Mohon tunggu...
Ani Septiani Muchtar
Ani Septiani Muchtar Mohon Tunggu... -

ENFP|Cooking|Reviewer|Photograph

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kawah Putih, Gunung Patuha : Tempat Berkumpulnya Pendekar Jaman Baheula

2 September 2013   00:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:30 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sakaw jalan-jalan! Tahun lalu rasa terpenjara setelah beberapa bulan ada di Jakarta hampir saja membunuh pikiran positif saya tentang Jakarta. Yang ada ya itu, sakaw jalan-jalan! Sedangkan perkuliahan belum usai juga, gamang, antara ngabur ke Bandung atau bertahan. Lebay, haha... Lalu kesempatan itu datang, tanggal merah muncul di dalam kalendar nasional, wew, lebih keren lagi liburnya di hari Jum'at. Sedangkan perkuliahan saya hari kamis adalah hari libur, jadi kalau ditambah tanggal merah itu, plus hari sabtu dan ahad, beuh...dapat kombo liburan! Berasa surga dunia, haha. Seingat saya itu hari libur karena sedang ada perayaan Iedul Adha. Tetiba saja tangan saya sudah meraih hape lalu memencet beberapa tombol sampai merangkai sebuah kalimat lalu mengirimnya kepada seorang teman. " Teh liburan ini jalan-jalan yuks...!" Ajak saya kepada seorang teman, kebetulan juga teman saya itu sedang bingung juga liburan panjang mau ngapain. Akhirnya dia mengiyakan usulan saya. Sip mantep! Tinggal menentukan mau kemana(?)  hehe... Lalu kami menetapkan akan berpetualang ke Kawah Putih, itu yang suka dijadikan tempat pengambilan foto preweding. Kawah Putih itu terletak di puncak Gunung Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. Atau terletak di selatan Bandung kota. Sengaja kami mengambil tujuan yang dekat-dekat saja karena keterbatasan dana dan waktu. Rencananya kami akan ngeteng untuk pergi ke sana. [caption id="attachment_262901" align="aligncenter" width="500" caption="Suasana ketika turun ke kawah, antri"][/caption] Keesokan paginya kami berdua pergi menuju Terminal Leuwipanjang, yang bisa kami tempuh dengan menggunakan Damri ke arah Leuwipanjang dari daerah dago dekat ITB. Bayarnya hanya Rp 2000,' per orang. Karena lumayan macet sekitar sejam kemudian kami baru sampai di terminal. Di sana kami mencari mobil elf  tujuan Ciwidey. Rada keki juga sih naik elf, soalnya mobil tak akan jalan kalau belum penuh, penuhnya plus-plus lagi. Hehe. Ongkosnya murah, hanya Rp 7000,' perorang. Kami sampai di terminal Ciwidey sekitar 2 jam kemudian. Nah disini nih timbul kesotoyan saya, dilatarbelakangi gak mau dikadalin orang lokal, saya tadinya mau ngotot pergi ke Kawah Putih dengan nyari angkot sendiri. Padahal ada angkot yang sudah sedia menawarkan jasanya langsung menuju puncak Gunung Patuha, alias Kawah Putih. Eh ternyata memang tak ada lagi angkutan mandiri yang biasa ke sana. Dan pasti ribet juga. Mulailah saya meluluh dan bertanya soal harga. Mamang angkotnya bilang dengan Rp 50.000,' perorang saja, sudah meliputi tikrt masuk dan transport bolak-balik terminal-kawah putih-terminal. Ditungguin. Karena jika mandiri pun pastinya harus naik odong-odong resmi pariwisata sana dengan harga Rp 25.000,' entah bolak-balik atau tidak, belum lagi tiket masuk seharga Rp 10.000,' perorang. Ya sudahlah kami setuju saja. Yang penting tidak repot. Tak tahunya di dalam angkot sudah ada dua pasangan, plus seorang di depan nemenin Mamang angkot di depan. Dua orang perempuan asal Jakarta dan muda-mudi yang kami juga tak tahu hubungan mereka itu apa. Dan pemuda yang mengaku berasal dari Jakarta di depan itu. Perjalanan pun dimulai, sebelumnya Mamang Angkot menyarankan kami buat jajan dari awal karena di atas Kawah Putih sudah tidak ada yang berjualan. Padahal dulu terakhir saya kesana banyak sekali yang berjualan strawberi. Tak berapa lama kami sudah ada di gerbang, saya ingat betul, dulu saya ke sini tidak bayar.Dulu saya ke sini dengan keperluan pemantauan burung bersama komunitas pecinta burung asal salah satu universitas di Bandung Timur. Saya kebagian jalan kaki dari gerbang sampai hampir setengah perjalanan. Heboh aja gitu, karena jalannya sedikit menanjak, tiba-tiba ketika sedang asik membidikkanbinokuler, terdengar teriakan... " Awas! Mobil mundur....mobil mundur....", yang membuat kami kontan langsung nyusruk ke rerumputan. Haha Dan kejadian itu terulang lagi, angkot yang saya tumpangi tak kuat nanjak, jadilah kami terpaksa turun dari angkot dan berjalan sedikit sampai tikungan selanjutnya. Heh-hoh...baru saya sadari bahwa saya jarang olahraga, padahal jalannya hanya sedikit. Eh tapi ada hiburannya hehe...ada rombongan cowok-cowok bule bertas carier melewat di depan saya sambil senyum ke arah saya, haha...padahal mah hanya formalita saja hehe...tak ada maksud lain. [caption id="attachment_262904" align="alignleft" width="500" caption="Dilarbelakangi pengunjung asing :P"]

13780540071234353580
13780540071234353580
[/caption] Setelah angkot berhasil naik, kerempongan kembali terulang lagi, beberapa kali angkot tak berhasil nanjak sehingga harus ambil ancang-ancang dari jauh buat nanjak, kek mobil mainan adik yang harus ditarik mundur jauh lalu sewaktu dilepas akan melesat cepat, hehe. dan kami seisi angkot haru berpegangan erat-erat. Wushhh.....dan foila...berhasilah kami menuju puncak. Eh, ternyata penuh dan macet. Saya rada was-was nih, soalnya dulu saya rada pusing dengan bau belerangnya. Gak nahan sampai rasa-rasanya mau pingsan, lebay. Karena sedang musim hujan, hujan pun tak terelakan. Sialnya kami tak bawa payung. Jadinya kami berdua menyewa payung dengan warna pelangi dengan harga sewa Rp 10.000,' sepuasnya. Dan hebatnya mamang ojek payungnya hafal penyewa payungnya diantara pulihan payung milik tukang ojek lainnya. Sementara kami berdoa heboh foto-foto, teman seperangkotan kami juga segera menghilang dengan keperluannya masing-masing. [caption id="attachment_262905" align="alignright" width="336" caption="Payung Ojek Andalan"]
13780543061250935381
13780543061250935381
[/caption] Setelah harus berjalan beberpa menit dan menuruni beberpa tangga sampailah kami di depan pemandangan yang luar biasa, orang-orang pun sudah berkerumun, ada yang berfoto ceria, sekadar bermain belerang, membuat tulisan semacam " Iyan was here" di atas lumpur belerang.  Kawah yang terletak di puncak Gunung Patuha ini dulunya dianggap angker, karena setiap binatang apalagi burung yang melintas di atasnya akan mati. Eh selidik-punya selidik ternyata itu disebabkan oleh tingkat belerang yang sangat tinggi, makanya jarang ada yang selamat. Dan setelah seorang ilmuwan asal Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm Junghun menemukan fakta itu sekitar tahun1837, Belanda menjadikan kawah ini sebagai pabrik belerang yang di beri nama Zwavel Ontgining Kawah Putih yang kemudian usaha tersebut di lanjutkan pada pemerintahan Jepang dengan mengganti namanya menjadi Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey. Keindahan danau Kawah Putih memang sangat mempesona. Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan yaitu air di danau kawahnya bisa berubah warna, seperti hijau apel, kebiru-biruan bila cuaca terang terkena pantulan matahari, coklat susu, namun paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atasnya. Kawasan ini tidak jarang sebagai obyek untuk foto pre wedding karena pemandangannya yang eksotis. Konon kata teman saya nama Gunung Patuha berasal karena Gunung ini sering dijadikan tempat berkumpulnya para pendekar yang sudah berusia separuh baya, maka dari itu disebut Pak Tua, lalu berubah intonasi menjadi Patuha. Tapi sebenarnya saya hanya percaya bahwa teman saya itu sedang membercandai saya, hehe. Wallahualam. Obyek wisata danau Kawah Putih di buka pada pukul 07.00 sampai pukul 17.00, setiap harinya. Fasilitas yang tersedia pun sudah memadai dengan adanya area parkir, mushola, transportasi transit, pusat informasi serta adanya warung-warung makanan. Untuk tarif masuk Kawah Putih terbilang mahal yaitu Rp.150.000 untuk mobil sampai di atas kawasan Kawah Putih, Rp.35.000 untuk motor dan Rp. 15.000 per orang. [caption id="attachment_262906" align="aligncenter" width="500" caption="Cuaca sedang mendung"]
1378054501200939728
1378054501200939728
[/caption] [caption id="attachment_262908" align="aligncenter" width="500" caption="Suka dijadiin tempat memadu kasih *staah*, siapa nih? hehe"]
1378054810738493158
1378054810738493158
[/caption] Walau masih kurang sana-sini setidaknya karena pengelolaan oleh Dinas Pariwisata, berkunjung ke kawah putih sudah menjadi lebih nyaman. Walau tempat ibadahnya sempit, setidaknya kalau wudhu airnya sudah berasa tawar. Dulu saya harus terpaksa berwudhu dengan air yang mengandung belerang, jadi ya rasanya asam gitu, kecut. [caption id="attachment_262911" align="aligncenter" width="500" caption="Prewedding olangan* hehe"]
13780552701673384109
13780552701673384109
[/caption] Nah karena hujan mulu dan sudah puas foto-fotonya, maka kami berdua kembali menuju angkot yang sudah menunggu. Eh ternyata hampir semua orang sudah di angkot, tak lupa juga si mamang penyewa payung sudah menunggu. Lalu kami kembali pulang menuju Bandung, dengan rute dan biaya yang sama. Jadi jalan-jalan hari ini kami hanya mengeluarkan baiaya sekitar Rp 68.000 perorang. Tanpa jajan karena kami sudah bekal dari rumah. [caption id="attachment_262915" align="aligncenter" width="500" caption="saya dan teman"]
13780555902087493322
13780555902087493322
[/caption] Kalau teman-teman yang dari luar Bandung ingin berkunjung ke Kawah Putih juga, jalurnya cukup mudah kok. Dari daerah kota masing-masing, tinggal ambil bis yang menuju Terminal Leuwipanjang saja, selanjutnya ikuti langkah-langkah kami di atas. Selamat berlibur :) [caption id="attachment_262916" align="aligncenter" width="500" caption="Selamat Berlibur :)"]
1378055832421456444
1378055832421456444
[/caption] #harga kemungkinan sudah berubah saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun