Mohon tunggu...
Muh Amran Amir
Muh Amran Amir Mohon Tunggu... profesional -

Jujur, Sederhana, Hemat dan Bersahaja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hijratul Hijrah di Pendaratan Islam Pertama Jazirah Sulawesi

21 September 2017   23:43 Diperbarui: 21 September 2017   23:56 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan Warga Bua Mengikuti Hijratul Hijrah di Muara Pabbaresseng Lapandoso

Tahun Baru Islam atau 1 Muharram yang biasa disebut pula dengan Hijratul Hijrah, bagi ummat Islam adalah sebuah momentum untuk melakukan kegiatan religi, bahkan kegiatan religi itu bercampur dengan nuansa budaya.

Hijratul Hijrah bagi warga Kabupaten Luwu, Khususnya kecamatan Bua, adalah momen penting untuk melestarikan sejarah dan kebudayaan, terutama sejarah menafaki  jejak peradaban Islam, dimana daerah ini adalah awal Masuknya Islam pertama di Sulawesi, tepatnya di muara Sungai Pabbaresseng dimana disebuah tempat tersebut dalam sejarahnya, tercatat tiga tokoh asal Minangkabau Sumatera Barat berlabuh atau mendarat untuk menyebarkan Syariat Islam. Tempat tersebut bagi warga Luwu menyebut dengan Nama Lapandoso.

Sekelumit tentang Lapandoso itu sendiri adalah Tongkat  yang ditancapkan oleh pelaut saat perahu telah tiba ditujuan untuk mengikat perahu , maka tak heran jika sebuah tempat mendaratnya pembawa agama Islam tersebut dinamakan Lapandoso.

Saat ini Lapandoso terletak muara atau Bibir Pantai Bua, Dusun Muladimeng Desa Pabbaresseng Kecamatan Bua kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Warga Kecamatan Bua setiap tahunnya, dalam perayaan agama islam seperti masuknya Ramadhan, Tahun Baru Hijriah atau Maulid Nabi, dijadikan sebagia momen indah dalam melestarikan sejarah dan Budaya.

Tahun ini (2017 / 1439), perayaan Hijratul Hijrah, kembali dilaksanakan, seperti tahun tahun sebelumnya.  Warga melakukan pawai dengan melantunkan lagu lagu Islami dan membawa simbol simbol sejarah Islam,  mereka berjalan kaki sepanjang 5 kilometer dari tempat pendaratan Islam pertama menuju Masjid Jami Bua atau Masjid pertama yang dibangun pembawa agama Islam asal Minangkabau  Sumatera Barat. 

Camat Bua, Tandi Raja, mengatakan bahwa melihat antusiasme masyarakat  kegiatan ini akan digelar secara rutin setiap tahun untuk membangkitkan nilai nilai sejarah.

"Disinilah Islam masuk pertama di Sulawesi,  kita mesti bersyukur karena kita punya pijakan sejarah sehingga bisa membuat kegiatan religi seperti ini, tentunya kita berharap bahwa kedepan acara seperti ini dapat kita jadikan sebagai ajang wisata religi, diamana tempat ini adalah tempat pendaratan isam Pertama di Sulawesi Selatan," ucapnya.

Pihak kerajaan atau Kedatuan Luwu, Andi Abdullah Sanad Kaddiraja, mengatakan bahwa Kabupaten Luwu merupakan tempat awal masuknya Islam pertama di Sulawesi Selatan yang yang dibawa oleh tiga tokoh  asal sumatera barat  acara ini dapat dijadkan momen wisata berbasis budaya dan religi.

"Pada Bulan Mei 1603, tiga muballig datang secara mendarat di sini, yang dibawa oleh tiga datuk yakni Datuk Sulaiaman, datuk Ribandang dan Datuk Ditiro," terangnya.

Andi Abdullah Sanad Kaddiraja, berharap agar kedepan acara seperti ini menjadi kalender ivent wisata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun