Mohon tunggu...
Amazia W Yudha
Amazia W Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - 24, Female, Yogyakarta

Junior Writer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Baru: Perkembangan Media yang Masih Berlanjut

30 Agustus 2017   20:26 Diperbarui: 30 Agustus 2017   20:48 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ketika dihadapkan dengan kata 'new media', apa yang ada dibenak kita? Mungkin kita masih bertanya-tanya apa sebenarnya new media itu? Apa yang baru dari media? Bahkan mungkin sebagian dari kita juga bertanya sebenarnya media itu apa?

Menurut Williams, seperti yang dikutip dari Lister (2009 : 9) selama kurang lebih 60 (enam puluh) tahun terakhir, 'media' yang juga dikatakan sebagai 'medium' atau perantara yang digunakan untuk berbagai kondisi termasuk dalam 'media' itu sendiri. Kata media menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film poster, dan spanduk. Media merupakan sarana komunikasi yang bisa digunakan melalui media cetak, media penyiaran dan media online atau daring (dalam jaringan) dengan melalui internet.

Selama ini ketika kita membicarakan tentang media, biasanya kita masih cenderung berpikir tentang media cetak seperti koran, majalah, spanduk, poster, dsb; media penyiaran seperti televisi, radio dan film; periklanan, penerbitan, fotografi dan sebagainya. Media -- media tersebut yang ada di benak kita yang masih bersifat satu arah. Satu arah disini yang dimaksud adalah kita hanya bisa menerima produk dari media tersebut tanpa bisa melakukan timbal balik. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa kita sebagai khalayak disini hanya berperan sebagai penikmat yang bersifat pasif (terus menerus menerima tetapi tidak bisa memberikan feedback terhadap apa yang diterima). Sebagai contoh, dalam menggunakan media komunikasi masih dengan cara menonton televisi dirumah, menonton film di bioskop, membaca koran, mendengarkan radio dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat khayalak tidak bisa memberikan timbal balik secara langsung jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya menurut khalayak.

Namun, saat ini hal tersebut tidak terjadi lagi. Era media saat ini, era dimana teknologi komunikasi sudah semakin maju tidak lagi membuat media hanya bersifat satu arah. Memanfaatkan teknologi yang semakin canggih, menyebabkan kemajuan pada media dimana saat ini batasan antara produsen media yang memproduksi konten media dengan konsumen semakin tipis. Era media baru memunculkan adanya konsep trans-mediality yaitu siapapun bisa memproduksi konten media. Media dulu hanya orang-orang kaya yang memiliki uang saja yang bisa mempunyai media dan juga memproduksi konten media. 

Tetapi saat ini siapa saja bisa punya konten media, contohnya seperti bloggers, youtubers dan yang sedang booming akhir-akhir ini adalah citizens journalism. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sekarang bisa juga menjadi produsen. Dulu kita sebagai khalayak pasif sekarang bisa menjadi users/pengguna aktif. Mengapa terjadi demikian? Hal ini disebabkan oleh karena produsen bekerja dibawah tekanan pemilik media sehingga konten berita yang dihasilkan tidak maksimal. Ada campur tangan pemilik media dalam konten berita yang dihasilkan oleh produsen sehingga memunculkan fenomena 'konsumen menjadi produsen'.

Adanya fenomena dimana konsumen bisa menjadi produsen memunculkan pertanyaan, bagaimana dengan karakteristik media yang bersifat satu arah? Ternyata, karakteristik media di era media baru ini pun berubah. Era media baru karakteristiknya meliputi digital, interaktif, hypertextual, virtual, networked dan simulated. Perubahan karakteristik ini sebagian besar didominasi oleh adanya kemajuan teknologi. Tuntutan jaman yang semakin canggih, serba digital menyebabkan media juga harus mengembangkan diri agar dapat memenuhi keinginan pasar dan juga agar diminati oleh pasar. 

Namun, dengan adanya karakteristik ini membuat media baru memiliki peran yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Beberapa peran media baru diantaranya adalah pertama pergeseran dari modernitas ke post-modernitas, adanya perubahan ekonomi dan budaya pada masyarakat yang terstruktur sejak tahun 1960an menekankan bahwa media baru merupakan penanda dari perubahan tersebut. Kedua, mengintensifkan globalisasi. Adanya media baru menghilangkan batas-batas negara dalam hal perdagangan, kebiasaan, budaya, kepercayaan dan sebagainya. Dengan hilangnya batas-batas negara, kita juga dapat mencari informasi mengenai apa saja dan kapan saja melalui internet. Ketiga, melemahnya mekanisme kekuasan yang terkontrol dari pusat, yaitu dari negara-negara barat karena adanya jaringan media komunikasi baru.

Lalu sebenarnya apa yang baru di era media baru? Apakah hanya dengan karakteristiknya saja? Sebenarnya konsep new media sudah mulai booming sejak tahun 1980an, tetapi sampai saat ini kita masih saja dengan sukarela menghabiskan waktu 90 menit (mungkin lebih) menonton film di bioskop. Tetap saja tidak ada perubahan sekalipun di era media baru saat ini. Namun ternyata perubahan yang dialami setiap media berbeda-beda, tidak terjadi secara bersamaan. Misalnya yang terjadi pada perubahan pada dunia fotografi ketika ditemukan kamera digital. 

Perubahan pada dunia pertelevisian ketika dahulu hanya gambar hitam putih lalu menjadi berwarna. Semua media memiliki masa transisi masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa new media sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya pertama new media dipengaruhi oleh faktor historis. Konsep new media tidak semata-mata muncul begitu saja ketika ada media yang berubah. Dibutuhkan waktu yang lama untuk disebut sebagai new media. Kedua, dipengaruhi oleh ideologi media yang sangat kuat dan terakhir adalah bahwa tidak hanya secara teknologi saja yang merupakan 'hal yang baru' pada new media sehingga media baru tidak hanya bersifat teknis saja.

Hal-hal yang mempengaruhi adanya media baru jika dipikirkan kembali merupakan hal-hal yang masih bisa berkembang. Zaman masih akan berkembang,  era media baru saat ini bukan merupakan hal yang final, mengingat dalam waktu ke waktu bisa saja muncul sejarah baru,  ideologi baru dan teknologi yang baru dalam dunia kita.


Lister, M., et al., (ed). 2009. New Media:A Critical Introduction, Second Edition. Oxon : Routledge. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun