Mohon tunggu...
Zul Kifli
Zul Kifli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just Beginner

Social Enthusiastic || Just Beginner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masih Layakkah Negeri Ini Bergelar Negeri Maritim?

4 Mei 2019   10:39 Diperbarui: 4 Mei 2019   10:56 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ultimatebali.com

Sewaktu kecil dahulu kita telah diajarkan di bangku sekolah bahwa negara kita adalah negara maritim dan agraris, maritim karena hamparan lautanya yang luas dan agraris karena hijaunya pertanian dan perkebunan negeri ini.

Gelar sebagai Negeri maritim  bukan hanya didasarkan dengan luas wilayah tapi juga didukung dengan sejarah gemilang bangsa ini dalam menelusuri lautan.

Sejarah pernah mencatat bagaimana hebatnya kapal Phinisi bangsa bugis yang berhasil mengelilingi dunia, selain itu kita pernah mengenal sosok Pati Unus atau Sabran Lor (1488-1521) seorang raja demak penguasa lautan yang mampu memimpin kapal perannya dari pulau Jawa Hingga ke Pulau Sumatera (Malaka). yang sekan semunya mempertegas bahwa bangsa ini punya tinta emas dalam dunia kemaritiman.

Waktu terus berputar hingga di Abad-21 ini, pertanyaan terbesar ialah masihka kita negara maritim yang perkasa? 

Secara garis besar Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Luas Laut tanah air dijaga dengan 167 kapal yang terbagi kedalam tiga divisi yakni Pemukul (Striking Force), Patroli (Patrolling Force), dan Supporting  Force.  167 Kapal dengan luas lautan hingga 3,25 Juta Km2 masih terbilang sangat sedikit sehingga tidak heran rasanya kesulitan dalam menjaga kedaulatan laut kita terasa benar.

Masih teringat oleh kita semua bagaimana perkara pulau Sipadang dan Ligitan berhasil dimenangkan malaysia di pengadilan Intersional, masuknya berbagai kapal asing ilegal ( KAI) yang menangkap ikan diperaiaran tanah air sehingga menyebabkan negara harus menanggung kerugian sebesar 240 Triliun pertahun.

Lemahnya Indonesia delam menjaga perairannya dibuktikan dengan banyaknya kapal asing yang tak pernah merasa takut untuk masuk perairan tanah air, baru baru ini terjadi "konflik" anatara kapal Vietnam BD-979 Vs KRI Tjiptadi yang terjadi di laut Natuna yang notabenenya perairan negeri ini.

Rentetan  proses kejadian yang dialimi oleh negeri kita dalam mempertahankan keutuhan lautnya semakin membuat kita bertanya dimana perang pemerintah selama ini dalam menegakkan marwah sebagai bangsa maritim.

Kedaulatan Berada Ditangan Bu Susi  Pudjiastuti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun