Mohon tunggu...
A Karma Sentika
A Karma Sentika Mohon Tunggu... -

Lahir di Surabaya, dan sekarang tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Musibah

14 November 2010   12:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12897381061862663046

Perjalanan ini pun, seperti jadi saksi Gembala kecil, menangis sedih ...

Kawan coba dengar apa jawabnya ketika di kutanya mengapa Bapak ibunya tlah lama mati, ditelan bencana tanah ini .....................

Barangkali di sana ada jawabnya Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita Yang selalu salah dan bangga, dengan dosa-dosa Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita

Penggalan lirik lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G Ade ini selalu di terdengar di layar kaca, ketika tivi memberitakan tentang bencana alam yang terjadi di negara kita. Bencana seolah datang bertubi-tubi menyapa Indonesia, belum lama kita mendengar kebakaran, tabrakan kereta-api, bencana banjir bandang di Wasior kemudian terjadi tsunami di Mentawai, serta terakhir batuknya Gunung Merapi yang hingga kini masih menyengsarakan penduduk di sekitarnya.

Memang, bencana tidaklah serta-merta datang tanpa sebuah penyebab, ini adalah sunnatullah. Bencana yang datang merupakan hasil dari sebuah proses yang kadang dilakukan manusia sehingga bencana ini menyapa kita.

Dari bencana yang beruntun menghampiri negara ini, membuat kita bertanya, seperti yang di tanyakan Ebiet G Ade, mengapa ini semua terjadi? Apa yang salah dengan negeri ini ? dosa apa yang telah kita perbuat ?

Musibah yang menimpa seorang hamba tidak terlepas dari tiga keadaan, yaitu hukuman/adzab, teguran/peringatan atau ujian.

Musibah sebagai hukuman atau Azab Allah

Sebagian orang beranggapan bahwa terjadinya serangkaian bencana di negeri ini adalah azab atau hukuman Allah atas banyaknya kemaksiatan yang terjadi. Perzinahan, perjudian, perampokan dan kemaksiatan lain semakin meraja-lela bahkan di lakukan tidak secara sembunyi-sembunyi tetapi sudah secara terang-terangan. Demikian pula korupsi, kezaliman terhadap rakyat kecil, peradilan yang tidak memihak pada kebenaran sudah merupakan konsumsi sehari-hari. Bahkan sebagian orang menyalahkan pemimpin di Negeri ini yang tidak memihak atau berbuat dzalim kepada rakyat kecil

Jadi, apakah musibah yang terjadi merupakan azab atau hukuman Allah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun