~Cahaya~
Aku ingin menyebutmu kasih, tanpa syarat, tanpa luka, Aku ingin menyebutmu cinta, yang menyimpan rupa rupa cahaya tanpa kebohongan, hanya keajaiban beruntun saat Matahari bertekuk lutut pada bola matamu
Maaf jika kemarin rindu bersembunyi sementara, Ia terlalu sibuk menenun mimpi dalam kepalanya sebab suara suara itu begitu gaduh menikam dirinya sendiri
Hampir patah ia hendak tak menoleh namun, disitu pula engkau berdiri menukar gelisah lalu mengajakku melihat garis garis doa di atas telapak tangan
Runtuh akupun berlari lari pulang meninggalkan sesal memangsa jejaknya sendiri pada hari hari penuh kemalangan juga terka terka yang tak nyata
Di atas tulisan tulisan kita terhubung memeluk takdir layaknya fajar yang selalu terbit pada raut sepasang senyummu ternyata engkau adalah satu satunya pagi yang kurindukan
Katamu aku tak harus memasung langkah, lebih baik terpaksa mengakui berderet kelemahan daripada tertimbun kekosongan
Katamu menjaga cahaya harus di lorong gelap sebab disana Senja selalu menunggu kita, luluh lalu berbunga
Kupang, 16/9/17