Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilarang Membuka Aib (Tersangka/Terduga Koruptor)

21 Mei 2013   12:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap kali terungkap suatu kasus korupsi terutama yang sedang diusut oleh KPK, ada hal yang sama yang dilakukan oleh koruptor dan pendukungnya, yaitu mengeluarkan statement-statement dari normatif hingga statement keras dan kasar untuk membela diri. Dalam statement-statement tersebut seringkali memakai dalil-dalil baik ayat-ayat maupun hadist-hadist untuk mendukung pembelaan diri mereka. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah dalil-dalil terkait fitnah, ghibah dan membuka aib orang lain.

Sangat banyak dalil-dalil yang memerintahkan untuk menutupi aib, beberapa yang sering digunakan antara lain:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya:"Wahai orang yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya. Janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka, maka barang siapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya dan siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya."(HR. at-Tirmidzi)

Apakah menutupi aib orang lain adalah termasuk menutupi perbuatan para koruptor dengan kegiatan manipulasi dan korupsinya? Setelah browsing kesana kemari akhirnya saya mendapatkan penjelasan dan pencerahan.

Aib yang ada pada seseorang dibagi atas dua kategori:


  1. Aib yang sifatnya khalqiyah, yaitu aib yang sifatnya qodrati, bukan merupakan perbuatan maksiat. Misalnya cacat tubuh atau penyakit yang bisa membuat malu bila diketahui oleh orang lain.
  2. Aib berupa perbuatan maksiat, baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.  Maksiat yang dilakukan sembunyi-sembunyi, terbagi menjadi dua:

  • Maksiat yang hanya merusak hubungan pribadi dengan Allah seperti mabuk, zina dll. Seorang muslim mengetahui saudaranya berbuat seperti ini, agar tidak menyebarluaskannya. Namun tetap berkewajiban amar ma'ruf nahi mungkar.

Imam Syafi’i berkata, “Siapa yang menasehati saudaranya dengan tetap menjaga kerahasiaannya berarti dia benar-benar menasehatinya dan memperbaikinya. Sedang yang menasehati tanpa menjaga kerahasiaannya, berarti telah mengekspos aibnya  dan mengkhianatinya." (Syarh Shahih Muslim, Imam an Nawawi).



  • Perbuatan maksiat yang dilakukan sembunyi-sembunyi yang merugikan orang lain/masyarakat, seperti mencuri, menipu, korupsi dsb. Perbuatan ini diperbolehkan untuk diselidiki dan diungkap, karena sangat berbahaya jika dibiarkan. Bila dibiarkan maka akan lebih banyak lagi merugikan orang lain.

Jadi menutupi aib yang diwajibkan bukanlah ditujukan untuk aib yang merupakan perbuatan yang merugikan orang lain/masyarakat seperti suap, korupsi dan kejahatan sejenis beserta semua turunannya. Di dalam Al-Quran banyak diceritakan pemberitaan mengenai orang-orang tercela seperti fir’aun, bani Israil, Korun, Abu lahab dan lain-lain. Kalaulah dianalogikan koruptor sebagai perawi hadist palsu maka sejak lama para ulama masih terus men-tarjih (menyatakan cacat atau tidak adil) terhadap para rawi tersebut.

Mungkinkah di Indonesia ini kasus-kasus korupsi makin merajalela, sambung-menyambung, tak henti-henti dikarenakan masyarakat kita yang sangat mentaati ajaran agama untuk tidak menyebarkan aib orang lain termasuk aib perbuatan korupsi? Aib seorang koruptor atau rombongan koruptor tidak ada yang mau membongkarnya karena takut aibnya sendiri akan dibongkar baik di dunia atau di akhirat. Bahkan bisa jadi sesama koruptor pun tidak mau saling membongkar “aib” masing-masing dengan pembenaran menggunakan dalil-dalil ini. Takut kejahatan korupsinya juga akan terbongkar. Jadilah korupsi sebagai lingkaran setan yang tak putus-putusnya merugikan masyarakat namun menguntungkan para koruptor dan pendukungnya.

Tak heran jika para koruptor merasa aman dalam menjalankan aktivitasnya, bahkan saat mulai diperiksa KPK pun balik memberondong tuduhan kesana kemari, “ini konspirasi, festivalisasi, setting zionis, si A adalah intelijen asing” dan berbagai tuduhan lainnya tanpa memberikan bukti-bukti dan data-data apapun. Seolah semua aktivitas penegak hukum adalah tuduhan dan tuduhan dari mereka adalah kebenaran.

Pantas saja masyarakat awam jadi ciut nyalinya untuk memberi kesaksian, takut dituduh fitnah dan penyebar aib, takut suatu saat aibnya akan terbongkar juga walaupun yang bersangkutan tidak melakukan korupsi, takut nanti di akhirat dosanya semakin banyak karena menceritakan/menjadi saksi untuk membuka aib para koruptor. Pemahaman seperti ini bisa jadi membuat masyarakat bukannya melakukan nahi munkar, namun berusaha menutup aib koruptor bahkan bila perlu dengan kesaksian palsu. Masyarakat semakin takut apalagi yang berbicara keras merasa dituduh, dibuka aibnya adalah tokoh-tokoh terkenal dan berkuasa beserta para pendukung/pengikutnya.



Beberapa referensi:

http://jabal-uhud.com/index.php?option=com_content&view=article&id=261:menutup-aib-diri-sendiri-dan-orang-lain&catid=31:oase-iman&Itemid=46

http://al-atsariyyah.com/menutupi-aib-sesama-muslim.html

http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/16/ada-menggunjing-yang-dibolehkan-560647.html

http://tarbiyahbukanpks.com/aib-ghibah-dan-fitnah/

http://www.arrisalah.net/2011/11/12/antara-menutup-aib-dan-nahi-mungkar/

http://www.beritasatu.com/blog/tajuk/2166-sirnanya-rasa-malu-politisi.html

http://islamuna-adib.blogspot.com/2011/02/islam-dan-pemberitaan-koruptor-pada.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun