Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Murid-murid HOS Cokroaminoto Berperang, Siapa yang Dipilih Indonesia?

20 September 2017   05:20 Diperbarui: 24 September 2017   23:23 3600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Ada sebab ada akibat dan dari sebab maka akibat akan terus menerus dirasakan selama orang itu mengingat dan tidak mau berfikir ke depan"

Saya sengaja  menuliskan kalimat itu dulu sebelum saya menjelaskan tafsir saya tentang apa yang terjadi sehingga perang saudara yang terjadi di Indonesia itu harus selalu kita kecam dan laknat yang ironisnya justru semakin hari semakin menjadi dendam yang diam-diam bisa saja menjadi bom yang bisa membuat perang terjadi kembali.Dan semoga itu tidak akan pernah terjadi lagi.

Saya akan memulai dari Tokoh Besar Islam yakni HOS.Cokroaminoto.Beliau adalah pahlawan Indonesia yang bergerak lewat jalur pendidikan dengan mendirikan organisasi syariat Islam.Beliau juga adalah pelopor pergerakan Indonesia dalam melawan Belanda.Kata-kata termasyhur yang kelak akan menjadi batu loncatan para muridnya adalah Setinggi-tinggi ilmu,semurni-murni tauhid,sepintar-pintar siasat.Hos Cokroaminoto mempunyai murid yakni Soekarno ( Yang kelak dengan ideologi nasionalismenya),Semaoen dan Muso ( Yang kelak dengan ideologi sosialis/komunisnya ) dan Kartosuwiryo ( Yang kelak dengan ideologi Negara Islamnya ).

Murid-muridnya ini menggunakan segala macam kekuatan pendidikannya untuk melawan Belanda artinya baik Soekarno,Semaoen,Muso dan Kartosuwiryo sama-sama berkeinginan untuk melawan Belanda dengan caranya masing-masing.Dari sini bisa dilihat bagaimana mereka menggunakan ideologi itu sebagai metode melawan Belanda.

Perselisihan terjadi justru setelah kemerdekaan Indonesia artinya setelah menang melawan Belanda,mereka sama-sama masih ngotot dengan cara pandangnya masing-masing.Mereka telah lupa bahwa harusnya ideologi itu hanya digunakan sebagai metode perlawan melawan Belanda bukan malah melawan sesama saudara sendiri.Lagi-lagi ini soal kekuasaan dan jabatan,dari tiga tokoh yang berseberangan ideologinya hanya satu yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia yakni ideologinya Soekarno yang nasionalis

etapi sayangnya Semaoen dan Muso masih saja ngotot dengan pendiriannya untuk membuat negara komunisme padahal pendekar komunisme sendiri yakni Tan Malaka justru menghendaki bahwa komunisme itu sebagai metode saja artinya jangan sampai gara-gara berbeda pandangan malah terjadi perang saudara.Wujud ketidaksetujuannya dengan ideologi nasionalis,terjadilah pembrontakan PKI di Madiun 1948.Kita bisa melihat bahwa dua murid yang saling berseberangan pandangan harus bentrok.Soekarno yang menjadi Presiden serta mempunyai kekuatan di tentara saat itu harus berperang dengan teman seperjuangan dulu sebelum kemerdekaan.Muso pun tewas oleh pasukan tentara pada 31 oktober 1948.

Murid yang lainnya yakni Kartosuwiryo juga punya pandangan lain tentang Indonesia.Dia ingin Indonesia berasaskan Islam,wujud pembrontakannya terjadi dengan mendirikan NII ( Negara Islam Indonesia ) tetapi karena Soekarno sudah menjadi Presiden dan ideologi nasionalis telah diterima seluruh Indonesia maka ideologi yang diusung Kartosuwiryo  pun ditolak dan mengharuskan ia berperang.Lagi-lagi perang saudara sesama rakyat Indonesia terjadi sebab cara pandang perbedaan ideologi negara.Kartosuwiryo tewas.

Dari peristiwa itu kita tidak boleh serta merta menyalahkan peran dari Semaoen,Muso dan juga Kartosuwiryo karena bagaimanapun penghianatannya dengan Bangsa Indonesia,mereka dulu pernah bersama-sama ingin bercita-cita Indonesia merdeka dari Belanda.Sayangnya sifat mengalah tidak dimiliki mereka,padahal sudah bisa dipahami ideologi Soekarno yang nasionalismelah yang dapat diterima seluruh Indonesia.Jika saja mereka mengalah dan urun rembug bersama,tentu mereka akan dikenang sebagai Pahlawan Bangsa.Bukan dikenang sebagai Pembrontak.

Kita sekarang melangkah ke tragedi perang saudara yang terjadi.Bagaimanapun keadaannya,ini merupakan sejarah kelam bangsa kita bahwa kita pernah berperang sesama saudara sendiri dalam kaitannya rebutan menang ideologi.Lagi-lagi masalah kesepakatan bersama seluruh Bangsa Indonesia.Jika seluruh Bangsa Indonesia menghendaki ideologi pancasila yang nasionalis maka saat itu juga ideologi kiri yang sosialis komunis dan ideologi negara islam sama-sama tidak laku alias tidak bisa diterima seluruh rakyat Indonesia.

Korban besar pertama dari pihak muslim dimana terjadi pembantaian oleh orang PKI yang menganggap bahwa Islam sebagai penghambat jalannya ideologi mereka.Tragedi kelam ini bahkan sangat-sangat tidak bisa diterima nalar,Ulama-ulama dan Kyai dibunuh padahal mereka sama sekali tidak ada hubungan masalah dengan pihak PKI.Lagi-lagi ini masalah kekuasaan dan jabatan.Masyarakat Islam menjadi korban.Dari kejadian inilah yang membuat orang Islam sampai kini terus saja membenci PKI sebab kejadian pembantaian tadi.

Di lain cerita,orang-orang kiri / komunis juga dibantai secara tragis lewat peristiwa 65.banyak korban di pihak kiri yang kebanyakan mereka adalah simpatisan semata bukan aktor atau dalang konflik.Pembantaian brutal inilah yang mengakibatkan orang-orang kiri tidak terima sehingga minta rekonsiliasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun