Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sandiaga Uno, Sosok Milyarder Yang Rendah Hati

27 September 2011   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35 3552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pria yang bernama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno ini mungkin adalah tipikal sosok pria  masa kini yang digandrungi banyak kaum perempuan. Ia muda, very handsome, kaya raya dan rendah hati. Sosok Sandi memang merupakan salah satu fenomena dalam jagat bisnis di tanah air. Dalam usianya yang masih terbilang muda, 42 tahun, ia telah dinobatkan oleh majalah internasional Forbes, sebagai orang kaya nomer 29 di Indonesia. Total kekayaannya sekitar Rp 800 milyar (wooow). Melalui perusahaannya yang bergerak di bidang investasi, yakni Saratoga Capital, anak Mien Uno ini telah meneguhkan dirinya sebagai anak muda cemerlang dengan visi bisnis yang maknyus. Riwayat Karir Tahun 2008 ia dinobatkan menjadi ”Entrepreneur of The Year” dari Enterprise Asia untuk predikat pengusaha terbaik. Pencapaian itu adalah buah dari pergulatan panjang. Namun, pria yang akrab disapa Sandi itu menyebut dirinya sebagai ”pengusaha kecelakaan”. Itu karena kiprahnya di dunia usaha dimulai tatkala kondisi karier dan keuangannya sedang terpuruk pada 1998. Pria lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cumlaude itu mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Tahun 1991 ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif 4,00. Kariernya terus melesat. Pada tahun 1994 ia bergabung dengan MP Holding Limited Group sebagai investment manager. Pada 1995 ia hijrah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan. Namun, kariernya itu tak berlangsung lama. Krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Semua tabungan hasil jerih payahnya yang diinvestasikan ke pasar modal juga turut kandas akibat ambruknya bursa saham global. Sisi Religius Dalam tulisan ini, saya akan mencoba mengenal lebih dekat dengan Sandi. Didalamnya saya mau menelisik dua pelajaran bisnis yang barangkali bisa kita petik. Sejatinya, yang juga membuat banyak orang tertegun, adalah sikap rendah hati dan kehidupan religius Sandi yang amat kental. Ia dikenal sebagai pria yang melakoni ritual puasa sunnah Daud (puasa setiap dua hari sekali, sepanjang tahun). Orang yang kaya raya ini ternyata begitu akrab dengan dunia ukhrowi (dunia akherat). Subhanallah. Ia juga tak pernah berhenti sholat sunnah Dhuha setiap pagi. Dalam sebuah perbincangan informal, Sandi memberikan pengakuan seperti ini : “Jadi begini, ibadah itu kalo sudah rutin kita lakukan bukan lagi menjadi sebuah kewajiban tapi menjadi sebuah kebutuhan. Jadi kalo aku gak sholat dhuha sekali aja, tiba-tiba ada sesuatu yang hilang, aneh rasanya. Walaupun itu sunnah jadi terasa wajib. Dan aku ngerasain sekali hikmahnya, sudah 7-8 tahun ini rutin aku lakukan, rejeki itu seperti gak aku cari, semua datang sendiri seperti rezeki itu kpd saya.” Kalau kalimat diatas diucapkan seorang Ustadz, kita biasa mendengarnya. Namun kalau yang bilang adalah anak muda dengan kekayaan 800 milyar, hmmm...That is the power of IBADAH.. Mungkin inilah salah satu sosok Pemimpin Muda yang bisa diharapkan untuk memimpin Indonesia dimasa depan, hanya saja calon pemimpin seperti ini sangat sulit untuk muncul kepermukaan,bahkan kadang kala sudah diserang dengan berbagai fitnah, agar sosok seperti ini tidak tampil kepermukaan. Masih banyak sosok pemimpin muda yang sangat bisa diharapkan dimasa depan, hanya saja sayangnya kondisi politik saat ini tidak memnginginkan mereka tampil kepermukaan. Sumber tulisan di kutif dari berbagai situs online dan refernsi teman-teman lewat BBM Gambar Illustrasi : By Google Images

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun