Mohon tunggu...
Zulfa Nur Fayza
Zulfa Nur Fayza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Niat baik hasil baik,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Pendidikan Kala Pandemi Covid-19, sebagai Formalitas atau Keharusan?

7 Januari 2021   07:58 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:15 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan sering dianggap sebagai suatu investasi masa depan bagi suatu bangsa. Salah satunya kemajuan bangsa ditandai dengan majunya kesempatan memperoleh pendidikan yang luas dan berkualitas bagi masyarakatnya. Termasuk dari pendidikan anak usia dini sampai jenjang perguruan tinggi, untuk meningkatkan kualitas diri setiap individu masyarakat. 

Menurut (Tilaar, 1999:34) dengan kualitas diri yang diperoleh melalui pendidikan, maka sebuah bangsa akan sanggup hidup secara tangguh dalam masyarakat dunia yang ditandai dengan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kompetisi secara ketat. 

Pentingnya pendidikan juga sudah diatur dalam tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Namun di lain pihak, kenyataan yang nampak di lapangan ialah tak semua individu dalam masyarakat memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan kesetaraan pendidikan dan berkualitas. Seperti apa yang dikutip oleh Ivan Illich (1970) dalam bukunya yang berjudul Deschooling Society atau masyarakat tanpa kelas. Ia mengungkapkan bahwa "Mereka yang mampu membayar akan leluasa masuk dalam pendidikan di sekolah dan menikmatinya. 

Namun bagi mereka yang tidak mampu membayar, mereka tidak punya kesempatan untuk memperoleh pendidikan di sekolah". Dengan kata lain, ungkapan Illich tersebut menggambarkan bahwa pendidikan hanya dapat dijangkau bagi kalangan tertentu saja yaitu kalangan yg memiliki akses sosial dan ekonomi yang baik, masyarakat menengah terlebih menengah kebawah akan sulit mengakses nyamannya dan manfaat yang diperoleh dari pendidikan itu sendiri.

Hal tersebut tak lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi salah satunya tingkat kemiskinan pada suatu wilayah. Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), di Indonesia per Maret 2020 jumlah penduduk miskin sebesar 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019. 


Keadaan ini semakin diperparah  dengan maraknya virus Pandemi Covid-19 di Indonesia yang pertama kali muncul dan diumumkan keberadaannya oleh Presiden Jokowi di istana Presiden pada tanggal 2 Maret 2020 dengan adanya kasus dua orang yang terinfeksi. 

Pandemi Covid-19 ini membawa pengaruh dan berdampak negatif pada segala aspek kehidupan manusia seperti dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pariwisata dan masih banyak lagi. Salah satunya yang paling berpengaruh adalah melumpuhkan ekonomi suatu negara, baik negara berkembang maupun negara maju sekalipun. Karena aspek ekonomi dianggap sesuatu yang sangat krusial dalam segala hal terlebih pada kemajuan suatu bangsa, yang nantinya dapat mempengaruhi kemajuan aspek-aspek di sekitarnya yaitu pendidikan yang merupakan bagian investasi penting masa depan suatu bangsa.

Pandemic Covid-19 menjadikan meningkatnya angka pengangguran karena banyak pihak perusahan yang terpaksa melakukan PHK besar-besaran untuk memangkas pengeluaran.

Tak hanya buruh yang merasa dirugikan, namun dari sisi perusahaan pun menjadi ketir-ketir karena perusahaan yang telah lama dirintis terancam mengalami kebangkrutan. Hal ini menjadikan sebagian besar masyarakat lebih fokus mencari cara untuk bertahan hidup dan mulai beranggapan pendidikan sebagai sebuah beban baru. 

Bagaimana tidak, sebelum adanya pandemi saja pendidikan bagi masyarakat khususnya kalangan bawah sudah menjadi barang mahal. Apalagi di masa pandemi seperti ini yang dampak ekonomi sudah berpengaruh bagi mereka masyarakat menengah keatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun