Mohon tunggu...
zulfa amalia wahidah
zulfa amalia wahidah Mohon Tunggu... Guru - ngaji, ngabdi, makaryo

Magister Pendidikan Bahasa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Santri Ali Maksum Krapyak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Work Family Balance, Wujudkan Muslimah Profesional

6 Desember 2019   10:21 Diperbarui: 6 Desember 2019   10:35 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dewasa ini kesadaran akan kesejajaran gemder semakin meningkat. Wanita telah banyak merambah kehidupan publik, yang selama ini didominasi pria. Wanita telah banyak berkarir di luar rumah, dan banyak diantara mereka yang menjadi wanita karier.

Beberapa perempuan bahkan mampu menduduki posisi penting dalam beberapa jabatan, mulai dari Presiden seperti Ibu Megawati Soekarno Putri, Menteri Kelautan dan Perikanan seperti Ibu Susi, Manajer, dan jabatan penting lainnya.

Wanita kini tidak lagi dianggap sebagai sosok yang hanya bertugas mengurus anak, suami, dan rumah tangga saja. Peran wanita yang semula dianggap sebagai sosok yang hanya bertugas mengurus anak, suami, dan rumah tangga saja kini sudah bergeser, seiring berkembangnya zaman sekarang wanita memiliki hak yang sama dengan pria untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan untuk berkarir.

Perubahan pandangan terhadap peran wanita yang semula hanya bertugas mengurus rumah tangga terjadi salah satunya dikarenakan adanya peningkatan kebutuhan ekonomi yang semakin mendorong kaum wanita untuk ikut terjun berpartisipasi dalam dunia kerja sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan keluarga.

Selain karena adanya tuntutan ekonomi, hal lain yang 2 menyebabkan seorang wanita ikut terjun dalam dunia kerja adalah adanya anggapan bahwa sekarang pekerjaan bagi wanita tidak hanya dipandang sebagai sebuah pilihan, namun sudah menjadi bagian dari aktualisasi diri. Seperti yang dikatakan oleh Widiastuti (dalam Ananda, 2013: 41) bahwa karier dan pekerjaan bagi ibu rumah tangga saat ini dipandang bukan lagi sebagai pilihan, tetapi sudah merupakan aktualisasi diri.

Menurut survey Gallup.com pada 1000 responden, tercatat 28% kasus depresi yang dialami para ibu rumah tangga sedangakan hanya 17% yang dialami ibu rumah tangga yang berkarir. Elizabeth Mendes, kepala editor Gallup.com menegaskan bahwa pekerjaan memang bisa jadi sumber kebahagiaan bagi para ibu. Hal ini lantaran kesibukan di kantor bisa membuat para ibu terhindar dari emosi emosi negative seperti marah, stress, dan khawatir. (hipwee.com)

Selain menjadi kebahagiaan sang ibu, hal ini juga berpengaruh positif terhadap perkembangan anak anak mereka. Seperti penelitian di Denmark menyebutkan bahwa anak anak yang sejak usia 4 tahun ditinggal oleh ibunya berkarir, justru tumbuh lebih cerdas daripada anak anak yang ibunya tidak berkarir. Peran orang tua sebagai panutan menjadikan anak anak punya prestasi yang lebih baik disekolah.

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (2011) menyatakan keterlibatan  wanita dalam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Senada dengan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan bahwa partisipasi pekerja wanita di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Tahun 2003 jumlah pekerja wanita di Indonesia mencapai 35,7%, tahun 2009 mencapai 79,2% dan tahun 2011 meningkat menjadi 80,8% dari total pekerja wanita secara keseluruhan.

Masyarakat Indonesia saat ini dihadapkan pada persoalan persoalan besar yang penanganannya membutuhkan kerja professional kaum wanita. Untuk tugas besar ini, tidak mungkin hanya dapat dikerjakan oleh kaum laki laki semata. Keterlibatan kaum perempuan untuk menangani hal hal ini merupakan keniscayaan yang tidak bisa tidak. Kerja keras professional kaum muslimin dan muslimat juga merupakan tuntunan agama dan bernilai ibadah. Ia adalah perjuangan di jalan Tuhan.

Pertanyaan mendasar yang sering diajukan terkait dengan isu ini adalah apakah kaum perempuan dalam pandangan agama, khususnya Islam, memiliki hak yang sama dan adil dengan kaum laki laki, baik dalam domain privat (domestik) maupun publik, misalnya menjadi kepala pemerintahan, pengambil kebijakan publik , mendapat pendidikan ataupun bekerja dan mendapat upah yang sama dengan laki laki?

Islam Mengangkat Posisi Perempuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun