah lulus kuliah dan sekarang bekerja di Jepang sebagai HRD. Anak kedua, perempuan, kuliah di Semarang. Sekarang sedang magang. Anak ketiga, perempuan, kuliah di Bandung. Anak ketiga mengambil Jurusan yang sama dengan kakaknya yang laki-laki, yaitu Bahasa Jepang. Anak keempat, perempuan, masih bersekolah di SMK. Begitulah cerita yang saya dapat dari obrolan ringan dengan Oom Ecep dan anak pertamanya.

Kami tidak menyangka bahwa adik ibu kami bisa berlebaran di Indonesia. Karena adik ibu sedang bertugas di Adis Ababa.

"Bagaimana kabarnya Oom?", begitu saya memulai pembicaraan.

"Alhamdulillah baik!", jawab Oom Ecep dan disambung dengan menanyakan kabar saya.

Saya pun menjawab dengan kalimat yang sama.

"Kapan sampai di Indonesia?".

"4 hari yang lalu".  

Selanjutnya terjadilah obrolan ringan dan saling bercerita antara saya, Oom Ecep, dan anak laki-lakinya yang pertama.

Saya salut dengan anak-anak adik ibu saya yang kesepuluh ini. Anak pertama, anak kedua dan anak ketiga kuliah di perguruan tinggi negeri. Semua mafhum, sampai hari ini, lulus dan kuliah di perguruan tinggi negeri masih tetap membanggakan. Apalagi masuk perguruan tinggi ini melalui jalur SNBP. Bagaimana tidak membanggakan. SNBP adalah Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. Keberhasilan anak-anak adik Ibu saya yang kesepuluh ini saya jadikan bahan cerita atau contoh untuk anak anak saya. Dari obrolan dan cerita yang saya dapat, intinya jika ingin berhasil harus punya semangat dan motivasi untuk maju dan sukses.

Tamu ibu yang kedua datang adalah Oom Jai. Oom Jai adalah adik ibu yang kesebelas. Oom Jai datang bersama Istri dan anaknya yang kedua. Anaknya yang pertama sedang bekerja, katanya. Karena bekerja di bidang jasa, jadinya anak Oom Jai yang kedua harus bekerja di Hari Raya Lebaran tahun ini. Oom Jai termasuk berhasil dalam mendidik ke 2 anaknya. Alhamdulillah anak pertama sudah lulus dan bekerja. Banyak cerita dan dijadikan pelajaran dari Oom Jai ini. Adik ibu yang satu ini berhasil dalam mengelola keuangan keluarga di tengah segala keterbatasan yang dimilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun