Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Kritik terhadap Perilaku Netizen

2 Juni 2017   05:43 Diperbarui: 8 Juli 2018   10:55 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai perilaku-perilaku netizen hendaknya kita mengetahui dulu apa arti dari kata netizen sebenarnya. Kata tersebut merupakan gabungan dari 2 kata yakni, Internet dan citizen (warga). 

Kata netizen seringkali diartikan sebagai “warganya internet”. Jadi, yang biasanya disebut sebagai netizen adalah orang-orang yang secara aktif terlibat di dalam suatu komunitas online, ataupun internet secara umum yang dapat dijadikan sebagai sumber hubungan sosial maupun intelektual dalam hal akses terbuka, dan kebebasan berpendapat.

Di era modern ini teknologi terus mengalami kemajuan dan semakin canggih. Munculnya media sosial seperti instagram, facebook, whatsapp, twitter, dan lainnya membuktikan bahwa sekarang sudah memasuki era digitalyang semakin canggih, bahkan setiap orang hampir memiliki semua jenis akun media sosial. 

Tidak hanya itu, kini masyarakat juga bisa menuliskan gagasan, ide, hingga kritikan melalui blog dan website. Salah satunya yakni kompasiana.com.  Maka, masyarakat pun kini lebih mudah mengakses berbagai informasi melalui media-media tersebut.

Kini berita-berita pun tidak hanya bisa didapat melalui wartawan saja. Namun, juga bisa didapat melalui blog atau websiteyang ditulis dan dishare oleh masyarakat biasa secara mudah. 

Bahkan, akhir-akhir ini sering kita ketahui banyak bermunculan berita-berita yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan alias hoax.Alhasil banyak orang-orang yang tertipu dengan berita-berita yang tidak benar dan juga banyak yang menjadi sok tahu. Maka, sebagai netizen diperlukan pemikiran yang kritis agar tidak memakan mentah-mentah berita-berita yang didapatnya.

Sayangnya, dengan semakin canggihnya teknologi ini tidak dibarengi dengan pemikiran yang canggih pula. Memang ada beberapa orang yang mampu mengimbanginya dengan pemikiran yang kritis, tetapi tidak sedikit pula yang masih mudah termakan berita-berita yang belum tentu benar, dan bahkan mudah terprovokasi hanya dengan sebuah judul. Saya mempunyai sebuah kasus dimana ada dua postingan di instagram yang sama yakni tentang perselisihan antara seorang wanita dan pria di jalanan, tetapi memiliki judul yang berbeda. Postingan pertama meliki judul yang berpihak kepada si pria, dan postingan kedua berpihak pada si wanita. 

Dan reaksi netizen pun sangat berbeda sesuai dengan judul postingan tersebut. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang mudah termakan berita hanya dengan judulnya saja.

Ganjar Pranowo dalam sebuah wawancara yang dimuat dalam salah satu website berita online (sumber) berkata, “Jadi, Indonesia yang kita cintai ini kalau soal literasi peringkat terbawah tapi kalau soal cerewet di media sosial paling jago. Semua dishare, apapun diposting, semua dikomentari, tapi tanpa literasi. Inilah sebabnya bangsa ini jadi lahan subur untuk penanaman berita dan isu sumir, bohong, bahkan cenderung fitnah. Kita menyebutnya dengan hoax. 

Mayoritas masyarakat yang pada dasarnya sudah malas membaca ini sangat mudah diprovokasi atau dipengaruhi kabar-kabar yang tidak benar. Intensitas hoax rupanya semakin meningkat dan sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan. 

Data Indonesia Indicator mencatat sepanjang tahun 2016 ada 7311 berita hoax yang diekspos media. Ini berarti rata-rata sebulan ada 609 berita, dan per hari ada 20 berita hoax. Luar biasa. Setiap hari otak kita dijejali dengan 20 berita fitnah atau setidaknya belum bisa dipercaya kebenarannya. Berita-berita itu lah yang setiap hari memenuhi timeline Twitter kita, menjejali beranda Facebook anak-anak kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun