Mohon tunggu...
Aniswatin Khoiroh
Aniswatin Khoiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Banjarmasin - Malang

Hanya seorang pemudi yang Suka baca, nulis, suka ngobrol juga, suka anak-anak, suka belajar dari siapapun dan apapun, suka jalan-jalan, foto di alam, ohiya juga suka bunga matahari, suka makan yang manis-manis tapi pedes juga, lebih tepatnya kalo gak seimbang gak enak, jadi berusaha menyeimbangkan hihi.. Anaknya Gak fomo juga, Kalau kata teman-teman "sii yang punya jalan pikiran dan ritmenya sendiri". Yaa cukup sekian, semoga tulisan-tulisan di blog ini bermanfaat walaupun cuma sedikit gappa hehe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Judge Seseorang yang Memiliki Kesulitan

30 Mei 2017   10:20 Diperbarui: 30 Mei 2017   10:50 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan judge seseorang yang memiliki kesulitan !

            Bukan hal yang asing lagi jika kita menemui seorang anak yang memiliki nilai sekolah yang rendah, maka orang tua akan memberikan tambahan belajar diluar sekolah, seperti mengikuti bimbingan belajar, les private, dan lain sebagainya. Hal-hal semacam ini tentunya bertujuan agar anak yang mendapatkan nilai rendah dalam mata pelajaran tersebut menjadi tidak kesulitan lagi. Hal semacam ini wajar saja terjadi karena adanya harapan orang tua agar anaknya mendapatkan yang terjadi.

Namun sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apakah hasil yang berupa nilai ujian atau raport itu adalah hasil akhir dari hasil belajar siswa selama ini? bagaimana dengan perilaku siswa? apakah ada perubahan berupa peningkatan akhlaknya? kemudian bagaimana dengan keterampilan yang dimiliki oleh siswa? apakah mengalami perubahan? Apakah siswa yang dulunya tidak bisa melakukan kegiatan A dan kegiatan B sekarang menjadi bisa, atau bahkan menjadi lebih kreatif ?  Saat seorang siswa mendapatkan nilai 90 atau bahkan 100, bagaimana dengan nilai afaktifnya dan psikomotoriknya? sudahkah ia menjadi seorang siswa yang jujur, disiplin, mampu bekerja sama dengan temannya dan lain sebagainya? mampukah siswa tersebut mempraktikkan pelajaran yang ia peroleh tersebut dalam kegiatan sehari-hari atau bahkan sudah mampu membiasakan dalam kehidupan sehari-hari?

Seorang siswa yang mendapatkan nilai yang kurang dari hasil yang diharapkan, seorang siswa yang dengan mudah menerima pelajaran, seorang siswa yang aktif dalam setiap kegiatan di sekolah namun lemah dalam belajar di kelas, semua itu adalah karakteristik dari siswa dan tentunya memiliki gaya belajar masing-masing. Setiap anak memiliki karakter dan gaya belajar yang berbeda. Jadi, tentunya jangan salahkan siswa jika ia mendapatkan nilai rendah dalam mata pelajaran eksak namun memiliki prestasi di bidang seni yang gemilang. Semua mungkin bisa seimbang, tergantung orang tua memilihkan sekolah yang bagaimana? Dan cara guru dalam memberikan pelajaran. Mari kita kenali mengenai karakter peserta didik dalam belajar.

  • Karaktersitik peserta didik dalam belajar
  • Peserta didik yang cepat belajar
  • Peserta didik yang cepat dalam belajar, pada umumnya adalah siswa yang dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat daripada yang diperkirakan semula.
  • Peserta didik yang lambat dalam belajar
  • Peserta didik yang lambat dalam belajar merupakan kebalikan dari para siswa yang cepat dalam belajar, dimana peserta didik yang lambat dalam belajar memerlukan waktu yang lebih lama/panjang dari waktu yang diperkirakan cukup untuk kondisi siswa yang normal.
  • Peserta didik yang kreatif
  • Peserta didik yang kreatif adalah siswa yang menunjukkan kreativitas yang tinggi dalam kegiatan-kegiatan tertentu, seperti dalam melukis, menggambar, olahraga, kesenian, organisasi dan kegiatan kurikuler lainnya.
  • Peserta didik yang drop out (putus belajar)
  • Peserta didik yang drop out adalah siswa yang tidak berhasil atau siswa yang gagal dalam kegiatan belajarnya.
  • Peserta didik yang underachiever
  • Peserta didik yang tergolong underachiever adalah siswa yang memiliki taraf intelegensi yang tergolong tinggi, akan tetapi memperoleh prestasi belajar yang tergolong rendah (di bawah rata-rata kelas).

Karakter anak kesulitan belajar lainnya :

  • Learning disabilities
  • Learning disfunciton
  • Learning disorder
  • Gejala kesulitan belajar
  • Menunjukkan hasil belajar yang rendah
  • Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha
  • Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
  • Menunjukkan sikap tidak wajar
  • Tingkah laku yang berkelainan
  • Emosi kurang wajar
  • Latar belakang kesulitan belajar
  • Faktor internal
  • Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki
  • Kurangnya bakat khusus
  • Kurangnya motivasi
  • Situasi pribadi terutama emosional
  • Faktor jasmaniyah
  •             Hereditas, mengalami kidal, dan lain sebagainya
  • Faktor eksternal
  • Lingkungan sekolah
  • Situasi keluarga
  • Lingkungan sosial yang mengganggu
  • Diagnosis kesulitan belajar
  • Kenalilah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
  • Memahami sifat dan jenis-jenis kesulitan belajar
  • Menetapkan latar belakang
  • Menetapkan usaha bantuan
  • Pelaksanaan bantuan
  • Tindak lanjut
  • Penanggulangan kesulitan belajar
  • Pengajaran remedial yang disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar setiap anak
  • Prinsip-prinsip seperti tingkat kemampuan anak dan lain-lain
  • Bentuk bentuk penanggulangan seperti penguasaan tugas, proses, perilaku, dan kognitif
  •             Beberapa point-point diatas kiranya kita dapat ketahui bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik dan kesulitan belajar yang berbeda itupun di sebabkan dan memiliki latar belakang yang berbeda serta beraneka ragam pula. Maka dari itu menjadi seorang guru perlulah dan kiranya sangat perlu mengenali karakteristik dan kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga jika anak mendapatkan hasil belajar yang tidak seperti yang diharapkan, kita tidak boleh langsung menjudge atau menghukumi anak tersebut tidak bisa, lamban, dan lain sebagainya. Untuk mendiagnosis kesulitan belajar tersebut kita tidak boleh sembarangan, karena mendiagnosis sesuatu harus melewati beberapa assesment terlebih dahulu.
  • Bagi anak yang memeng harus mengulang pelajaran tentunya kembali kepada tujuan serta karakteristik sekolah dan siswa, Bentuk bentuk remedial yang dapat diberikan kepada siswa untuk mencapai suatu nilai ketuntasan bukan hanya kognitifnya saja, namun juga prosesnya. Karena Remedial yang baik adalah yang sesuai dengan tujuan sekolah dan karakteristik siswa. Sehingga jika siswa mendapatkan nilai dibawah kkm pun bukan hak kita untuk menjudge siswa tersebut tidak bisa dan bagi siswa yang langsung dapat menerima pelajaran denan cepat pun, bukan berarti dengan cepat kita dapat menjudge nya seorang yang sangat pandai. Karena setiap siswa memiliki bakat minat dan kekurangannya sendiri-sendiri. setiap anak atau siswa  indah dengan keindahan dan kekurangannya masing-masing. Semoga bermanfaat. J

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun