Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Redam Ujaran Kebencian, Hargai Keberagaman

14 Juli 2017   18:31 Diperbarui: 14 Juli 2017   18:34 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Hate Speech - http://theievoice.com

Sebagai negara yang berbudaya, sudah pasti seharusnya perkataan dan perilaku yang keluar juga berbudaya. Dan ujaran kebencian yang akhir-akhirnya sering muncul di berbagai media sosial, jelas bukanlah tradisi dari budaya Indonesia. Ujaran kebencian justru berpotensi memicu terjadinya konflik, yang bisa terus meluas jika tidak diredam. Tidak hanya itu, ujaran kebencian juga berpotensi bisa memicu terjadinya tindakan intoleran.

Kenapa ujaran kebencian ini perlu menjadi perhatian? Karena ujaran kebencian ini telah dipolitisir dengan isu SARA. Ujaran kebencian juga telah dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Yang satu merasa dirinya paling benar, sementara yang lain dianggap sebagai pihak yang selalu salah. Dialog antar pihak menjadi hal yang sulit dilakukan, karena salah satu pihak merasa dirinya paling benar. Jika para pihak tidak bisa saling mengendalikan diri, dikhawatirkan konflik secara terbuka akan mudah terjadi.

Banyak orang tidak habis pikir, kenapa isu agama dimanfaatkan untuk menebar kebencian. Orang berbeda agama menjadi persoalan menjelang pilkada. Sementara negara ini menjamin setiap warga negaranya, bebas memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Negara ini juga menjamin setiap masyarakat bisa beribadah dengan tenang, tanpa takut mendapatkan intimidasi dari pihak lain. Faktanya, kekerasan yang mengatasnamakan agama masih terjadi. Padahal, negeri ini sangat beragama, dengan suku dan budaya yang berbeda-beda.

Keanekaragaman menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Bahkan, dalam Al Quran sendiri menegaskan, bahwa keberagaman di muka bumi ini merupakan sebuah keniscayaan. Bahkan, Allah SWT menganjurkan setiap manusia untuk saling mengenal satu sama lain. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS Al-Hujurat, ayat 13)

 

Semangat toleransi, juga tertera dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari. Ketika Nabi ditanya, "Agama yang manakah yang paling dicintai Allah?'' Nabi SAW menjawab "agama asal mula yang toleran (al-hanfiyyatus samhah). Dalam Al-Jami' As-Shaghir, Imam al-Suyuti juga menjelaskan bahwa Nabi bersabda, "seutama-utama keimanan adalah sabar dan toleransi " (afdlalu aliman al-shabru wa al-samhah). Hal ini artinya, toleransi atau saling mengharga antar sesama justru dianjurkan. Lalu kenapa banyak umat yang saling menebar kebencian? Kenapa banyak umat yang mempermasalahkan perbedaan orang lain?

Mari kita jadikan renungan bersama. Jika selama ini kita masih diselimuti kebencian dalam diri, saatnya untuk membuangnya jauh-jauh. Kebencian terbukti mendekatkan diri pada amarah, dan perbuatan yang tidak terpuji. Ujaran kebencian juga berpotensi menghancurkan rasa saling hormat antar sesama. Kemajemukan dan keberagaman akan menjadi hal yang sulit ditemukan di Indonesia. Padahal, Indonesia berkembang dari keberagaman yang telah ada sejak dulu. Bahkan, Komnas HAM telah menegaskan bahwa ujaran kebencian membuka praktek diskriminasi dan kekerasan terhadap orang lain. Jika terus dibiarkan, tentu hal ini akan mendorong terciptanya konflik di masyarakat. Dan keberagaman yang menjadi karakter negeri ini, akan hilang oleh tangan-tangan masyarakatnya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun