Mohon tunggu...
Ahmad Basofi Mujahidin
Ahmad Basofi Mujahidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia / ASN Kementerian Pertahanan

seorang mahasiswa program RPL di Fakultas Ilmu Keperawatan - Universitas Indonesia dan saat ini sedang izin belajar sebagai ASN perawat pelaksana di RS Pusat Pertahanan Negara PB. Soedirman - Kementerian Pertahanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudut Pandang Keperawatan dalam Menanggulangi Dilema Etik dan Sumber Daya Institusional

11 Mei 2024   08:25 Diperbarui: 11 Mei 2024   08:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : suasana pembelajaran profesional FIK UI

Keperawatan sebagai profesi yang berfokus pada perawatan pasien, sering kali dihadapkan pada dilema etik dan keterbatasan sumber daya institusional. Dilema etik muncul ketika perawat dihadapkan pada situasi yang melibatkan pilihan sulit dan nilai-nilai yang saling bertentangan seperti antara menghormati otonomi pasien dan melindungi kesejahteraanya. Keterbatasan sumber daya institusional seperti kekurangan staf, peralatan dan dana dapat menjadi dilema dan etik. Perawat profesional mempunyai peran khusus dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Di rumah sakit perawat sering bertemu dengan klien dengan berbagai jenis agama/kepercayaan. Perbedaan ini membuat perawat dan klien memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyelesaikan masalah (Musrifatul, 2022).

1. Menaggulangi Dilema Etik

Dilema etik menyebabkan masalah bagi klien dan pemberi layanan. Masala etik berasal dari kontroversi dan konflik. Untuk mengatasi kontroversi perlu menanggulangi masalah etik dengan teliti. Penyelesaian dilema etik memiliki banyak kesamaan cara dengan proses keperawatan. Yang membedakan dari proses keperawatan adalah karena dilema etik memerlukan negoisasi terhadap perbedaan pendapat (Potter et al., 2019). Setiap Langkah dalam menanggulangi dilema etik sama seperti langkah-langkah dalam berfikir kritis. Proses dimulai dengan mengumpulkan semua informasi terkait, yang kemudian dilaksanakan kelompok melalui pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.  Menurut Curtin dalam Potter et al., (2019) mengemukakan bahwa jika masalahnya merupakan etik, maka akan melibatkan minimal datu dari yang disebutkan dibawah ini :

- Tidak dapat menyelesaikan hanya melalui tinjauan data ilmiah. Untuk memutuskan masalah etik perlu mengumpulkan informasi yang jelas tentang situasinya. Informasi ini berasal dari rekam medis, literatur pelayanan kesehatan, konsultasi dengan teman sejawat atau konsultasi dengan klien dan keluarganya

- Tidak dapat berfikir logis atau mengambil keputusan terkait masalah  yang membingungkan.

- Jawaban dari masalah memiliki kedalaman hubungan dengan area kepedulian kemanusiaan.


Pendokumentasian proses etik tergantung pada institusi dan situasi. Proses ini melibatkan konferensi keluarga atau perubahan dalam rencana menejemen. Beberapa institusi menggunakan formular konsultasi etik khusus untuk membuat dokumentasi. Menurut Potter et al., (2019) menjelaskan beberapa cara mengatasi dilema etik yaitu :

- Buat pertanyaan, apakah ini merupakan dilema etik? Jika  tinjauan dan ilmiah tidak menjawab pertanyaan, pertanyaan bersifat membingungkan dan jawaban mempunyai hubungan dengan area kepedulian kemanusiaan maka kemungkinan telah menjadi dilema etik.

- Kumpulkan informasi yang berhubungan dengan kasus. Klien, keluarga, institusional dan pandangan sosial merupakan sumber informasi yang penting

- Klarifikasi nilai. Bedakan antara fakta, pendapat dan nilai

- Kemukakan masalah tersebut. Pernyataan dilema yang sederhana dan jelas tidak selalu mudah diselesaikan, tetapi dapat membantu menjamin efektivitas dalam perencanaan akhir dan memfasilitasi diskusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun