Mohon tunggu...
jois efendi
jois efendi Mohon Tunggu... Administrasi - nice and unpredictable person

Just me... That's all...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Doa Anakku

8 Mei 2015   15:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, tepatnya pagi ini, saat aku melihat daftar permohonan doa dari jemaat, aku dikejutkan dengan salah satunya. Jelas disana tertulis nama anakku, Justin. Tepat dibawah tulisan pokok-pokok yang perlu didoakan, dia menuliskan dengan huruf-huruf yang khas anak kelas satu: "Berkati Justin soalnya Justin Juni-Juli Justin liburan ke Singapore." Lalu dibawahnya Justin menggambar simbol love dan setelah itu kata Tuhan. Saat membacanya, kontan hatiku tergelitik dan terharu. Anak laki-laki kecilku sudah memiliki sebuah harapan, dan luar biasanya dia tahu kemana harus meminta dan berharap.

Aku duduk dikursi kantorku, lalu berdoa untuk permohonan doa beberapa jemaat dan permohonan doa Justin juga. Aku menyakini bahwa harapan dan permohonan anakku akan terdengar olehNya, hingga saatnya nanti Tuhan akan memberikan kami kesempatan untuk liburan ke Singapore. Teringatlah aku akan seseorang yang pernah berkata kepadaku, "Doa anak kecil itu besar khasiatnya loh!" Tidak percaya, coba renungkan sejenak dua hal ini:

1. Saat seorang anak meminta sesuatu kepada kita, dan saat itu kita tidak memiliki uang untuk membelikannya, biasanya apa yang kita sampaikan kepada anak kita, "berdoa saja, semoga Tuhan memberkati kita!" tanpa memberi penjelasan apapun setelah itu. Bukankah ini menunjukkan bahwa doa kita seperti kurang berkhasiat sampai kita meminta anak kita untuk berdoa dulu saat meminta sesuatu. Jangan-jangan orang tuanya memang tidak pernah berdoa, atau mempercayai doanya tidak cukup mampu memberikannya berkat untuk membelikan apa yang anak kita butuhkan.

2. Dari pengalamanku, anakku satu tahun yang lalu berdoa agar kami memiliki rumah sendiri. Kami sebagai orang tuanya memandang itu sebagai sesuatu yang konyol, karena memang sepertinya tidak mungkin. Namun setiap kali ditanya apakah yang ingin didoakan, dia selalu menjawab, "aku ingin memiliki sebuah rumah sendiri." Nah, saat ini, kami sudah memiliki sebuah rumah, meskipun kami harus mengangsur untuk membayar rumah tersebut. Apakah ini juga menunjukkan doa seorang anak kecil lebih berkhasiat?

Paling tidak dari  dua hal tersebut, dapat menjadi perenungan kita untuk tidak meremehkan doa seorang anak kecil. Saat doa itu konyol menurut kita, namun tidak untuk anak kecil. Saat itu, adalah harapan dan permintaan yang tidak masuk akal orang dewasa, kembali itu tidak akan berpengaruh pada logika anak kecil. Bukankah kita berdoa kepada Tuhan yang Mahasegalasesuatu, maka seharusnya tidak ada yang tidak mungkin untukNya untuk dijawab dan diberikanNya kepada kita bukan? Disinilah, kita bisa belajar sesuatu, doanya bisa saja sama, permintaannya bisa jadi sama, namun keyakinan dan keberserahan kita berbeda.

Doa Anakku mengingatkanku untuk lebih yakin dan berserah padaNya daripada segala logika yang aku miliki, bagaimana dengan saudara?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun