Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bruder Beatus Schoendorff, Rasul bagi Keterampilan Kaum Muda

25 April 2017   06:03 Diperbarui: 26 April 2017   03:00 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bruder Beatus schoendorff (Foto:http://www.steyler.eu)

          Berbicara tentang paroki Roh Kudus Halilulik sejak tahun 1971, nama Bruder Beatus Schoendorff amat melekat dengan kerasulan bagi kaum muda di Labur 31 km dari Atambua, desa Mandeu. Dia juga mendirikan kursus di Oenopu, kabupaten TTU. Nama bruder Beatus telah amat familiar dan menghiasi berbagai publikasi dalam dan luar negeri sebagai pendidik kaum muda yang amat tangguh. Beliau giat membangun masa depan kaum muda di bidang kayu, pertanian, tenun serta keterampilan puteri. Ia menerima anak-anak muda putus sekolah dan membuat mereka menjadi pilar pembangunan di desa-desa yang amat penting. Ucanews edisi bahasa Inggris tahun 1993 menulis, 

     "Meskipun mengalami kegagalan dalam pendidikan formal, ratusan pemuda Timor Leste telah mendapatkan masa depan mereka, berkat keterampilan profesional yang diperoleh dari program ini. Kurikulum tiga tahun multi-disiplin memberikan penekanan khusus pada keterampilan teknis, namun juga mencakup mata pelajaran rutin sekolah menengah atas. Sekitar 50 persen dari pekerjaan kursus adalah akademisi, separuh lainnya adalah murni praktis. Dia menceriterakan, "Mereka memainkan peran penting dalam kehidupan desa mereka, mereka adalah pembangun desa mereka, beberapa di antaranya telah terpilih sebagai kepala desa."...."

     Saat ini Bruder Beatus mendidik ratusan wanita dan laki-laki dan semuanya tinggal di sekolah di asrama, dua untuk anak laki-laki dan dua untuk anak perempuan. Anak laki-laki dilatih dalam pertukangan, pekerjaan besi dan pertanian, terutama peternakan. Anak perempuan dilatih dalam menenun, menjahit, housekeeping, manajemen ekonomi rumah, berkebun dan juga peternakan tradisional. Nilai-nilai moral dan keterampilan kepemimpinan Katolik ditekankan dalam pekerjaan kursus. Yang terpenting, disiplin diri dipupuk secara spartan. Mungkin karena itulah lulusan tentu memiliki reputasi baik di kampung halaman mereka. Selain kemampuan profesional mereka, mereka terkenal karena disiplin diri dan kepemimpinan masyarakat mereka yang mumpuni.Gadis-gadis yang lulus dari kursus ini terkenal karena keberhasilan mereka dalam memproduksi barang-barang tenunan yang dijual dengan harga tinggi di pasar lokal. Gadis-gadis tersebut telah mendapatkan reputasi sebagai ibu rumah tangga yang sukses dengan keterlibatan sosial yang luar biasa. Berkat reputasi lulusannya yang baik, "sekolah drop-out" sekarang dihormati lebih dari beberapa sekolah formal setempat. Banyak orang tua mengucapkan terima kasih kepada Bruder Beatus karena telah menciptakan masa depan anak-anak mereka.Bruder Beatus menjaga biaya kuliah tetap rendah dan program swadaya adalah bagian dari kurikulum agar dengan cara itu kita mengajar siswa untuk mandiri dalam kehidupan masa depan. Selama pendidikan tiga tahun mereka, para siswa membesarkan hewan, menanam tanaman, menenun pakaian dan menghasilkan alat sebagai bagian dari kegiatan kurikuler. Produk dari kegiatan ini dijual dengan uang untuk membayar gaji pelatih dan menutupi biaya hidup untuk asrama.

     Bruder Beatus Schoendorff lahir pada 29 Januari 1932 di Utweiler-Jerman. Bruder Beatus mengikrarkan kaul kekal dalam SVD pada tahun 1960. Dia secara resmi mulai bertugas di kerasulan kaum muda Labur dan Oenopu pada tahun 1971. Schoendorff artinya desa yang indah, sebuah nama yang amat kontras dengan desa asalnya di negara bagian Saarland yang indah. Kini beliau telah berusia 85 tahun dan sudah 46 tahun berkarya di Labur dan Oenopu. Kampung halamannya ialah Utweiler, sebuah desa kecil nan indah di negara bagian Saarland, Jerman. Negara bagian Saarland merupakan negara bagian terkecil dari16 negara bagian di Jerman. Saarland adalah juga jembatan antara Jerman dengan negara-negara di Eropa Barat. Ibukotanya, Saarbruecken, berada di tepi Sungai Saar, tepat di perbatasan dengan Perancis. Konon kita bisa memandang negara tetangga ini dari tepi Saar di Saarland. Kota Saarland dan sekitarnya punya sejarah menarik. Sungai Saar adalah sumber penghidupan inspirator bagi nama daerah mereka, Saarland dan Saarbruecken. Di sini merupakan tempat ideal bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan pedesaan, hutan-hutan rapat dan perbukitan. Atau mereka yang ingin menggabungkan ide bersenang-senang dengan air. Semua aktivitas dan olah raga air dapat dinikmati di danau-danau, sungai-sungai dan reservoir di Saarland. Ini adalh tempat sempurna untuk peristirahatan dan liburan keluarga. Selain itu, para pengunjung bisa pula menggabungkan antara wisata sejarah, budaya, dan olah raga. Dari golf atapun bersepeda gunung. Wilayah St. Wendeler land dengan danau picturesque Bostalsee tak hanya merupakan surga bagi para penyuka olah raga sepeda yang ingin mendapatkan banyak tantangan, namun bagus juga untuk para pejalan kaki, golf dan olah raga air. Saarlouis adalah pusat bagi pria dan wanita aktif dengan aerosport di Wallerfangen-Dueren atau mendaki di Ensdorf. Saargau adalah perbukitan di sebelah barat Sungai Saar, dimana anggur sudah mulai ditanam sejak jaman kekaisaran Romawi kuno berkuasa. Tanah subur trias dimanfaatkan secara intensif sehingga ribuan pohon anggur menutup daerah ini. Inilah cita rasa asli Saargau. Kejayaan jaman besi di Voelklingen beralngsung seabad penuh. Dari 1883 ketika tungku pembakaran pertama dimulai hingga tahun 1986 ketika pertambangan ini ditutup. Sekarang, monumen megah di era kejayaan industri, Voelklingen Ironwork, dideklarasikan sebagai situs cagar budaya Unesco. Enam tungku pembakaran sepanjang 250 meter membentuk pusat cagar budaya ini. Lainnya adalah tempat kokas, sabuk pemasok besi, pengakut, blower raksasa penyembur angin panas ke besi cair agar terlihat putih mengkilat

Sumber: 

1. http://www.ucanews.com/story-archive/?post_name=/1993/04/21/dropouts-build-their-futures-in-wood-and-weaving

2. http://www.keluargapelancong.net/saarland-negara-bagian-di-perbatasan-tiga-negara

3.  http://www.steyler.eu/svd/aktuelles/news/de/2012/pm-52-schoendorf.php

Artikel lainnya: Potret Pembangunan Infrastruktur di Belu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun