Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Membidik Dahlan Iskan?

6 Juni 2015   11:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 20475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditetapkannya Dahlan Iskan menjadi tersangka mengagetkan semua pihak, bukannya apa2 dan bukan karena DI pasti orang suci, tetapi nominal 33 milyar yang kecil dibandingkan kekayaaan dia sebagai konglomerat Jawa Pos dan pasal merugikan negara yang lucu (karena semua presiden, semua menteri serta jajaran dan seluruh pns harus masuk penjara bila pasal merugikan negara karena proyek mangkrak dijadikan patokan).

Artinya apa? Kasusnya dibuat2.. dan bisa dibuat2 ke siapa saja pejabat negara yang ingin ditarget.. bahasa modernnya kriminalisasi !

Dahlan Iskan juga 1000% dibidik karena langsung ada 2 kasus (peluru) yang mengarah bersamaan, kasus gardu listrik dan proyek sawah.

Nah, sekarang siapa pembidiknya dan motif yang mungkin melatarbelakangi?

1. Persaingan Bisnis

Kemungkinan ini kecil terjadi, karena saingan surat kabar nasional tidak banyak dan sama sekali tidak terdengar kabar apapun tentang adanya seteru antar bisnis media tersebut. Selain itu DI sendiri seorang wartawan, dimana profesi wartawan tentu dihargai oleh sesama media.

 

2. Balas dendam dari para mafia / pihak yang dirugikan saat beliau jadi menteri bumn?

Ini juga bisa terjadi, meski rasanya kemungkinan itu tidak relevan lagi. Karena sekarang DI bukan lagi menteri, untuk apa balas dendam segitunya dengan pejabat masa lalu? Apa keuntungannya? Ingat bahwa mafia selalu berorientasi keuntungan. Lebih logic kalo mafia ribut menyerang menteri yang sekarang sedang bertugas untuk kelangsungan bisnis kedepan.

3. Pengalihan isu?

Ini juga kemungkinan kecil terjadi, karena tidak ada isu yang cukup besar yang perlu dialihkan saat ini, sampai harus mengorbankan seorang Dahlan Iskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun