Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Berlalu Lintas di Banda Aceh, Makin Hari Makin Seru

28 Februari 2013   02:45 Diperbarui: 14 November 2019   19:43 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1362018724444827555

Melihat kota Banda Aceh sekarang ini bukan saja membuat takjub dengan aneka pembangunan dan pegembangan jalan dan kota di mana-mana. Jalan yang mulus. lebar dan bersih serta aneka kendaraan modern dan mewah menawan bertebaran di mana-mana.

Polisi lalulintas yang mengatur jalan raya juga lebih siap, siaga dan menjalankan tugasnya di setiap persimpangan dalam kota. Selama tiga bulan berturut saya pergi kerja hampir setiap hari (kecuali Sabtu) polisi lalulintas dibantu satuan dalam jajarannya siaga baik hujan menerjang kota maupun tidak.

Akan tetapi yang menyesakkan dada adalah melihat fenomena berkendara pada umumnya warga di kota ini rasa-rasanya masih jauh di bawah standarisasi berlalu lintas di jalan raya. Kebanyakan tidak memahami rambu-rambu berlalulintas dengan baik.

Berdasarkan UU No.22 tahun 2009 tentang Lalulintas, pengertian lalu lintas adalah "Gerak Kendaraan dan Orang dalam Ruang Lalu Lintas."  Untuk menggerakkan orang dan kendaraan telah tersosialisasi beberapa rambu-rambu lalu lintas yang mempunyai pesan kepada pengguna lalu lintas sebagai :

  1. Perintah
  2. Larangan
  3. Peringatan
  4. Anjuran
  5. Petunjuk

Atas dasar itu, ada beberapa kejadian yang benar-benar tidak masuk akal yang terlihat dan penulis alami sendiri selama tiga bulan kembali berada di kota ini, yaitu :

  • Di persimpangan lampu pengatur lalu lintas, posisi kendaraan yang mau ke kanan atau ke kiri tidak berada pada tempatnya. Yang mau belok ke kiri berada sebelah kanan, sedangkan yang sebelah kiri memotong ke kanan. Kendaraan pada jalur tengah haruskah terjepit?.
  • Posisi kendaraan tidak berada dalam marka jalan sehingga dalam satu marka harusnya bisa terisi dua kendaraan mobil pribadi sejenis minibus atau sedan hanya terisi satu kendaraan saja, akibatnya antrian panjang ke belakang.
  • Posisi kendaraan di hadapan kita (seberang jalan bagian depan) yang mau berbelok ke arah kanannya bahkan yang mau terus lurus ke depan sering memakan jalan. Padahal sudah tersedia dua jalur untuk mereka, masih ingin menambah satu porsi lagi hingga jadi tiga jalur. Akibatnya pengguna jalan dari arah berlawanan terganggu arusnya karena ruangan untuk dilalui menjadi sempit.
  • Saat kendaraan dijalankan posisi garis jalan (marka) terlindas bahkan dikangkangi, tidak jelas mau ke kiri atau kenan.
  • Lampu sein (rencana arah) tidak berjalan semestinya. Ada yang lampu nyala sebelah kiri tapi malah belok ke kanan. Atau lampu sein sebelah kanan nyala terus sepanjang jalan seolah-olah hendak menyalib kendaraan di depannya, padahal di depannya tidak ada kendaraan untuk dilewati. Entah karena lupa mematikan saat berbelok sebelumnya tapi harusnya bisa melihat ke arah indikator pada dashboard kendaraan, indikator pasti mengeluarkan bunyi halus dan lampunya berkedip-kedip memberi pesan pada pemakainya bahwa alat itu masih menyala (dikembalikan ke normal).
  • Posisi parkir tidak berbentuk. Pada tempat-tempat tertentu di perkantoran dan pertokoan, posisi parkir ada yang melintang, serong, arah semraut sehingga ketika kita akan keluar sangat sulit. Petugas parkir sendiri angin-anginan, kalau panas datang menyengat ia lebih suka berteduh di bawah pohon pakai topi rimba dan menarik rokoknya dalam-dalam. Begitu juga kalau hujan, petugas parkir lebih suka ngopi ketimbang mengatur kendaraan yang akan keluar dalam posisi tidak karuan seperti itu.
  • Kendaraan bermotor dan mobil yang berbelok tiba-tiba jangan tanya lagi. Kendaraan yang berada di hadapan kita itu jangan kira lurus-lurus saja jalannya. Tanpa angin dan gangguan apapun bisa tiba-tiba mencelat ke arah kanan atau tiba-tiba saja mengarah lebih ke kanan.

Yang terakhir adalah soal skala prioritas. Manakah yang lebih diduluankan antara pejalan kaki, sepeda, motor, mobil kecil hingga besar (bis kota dan truk 6 roda dan seterusnya). Fenomena berlau lintas  ini sepertinya sudah tak jelas lagi aturannya di seluruh Indonesia. Siapa yang berani sorong kepala kendaraannya itulah yang duluan masuk. Padahal etikanya adalah duluankan yang lebih kecil pada posisi wajar (normal).

Pengguna sepeda harus menduluan pejalan kaki pada posisi normal (wajar). Begitu juga pemakai sepeda motor harus mengutamakan pengguna sepeda (pada posisi wajar atau normal), begitu juga seterusnya hingga kendaraan paling besar.

Tapi apa yang terjadi kini??? Banyak ditemukan sepeda babak belur dihantam oleh sepeda belur, bahkan pejalan kaki pun dibikin semaput -kalau masih panjang umurnya- oleh atraksi pembalap motor yang akhir-akhir ini tumbuh berkembang biak setanah air.  Kondisi ini juga terjadi di kota Banda Aceh dengan hadirnya "pembalap kambuhan" saat memacu waktu ke tujuan masing-masing setiap pagi dan sore.

Apa dan bagaimana cara mengatasi semua ini?

Satu sisi pemerintah kota , polisi lalu lintas dan warga lainnya yang patuh dan taat berlalu lintas penuh etika dan memiliki seni berlalu lintas telah memperlihatkan dan memberi contoh teladan bagaimana saling menghormati dan menghargai sesama pemakai ruang lalu lintas agar sama-sama selamat sampai tujuan.

Akan tetapi  ironisnya sebagian lainnya sepertinya tidak mementingkan hal seperti ini. Entah dalam benaknya yang terpenting adalah lekas sampai, karena ia punya target, karena ia hanya mikir apa yang bisa dimakan hari ini. Padahal pada kondisi yang  sama pengguna jalan lainnya juga mempunyai kondisi dan kepentingan yang sama, ingin lekas sampai di tujuan, punya target, punya beban ekonomi, punya keluarga yang harus dihidupi setiap harinya dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun