Mohon tunggu...
Ari Ambarwati
Ari Ambarwati Mohon Tunggu... -

Pengajar, peneliti dan peminat sastra anak, suka blusukan ke pasar tradisional, penikmat kuliner dan wastra tradisional Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pangapunten...

12 April 2010   10:23 Diperbarui: 4 April 2017   18:24 27485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Punten dalem sewu, pangapunten, sepurane adalah kata yang mempunyai makna yang sama. Yang pertama kalau diartikan dalam bahasa Indonesia adalah maaf beribu maaf, yang kedua mohon maaf, yang ketiga maafkan. Dalam etika bahasa Jawa, punten dalem sewu biasanya ditujukan kepada mereka yang mempunyai kedudukan sosial lebih tinggi atau mereka yang sudah sepuh (lanjut usia). Kalau kata ini dipakai, biasanya relasi keduanya agak berjarak, misalnya seperti abdi dalem pada rajanya. Sementara pangapunten umumnya permintaan maaf yang ditujukan pada mereka yang lebih senior baik dari segi kedudukan maupun usia, dengan relasi sosial yang lebih akrab. Sementara sepurane, dialamatkan untuk seseorang yang jauh lebih akrab, sebagai mitra kerja, kawan, tetangga, atu mereka yang seusia.

Mulanya saya pikir kata-kata ini sekadar basa-basi saja. Namun semakin saya sering mengucapkan dan mendengar kata ini diucapkan, maka saya sadar kata-kata ini bukan tak bersayap. Beberapa kawan selalu mengakhiri pertemuan dengan berjabat tangan sembari mengumandangkan kata ini, pangapunten ingkang kathah (mohon maaf yang sebesat-besarnya) atau sepurane yo (maafkan ya)...........Saya jadi tersadar betapa kesalahan itu tiap detik bisa saja dilakukan manusia. Bukan sekadar kesalahan ucap, tapi juga tindakan bahkan berprasangka buruk.

Saat berkumpul dengan siapapun, kawan, mitra kerja, sanak saudara bahkan orang yang baru kita kenal sekalipun, dalam kesempatan apapun, entah pengajian,rapat PKK, rapat kantor ataupun pertemuan resmi lainnya, kata ini kian sering saya dengar saat mengiringi jabat tangan tanda perpisahan. Saya jadi teringat nasehat seorang ustadz, Allah tak akan memaafkan kesalahan kita jika kita belum memohon maaf pada siapa saja yang sudah kita sakiti, baik secara verbal maupun non verbal.

Akhirnya meminta maaf menjadi amat ringan diucapkan, memberi maaf juga amat mudah dilakukan. Seperti yang pernah saya tuliskan pada salah satu status di facebook saya, JIKA KEMUDAHAN KEHILANGAN KAKI, MAKA KETULUSAN AKAN MEMBERINYA SEPASANG, JIKA SEPASANG TAK CUKUP MAKA IKHLASKANLAH, MAKA BERPASANG-PASANG KAKI AKAN MELENGKAPI SEJAUH PERJALANAN YANG KAU INGINKAN..............ikhlas memaafkan dan ikhlas memberi maaf. Langkah bakal terasa lebih ringan, maka mudahkanlah meminta maaf dan memberi maaf. Pangapunten.............

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun