Ribuan rakyat berbondong-bondong memasuki lapangan, guna mendengarkan oratornya. Tampak seorang Laki-laki itu membetulkan dasi dan jaz yang bertengger gagah membalut tubuh kekarnya, sebelum akhirnya menaiki podium, tempat khusus untuknya berpidato.Â
Tangan kanan ia kepalkan ke udara, seakan ingin memberi tahu bahwa dirinya orang penting di Indonesia. Teriakan histeris terkumandangkan menyambut langkahnya. Namun dari belakang ada tangan yang memegang lengannya turut memberhentikan langkah tegapnya.Â
Nampak seorang kakek  dengan pakaian penuh tambalan. "Nak, nampaknya engkau akan melalui jalan penuh darah." Ujar sang kakek sambil berlalu hilang.
***
Malam telah sunyi suasana semakin gelap. Hanya temaram rembulan yang setia menyambut Ali saat terbangun dari lelapnya. Sudah tiga kali ini dia bermimpi sosok kakek berpakaian compang-camping dengan sorot mata tajam, berkharisma tinggi layaknya para kyai. Anehnya jari jempol kakek itu lentur, seperti tanpa tulang. Hal itu bisa dirasakan Ali saat kakek tersebut mencengkeram lengannya.Â
"Ah, masa bodoh, mungkin hanya mimpi kebetulan belaka." Â Tanpa berpikir banyak Ali tidur kembali, nampak dari wajahnya yang kusut bahwa dia sedang dirundung capek karena kampanye yang ia gaungkan di penjuru kota semalaman.Â
Memang aktivitasnya sebagai politis telah menyita banyak waktunya. sehingga diumurnya yang ke tiga puluh tahun  Ali masih saja belum membentuk bahtera rumah tangga.Â
Ibadahpun tak lagi diindahkannya, padahal secara keturunan Ali adalah keturunan Kyai besar. sekejap Ali bangun dan terduduk di ranjang empuknya. nampaknya mimpi itu kembali bertandang sehingga membuat rasa kantuknya buyar seketika. pikirannya pun turut gelisah. Mata ia edarkan ke langit-langit kamar yang dicat biru elegan. terasa kra baju tidurnya basah oleh keringat yang menempel di leher jenjangnya.Â
Ali menarik nafas pelan tapi dalam sebelum akhirnya mengeluarkannya dengan lega. nampaknya malam ini akan menjadi malam yang mencekam baginya. Seumur hidup baru sekarang dia bermimpi aneh seperti ini. Siapa kakek itu sebenarnya? ada maksud apa bertandang dalam mimpi?
***
"Apakah anda mengenal siapa gerangan kakek itu" tanya Ali pada salah seorang kyai besar -yang menurut warga setempat ahli dalam menafsiri mimpi- dengan ekspresi wajah yang ingin tahu segala hal.
"Jelas aku mengenalnya karena Dia adalah sahabatku. Namanya Balyah bin Malkan. Mungkin terdengar asing di telinga anda padahal dia sangat masyhur di kalangan Ulama. Ciri-cirinya seperti yang anda sebutkan tadi, tidak punya tulang di jari jempolnya dan setiap jalan yang didaluinya akan tumbuh tanaman hijau setinggi mata kakinya." Jawab Kyai itu dengan senyuman penuh arti
"Lantas apa tafsiran dari mimpi yang saya alami"
"Jelas, bahwa kakek itu mengharap anda berhenti menjadi politis. dan mungkin akan terjadi peristiwa berdarah apabila anda mengindahkannya. " Ujar seorang Kyai saat ditanya oleh Ali mengenai tafsir mimpinya.
Tapi bagi Ali menjadi politisi adalah harga mati, mengingat sejak kecil dia selalu bercita-cita menjadi kepala dari puluhan, ratusan, atau ribuan rakyat. Dia berusaha meyakinkan hatinya bahwa itu hanya mimpi belaka yang tak ada kaitan dengan kariernya saat ini.