Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kami Ahli Bahasa, Bukan Penerjemah!

13 Mei 2016   03:27 Diperbarui: 13 Mei 2016   21:55 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: cuadernarium.wordpress.com

Kamu anak linguistik ya? Bisa bantu terjemahin teks ini? Pasti bisa dong nerjemahin, kan kuliahnya linguistik

Mungkin hal ini sering dialami oleh mahasiswa sastra yang notabene belajar ilmu bahasa alias 'Linguistik'. Banyak juga yang bilang kalau penerjemah adalah ahli di bidang linguistik (linguist), begitu juga sebaliknya. Atau, mereka yang belajar linguistik bisa disebut penerjemah. Sebagai mahasiswa yang masih belajar linguistik, hal-hal diatas tampaknya perlu diklarifikasi dan dijelaskan kembali kepada mereka yang salah paham.

Linguistik adalah ilmu bahasa (scientific study of language) yang mempelajari seluk beluk bahasa tertentu dari tataran terbesar sebuah bahasa (makna) hingga yang terkecil (bunyi). Tentunya banyak sekali hal yang dipelajari selain ilmu penerjemahan, di antaranya seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, semiotik, pragmatik, dll.

Apa Sih yang Dilakukan oleh Seorang Linguis?
Menarik jika membaca artikel dari Linguistic Mystic yang memaparkan apa itu tugas seorang ahli bahasa (linguis). Bahasa memang bisa dibilang abstrak, namun fenomena-fenomena di dalamnya menjadikannya sesuatu yang penting dan layak untuk diteliti lebih lanjut. Bahasa akan terus berkembang seiring berkembangnya zaman. Bahasa juga akan mati atau punah jika sudah tidak ada lagi yang menggunakannya.

Seorang Linguis, Tucker Childs merekam ujaran seorang nenek bernama Yema, salah satu di antara 24 orang tersisa yang masih menggunakan Bahasa Kim di Sierra Leone. (Chris Nicholson/nytimes.com)
Seorang Linguis, Tucker Childs merekam ujaran seorang nenek bernama Yema, salah satu di antara 24 orang tersisa yang masih menggunakan Bahasa Kim di Sierra Leone. (Chris Nicholson/nytimes.com)
Beberapa hal yang dipelajari, diteliti para ahli bahasa dan diterapkan/dikawinkan dengan cabang ilmu lain, di antaranya:
  • Mencari metode baru yang efektif dalam pengajaran bahasa asing (Language Teaching)
  • Menjadi speech therapist untuk mereka yang tidak bisa berbahasa lagi karena serangan stroke (Psycholinguistics)
  • Membuktikan kejujuran atau kebohongan seseorang dalam persidangan (Forensic Linguistics)
  • Mendokumentasikan bahasa-bahasa di pelosok nusantara atau bahkan penjuru dunia yang belum diketahui orang serta melihat cara penggunaannya (Language Documentation)
  • Meneliti pemerolehan bahasa manusia sejak kecil (Language Acquisition)
  • Melihat fenomena bahasa atau pola-pola penggunaan bahasa yang terjadi di lingkungan atau konteks tertentu (Sociolinguistics)
  • Menyusun kamus atau mendokumentasikan penggunaan bahasa lisan dan tulisan ke dalam korpus (Lexicology, Computational Linguistics & Corpus Linguistics)
  • Penggunaan bahasa di Internet (NetSpeak)

Dan masih banyak lagi yang lainnya. Ibarat seorang mahasiswa kedokteran yang sedang melanjutkan studi dokter spesialis, mahasiswa linguistik juga menjadi cikal bakal ahli bahasa dengan spesialisasinya masing-masing.

Peneliti, Tapi Kok Tidak Bekerja di Laboratorium?
Lain halnya dengan mahasiswa kedokteran, ilmu kimia dan fisika, mahasiswa atau peneliti linguistik tidak memiliki laboratorium yang lengkap dengan alat-alatnya untuk bekerja. Para peneliti linguistik cenderung melakukan field research kepada si penutur bahasa atau library research dalam penelitiannya.

Menguasai Beberapa Bahasa Juga?
Bukan merupakan sebuah kewajiban seorang ahli bahasa menguasai banyak bahasa. Namun, menguasai bahasa lain itu perlu dan bermanfaat untuk membandingkan dengan bahasa ibu kita sendiri dan juga bermanfaat untuk penelitian yang akan dilakukan.

Ilustrasi mahasiswa linguistik (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi mahasiswa linguistik (Dokumentasi pribadi)
We are Linguists, not Translators!
Linguis bukanlah penerjemah, tidak semua penerjemah menguasai banyak bahasa. Meskipun seorang polyglot (orang yang menguasai banyak bahasa) sekali pun, belum tentu ia menggunakan keahliannya untuk menerjemahkan sebuah teks dari satu bahasa ke beberapa bahasa lain. Seorang penerjemah memiliki keahlian khusus dalam menemukan kesamaan makna atau arti dan mentransfernya dari bahasa sumber ke bahasa target. Mereka juga punya spesialisasi tersendiri dalam menerjemahkan jenis-jenis teks. Jadi sudah jelas, linguis bukanlah penerjemah.

***

Semoga bermanfaat dan memberikan motivasi untuk kalian yang ingin melanjutkan studi di bidang ilmu bahasa serta memberikan pencerahan bagi kalian calon mahasiswa yang ragu atau ingin sekali mengemban ilmu di ranah linguistik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun