Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya

16 September 2017   08:05 Diperbarui: 16 September 2017   10:48 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

~Cahaya~

Aku ingin menyebutmu kasih, tanpa syarat, tanpa luka, Aku ingin menyebutmu cinta, yang menyimpan rupa rupa cahaya tanpa kebohongan, hanya keajaiban beruntun saat Matahari bertekuk lutut pada bola matamu

Maaf jika kemarin rindu bersembunyi sementara, Ia terlalu sibuk menenun mimpi dalam kepalanya sebab suara suara itu begitu gaduh menikam dirinya sendiri

Hampir patah ia hendak tak menoleh namun, disitu pula engkau berdiri menukar gelisah lalu mengajakku melihat garis garis doa di atas telapak tangan

Runtuh akupun berlari lari pulang meninggalkan sesal memangsa jejaknya sendiri pada hari hari penuh kemalangan juga terka terka yang tak nyata

Di atas tulisan tulisan kita terhubung memeluk takdir layaknya fajar yang selalu terbit pada raut sepasang senyummu ternyata engkau adalah satu satunya pagi yang kurindukan

Katamu aku tak harus memasung langkah, lebih baik terpaksa mengakui berderet kelemahan daripada tertimbun kekosongan
Katamu menjaga cahaya harus di lorong gelap sebab disana Senja selalu menunggu kita, luluh lalu berbunga

Kupang, 16/9/17

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun