Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rahim Tahir Membawa JNE Masuk Era Industri Kreatif Berbasis Digital

24 Desember 2015   07:08 Diperbarui: 24 Desember 2015   08:40 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap ada event, datang lebih awal dari jadwal yang ditentukan sudah jadi habit saya, sama juga saat diundang pada event Kompasiana Nangkring bersama JNE hari ini, setelah Sholat jumat tidak jauh dari Gedung JNE, saya pun bergegas ke tempat acara. Oleh petugas keamanan, saya di arahkan ke lantai 5 dulu. Ruangan tunggu. Meski Di undangan tertera tempat acara ada di lantai 7. Di sana sudah hadir baru ada lima kompasianer, saya lalu masuk ke ruangan yang disediakan. Tidak berapa lama menunggu kemudian tiba-tiba datang pria seorang dengan langkah kaki cepat, berbadan tegap dengan senyum ramah menyalami kami satu per satu sambil memperkenalkan dirinya 'Rahim'. waktu itu, saya tidak terlalu hiraukan, siapa dia, ahhh mungkin dia humas JNE atau pegawai biasa di sana, dalam hati.

Kira-kira pukul 2 siang, oleh salah seorang staff JNE kami diminta untuk ke lantai 7 karena acara sudah akan dimulai. Di lantai 7 sudah ramai tamu beberapa diantaranya wartawan, saya tidak perlu menanyakan, karena mereka sudah terlihat dari identitas dan asesoris yang mereka kenakan. Sama halnya saat mengenali seorang Blogger. Sudah otomatis tahu…insting hehhehe.

Hari itu, Jumat,11 Desember 2015, saya mendapat undangan dari admin Kompasiana untuk ikut acara Kompasiana Nangkring di Kantor JNE, Jalan Tomang Raya No.11, Jakarta Pusat.

hadir sebagai Pembicara, Presiden Direktur PT. Jalur Nugaraha Ekakurir (PT.JNE), Bapak Mohamad Feriadi, CEO Grup JNE, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Ricky Pesik, CEO Group JNE, Abdul Rahim Tahir, CEO Provetic, Iwan Setyawan. CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky Di pojok ruangan sy lihat Kang Pepih lagi asyik main Gadget (Cerita saya dengan Kang Pepih ada ditulisan saya berikutnya)

Moderator acara adalah salah seorang News Anchor Kompas TV, Liviana Cherlisa, MC-nya lagi-lagi Mbak Citra, orang yang sama yang pernah saya jumpai di Kompasiana nangkring sebelumnya, sepertinya dia sudah jadi langganan kompasiana untuk jadi MC di Kompasiana Nangkring. Nah, sesaat setelah Mbak Citra memperkenalkan salah satu narasumber untuk tampil, saya baru sadar bahwa dia adalah orang yang sama yang saya salami tadi di ruang tunggu.CEO Group PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

Abdul Rahim Tahir mengawali karirnya hanya sebagai kerani (pegawai adminsitrasi) dan juga pernah menjadi Kurir di sebuah perusahaan pengiriman di Singapura. akhirnya bisa mencapai tangga sukses saat menjabat sebagai Vice President di DHL Supply Chain Asia Pacific-Certified Supply Chain Specialist (CSCS) Program (2014-2015), Managing Director di DHL Supply Chain, Indonesia (2006 – 2014), Chief Operating Officer di PT Rapex Wahana (RPX) Group,Indonesia, Managing Director – Supply Chain Services, South Pacific Region di Federal Express Pacific Inc. (1999 – 2001), General Manager – Supply Chain Services, South Pacific Region di Federal Express Pacific Inc (1996 – 1999), Director Business Planning di Concord Express International (1994 – 1996), Operations Manager di Federal Express Pacific Inc. (1992 – 1994) dan Direct Sales Manager Singapura & Malaysia di Airborne Express (1983 – 1992)(salam-online.com)

[caption caption="Bapak Abdul Rahim Tahir, CEO Grup PT.JNE"]

[/caption]Pria Melayu asal Singapura ini sekarang dipercaya untuk memegang tampuk pimpinan di sebuah perusahaan jasa Kurir express terkemuka di Indonesia, JNE. Ini juga menunjukkan kepada saya sebuah pengertian bahwa seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk”. Meski sudah di level puncak sebuah perusahaan besar dia tidak malu dan sungkan untuk berinteraksi dan menyapa orang lain.

Dalam paparannya saat tampil sebagai pembicara, Bapak Rahim mengatakan, peluang industri kreatif berbasis digital ke depan sangat prospek, didukung sebuah data bahwa di Indonesia saat ini pengguna mobile phone/handpone ada sekitar 260 juta, 74 juta pengguna internet aktif.

  1. JNE memang saat ini sedang berkembang pesat, melihat sejarahnya, awal-awal JNE didirikan, hanya berjumlah 8 orang. Sekarang, karyawan JNE seluruh Indonesia sudah ada 14 ribu. Selain itu, JNE sudah mengembangkan 5000 agen dan gerai di sejumlah titik di Indonesia. 12 juta kiriman dalam satu bulan.

“ke depannya, JNE akan fokus hanya pada Express Courier, warehouse, dan Inovasi IT system dan pengembagan Human Capital,” kata Bapak Feriadi, dalam sesi presentasinya di acara kompasiana Nangkring. Saat ini, JNE sedang membangun sebuah warehouse atau Gudang logistik di Cikarang, sedang dalam tahap clearing lahan.

Kesadaran dan Ketertarikan JNE atas pentingnya industri kreatif berbasis digital ini sudah berlangsung lama, dengan banyaknya kiriman dari berbagai online shop. Barang-barang hasil transaksi di media sosial atau toko online banyak menggunakan jasa kurir JNE. Seperti bukalapak.com dan lain-lain. Achmad zaky pun mengutarakan hal yang sama. JNE dan Bukalapak.com sudah lama menjalin kerjasama pengiriman.

Sebagai wujud pelayanan ke masyarakat, JNE memperkenalkan dan sudah menjalankan program yang disebut, Jesika, jemput air susu seketika dan pesona, pesan oleh-oleh nusantara. Jesika ini adalah layanan penjemputan dan pengantaran Air Susu Ibu (ASI) sebagai solusi bagi ibu-ibu yang bekerja sementara pada waktu yang sama harus memberikan ASI kepada putra-putri mereka. Sehingga JNE juga berperan mendukung program pemerintah yaitu sosialisasi pemberian ASI eksklusif. Caranya cukup dengan menghubungi kontak : 0-800-1-451-451 atau email: jesika@jne.co.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun