Mohon tunggu...
Gita Lestari
Gita Lestari Mohon Tunggu... -

an Environmental Engineer graduate

Selanjutnya

Tutup

Nature

Geothermal: Jawaban Kebutuhan Energi Indonesia

21 November 2013   14:38 Diperbarui: 4 April 2017   16:48 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%), transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012).

Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil. Dari total tersebut, hampir 50%-nya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi masalah bagi Indonesia. Sebagai sumber energi tak terbarukan, cadangan BBM Indonesia sangat terbatas. Saat ini, Indonesia hanya memiliki cadangan terbukti minyak 3,7 miliar barel atau 0,3% dari cadangan terbukti dunia.

Di seluruh dunia, minyak bumi juga menjadi sumber kebutuhan energi utama yaitu mencapai 36,7% dari total konsumsi energi, atau setara dengan 3.767,1 juta ton minyak. Sementara batu bara dan gas alam menjadi sumber bagi kebutuhan energi dunia terbesar kedua dan ketiga sebesar masing-masing 27,2% dan 23,7% (2004).

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna (2012), dengan potensi cadangan energi fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis, pemenuhan kebutuhan energi akan menghadapi kendala yang besar. Bahkan menurut prediksinya, tahun 2030 Indonesia akan menjadi nett importer energi.

Cita-Cita Menjadi Negara Maju vs Keterbatasan Sumber Energi Fosil

Keterbatasan sumber energi tak terbarukan yang selama ini masih menjadi sumber energi utama menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menjadi negara maju. Sebagai salah satu indikator negara maju, Indonesia harus meningkatkan konsumsi energinya. Konsumsi energi tersebut termasuk untuk elektrifikasi yang saat ini rasionya baru mencapai 73% di seluruh Indonesia.

Menurut Harm J de Blij, salah satu indikator yang membedakan negara berkembang dengan negara maju adalah penggunaan energi per orang. Semakin tinggi penggunaan energinya, semakin maju negara tersebut. Menghadapi keterbatasan sumber energi berupa minyak, menghemat energi merupakan langkah cerdas. Namun demikian, tidak dapat pula dipungkiri bahwa konsumsi energi tetap harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menghadapi tantangan cadangan sumber daya fosil yang semakin menipis, menghemat energi merupakan langkah cerdas. Namun demikian, peningkatan konsumsi energi sebagai indikator kemajuan ekonomi Indonesia tetap harus difasilitasi dengan keberadaan sumber energi yang mendukung. Menghadapi tantangan tersebut, Indonesia perlu memperluas pemanfaatan sumber energi lain untuk menggantikan pemakaian energi fosil.

Sumber Energi Terbarukan Menggantikan Sumber Energi Fosil

Indonesia bukanlah negara yang kaya minyak. Pemakaiannya yang mengambil porsi terbesar sebagai sumber energi, menjadikan cadangan minyak Indonesia semakin menipis. Dibandingkan minyak, Indonesia masih memiliki cadangan sumber daya lain yang lebih besar sebagai sumber energi, seperti batu bara, gas, panas bumi (geothermal), air, dan angin.

Diantara sumber energi tersebut, panas bumi (geothermal) merupakan sumber energi yang sangat potensial dan merupakan sumber energi yang dapat diperbarui. Menurut beberapa laporan penelitian, energi geothermal adalah salah satu dari beberapa sumber energi terbarukan yang bisa menyediakan listrik secara kontinu dengan dampak negatif yang kecil terhadap lingkungan. Sumber energi ini juga tidak mengemisikan gas rumah kaca yang berdampak pada global warming. Pembangkit energi geothermal tidak membutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan listrik sehingga level emisinya sangat rendah. Energi geothermal memiliki potensi melengkapi energi terbarukan lainnya seperti panas surya, energi angin, dan air.

Di seluruh dunia, pemakaian geothermal sebagai sumber energi mulai meningkat signifikan sebagai pengganti sumber daya tak terbarukan yang cadangannya semakin menipis. Menurut peneliti Geo-Heat Center Oregon Institute of Technology, Amerika Serikat, energi geothermal telah menghasilkan listrik 3.000 MW selama satu dasawarsa terakhir dan telah digunakan oleh sedikitnya 27 negara di dunia. Energi geothermal ini diyakini sebagai energi yang sangat terjangkau, bisa diandalkan dan sangat ramah lingkungan, seiring dengan makin menipisnya cadangan bahan bakar fosil dunia.

Indonesia sendiri masih memiliki cadangan geothermal yang sangat besar. Indonesia diketahui mempunyai potensi sumber daya geothermal lebih dari 28.100 MW atau mencapai 40% potensi dunia. Selama ini, baru sekitar 4,3% dari potensi tersebut yang telah dimanfaatkan. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, 22% dari potensi tersebut atau sekitar 6.096 MW berada di Jawa Barat.

Pemanfaatan energi geothermal sebagai sumber energi terbarukan yang bisa menghasilkan listrik di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih rendah. Pemanfaatan geothermal sebagai energi terbarukan di Indonesia baru berkisar 1.100 MW, peringkat ketiga di bawah Filipina (2.000 MW) dan Amerika Serikat (4.000 MW). Diantara pemakaian energi geothermal di Indonesia saat ini adalah sebesar 1.000 MW untuk sistem kelistrikan Jawa Bali. Adapun total dari sistem kelistrikan di wilayah Jawa Bali tersebut adalah 28.000 MW.

Pemanfaatan energi geothermal ditargetkan mencapai 9.500 MW pada tahun 2025 mendatang. Sekitar 5% dari total kebutuhan energi nasional nantinya akan dipenuhi melalui pemanfaatan energi geothermal yang dieksplorasi secara ramah lingkungan. Guna mencapai target tersebut, Pemerintah melalui Program Percepatan Energi 10.000 MW menargetkan tambahan 4.000 MW dari energi geothermal hingga akhir 2015.

Geothermal Sebagai Pilihan Sumber Energi Terbarukan

Pemanfaatan geothermal sebagai sumber energi terbarukan jelas perlu didorong untuk mendukung kebutuhan energi di Indonesia yang akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan energi geothermal diharapkan dapat dioptimalkan demi menggantikan sumber energi fosil yang cadangannya semakin menipis. Dengan demikian, Indonesia dapat tetap mewujudkan cita-citanya menjadi negara maju dengan konsumsi energi yang besar, tanpa terhalang hambatan ketersediaan sumber energi fosil yang semakin menipis.

Referensi

Astria, Riendy. 11 Juni 2012. Konsumsi Energi – Indonesia Negara yang Boros Energi. http://www.bisnis.com/articles/konsumsi-energi-indonesia-negara-yang-boros-energi. (23 Januari 2013)

Wahyudi, Albi. 6 Oktober 2012. Indonesia Masih Tergantung Pada Energi Fosil. http://jaringnews.com/ekonomi/sektor-riil/24739/indonesia-masih-tergantung-pada-energi-fosil.(23 Januari 2013)

Mamka. (November 2011). Indikator Negara Maju dan Berkembang. http://mamka-blog.blogspot.com/2011/11/indikator-negara-maju-dan-berkembang.html

Partowodagdo, Widjajono. 21 Maret 2012. Saatnya Indonesia Tinggalkan BBM. http://www.investor.co.id/home/saatnya-indonesia-tinggalkan-bbm/32426 (23 Januari 2013)

FT. 23 November 2012. Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia Cukup Untuk 100 Tahun. http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/6071-potensi-energi-baru-terbarukan-indonesia-cukup-untuk-100-tahun-.html. (23 Januari 2013)

REP. 19 September 2012. Penggunaan Konsumsi Listrik di Indonesia. http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/09/19/geothermal-energy-494532.html. (23 Januari 2013)

Burhanuddin, Andi Iqbal. 4 Mei 2010. Geothermal, Energi Ramah Lingkungan. http://metronews.fajar.co.id/read/91131/19/index.php. (23 Januari 2013)

Prakosa, Giri. 16 Januari 2013. Jero: 22% Potensi Geothermal Ada di Jabar. http://ekbis.sindonews.com/read/2013/01/16/34/707875/jero-22-potensi-geothermal-ada-di-jabar. (23 Januari 2013)

Kbc11. 18 Januari 2013. 1.000 MW Listrik Jawa – Bali Dihasilkan dari Panas Bumi. http://www.kabarbisnis.com/read/2836024. (18 Januari 2013)

Prakosa, Giri. 18 Januari 2013. 1.000 MW Listrik Jawa – Bali dari Panas Bumi. http://ekbis.sindonews.com/read/2013/01/18/34/708837/1-000-mw-listrik-jawa-bali-dari-panas-bumi. (18 Januari 2013)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun