Mohon tunggu...
andari wardani
andari wardani Mohon Tunggu... Koki - swasta

suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lembar Pertama Bernama Optimisme

1 Januari 2019   15:22 Diperbarui: 1 Januari 2019   15:35 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki hari pertama tahun 2019, sebagian daerah Indonesia diguyur hujan. Sebagian daerah yang lain, gerimis juga mengguyur saat malam pergantian tahun. Kembang api yang dilontarkan dilangit seakan berlomba menarik perhatian penghuninya untuk tetap terjaga. Kembang api yang menyiratkan rasa gembira, optimisme dan perdamaian.

Bahkan di beberapa media online digambarkan Presiden RI, Joko Widodo merayakan pergantian tahun dengan sederhana. Yaitu di Istana Bogor dan hanya makan bersama dengan para ajudan dan pegawai Istana. Meskipun dirayakan dengan sederhana, dia mengungkapkan bahwa hal yang harus dipertahankan pada tahun 2019 adalah sikap optimisme. Optimis, optimis, optimis katanya.

Sikap optimism memang penting. Setelah bulan-bulan dengan berbagai kejadian; pembangunan selama setahun, masyarakat bekerja dengan keras, berbagai bencana alam terjadi di Indonesia, berbagai pertolongan sudah dilakukan, hujan, terang dan pelangi terlampaui oleh bangsa Indonesia.

Banyak hal yang harus dilampaui oleh bangsa kita ke depan. Baik pemerintah maupun masyarakatnya. Bahu membahu dan bekerja sama. Karena tantangan di depan mata. Tantangan itu adalah mengisi kemerdekaan dengan karya sebaik-baiknya. Bukankan tujuan kita  bersatu dalam satu bangsa adalah untuk kesejahteraan, dan keamanan kita bersama. Karena itu penting bagi kita untuk bersatu mewujudkannya.

Hanya saja ada yang masih mengganjal di hati yaitu masih banyak ujaran-ujaran kebencian atau hate speech di sekitar kita. Pada pergaulan sehari-hari, pada media-media social, di narasi-narasi yang kita tulis, kebencian masih begitu dominan. Padahal jika telisik lagi, ujaran-ujaran kebencian itu hanyalah karena dua hal berbeda, yaitu pilihan di kontestasi politik 2019.

Hanya karena dua pilihan yang disodorkan pada Pemilu 2019, kita saling menyerang pihak yang tidak sepaham dengan kita. Serangan-serangan itu berupa narasi-narasi penuh kebencian. Dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Tak jarang menyerang secara pribadi.

Narasi-narasi yang dilontarkan sering bersifat negative. Diselingi dengan kata-kata dan kalimat-kalimat kasar yang mungkin jarang diucapkan oleh orang. Narasi-narasi itu sering ditulis di media social. Mungkin karena tidak langsung bertemu dengan sasaran kebencian, sehingga narasi-narasi yang dilontarkan itu jauh dari kesopanan.

Narasi-narasi itu sering menyebabkan hubungan social terganggu. Pertemanan yang semula akrab dan baik menjadi rusak dan tak bisa pulih dengan sempurna. Begitu juga kekerabatan. Hanya karena pilihan yang berbeda kemudian terlibat kata kebencian, sehingga hubungan kekerabatan menjadi rusak, tak berdaya.

Karena itu momentum tahun baru dan ucapan Presiden untuk tetap optimis harusnya bisa membawa penyadaran kepada kita bahwa banyak hal yang harus kita hadapi di tahun ini. Tantangan itu memerlukan energy besar untuk kita taklukkan secara bersama-sama. Jika hanya karena perbedaan pilihan lima tahunan, kita menjadi saling membenci, alangkah kerdilnya kita.

Karena itu marilah bersama-sama sadar dan saling menjaga suasana agar kita tetap tangguh menghadapi tantangan yang ada. Jika kita saling membenci, terpecah-pecah, maka halangan kecilpun tak sanggup kita hadapi.

Selamat tahun baru. Buang hate speech yang menguras energy kita. Optimisme dan perdamaian adalah poin penting agar kita bisa melangkah di tahun baru dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun