Mohon tunggu...
Zulfa Tsalisatul A H
Zulfa Tsalisatul A H Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Percayalah Allah masih bisa membolak balikan hati manusia. Sabar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Kognitif Anak

23 Februari 2021   10:40 Diperbarui: 23 Februari 2021   11:15 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Definisi Perkembangan Kognitif Anak

     kognitif yang berasal dari kata cognition yang memiliki pandanan kata knowing yang artinya mengetahui. Berdasarkan akar teoritis yaitu piaget, beberapa dari penulis mendefinisikan kognisi dengan redaksi-redaksi yang berbeda-berbeda, namun pada inti dan dasarnya sama, yaitu suatu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Istilah Kognitif menurut Chaplin adalah salah satu wilayah psikologis manusia yang meliputi perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Pendapat lain juga disampaikan oleh Santrock bahwa kognitif mengacu pada aktivitas mental tentang bagaimana informasi dapat diterima atau masuk kedalam pikiran kemudian disimpan dan ditranformasi, serta dipanggil kembali dan digunakan dalam aktivitas kompleks seperti berfikir. Dari beberapa pengertian kognitif diatas, dapat disimpulkan bahwa kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan individu yang meliputi kemampuan dan aktivitas mental yang terkait dalam proses penerimaan, pemrosesan dan penggunaan informasi untuk digunakan sebagai pemecahan masalah, beradaptasi, dan berpikir.

    Salah satu tokoh yang membahas perkembangan kognitif dan membawa pengaruh yang sangat kuat yaitu Jean Piaget. Miller menyatakan bahwa teori Piaget merupakan teori pentahapan yang paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan, dimana didalam setiap tahapannya menggambarkan bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan tentang dunianya.

B. Proses Kognitif

     Pola perkembangan pada anak itu bersifat kompleks, mengapa? karena perkembangan ini merupakan hasil dari beberapa proses. Yaitu proses biologis, kognitif, dan sosialemosional.  Proses Biologis ini suatu perubahan yang terlihat pada tubuh anak dan yang mendasari perkembangan otak, bertambahnya tinggi badan, ketrampilan motorik, serta perubahan hormon pubertas, dan yang memainkan peran terbesar yaitu pewarisan genetik. Proses kognitif, melibatkan perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak. Proses perkembangan kognitif ini memungkinkan seorang anak yang sedang tumbuh dapat mengingat sesuati misalnya puisi, memecahkan masalah seperti menyelesaikan soal Matematika, menghasilkan strategi yang kreatif, atau mengucapkan kalimat-kalimat yang saling berkaitan dan mempunyai arti. Proses sosioemosional, melibatkan perubahan-perubahan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain, perubahan emosi dan perubahan kepribadian. Pengasuhan orang tua, serangan anak kepada teman sebayanya, perkembangan aservitas seorang anak perempuan, dan perasaan sukacita anak remaja setelah mendapatkan nilai yang bagus, semua hal-hal tersebut mencerminkan proses sosioemosional dalam perkembangan.

C. Konsep pokok  teori dari Perkembangan Kognitif  Piaget. 

     Untuk memahami dunia anak-anak secara aktif digunakan suatu skema (kerangka kognitif atau kerangka refrensi). Skema (schema) ini adalah suatu konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Skema ini bisa merentang dari mulai yang sederhana (seperti skema sebuah mobil) sampai skema yang kompleks (seperti skema tentang apa yang membentuk alam semesta). Anak yang berusia enam tahun yang mengetahui bahwa benda atau mainan dapat disimpan didalam sebuah kotak yang berukuran sama berarti anak tersebut sudah memanfaatkan skema angka atau jumlah. Tujuan Piaget terhadap skema yaitu difokuskan kepada bagaimana anak mengorganisasikan dan memahami pengalaman anak. Piaget Juga mengatakan bahwa terdapat dua proses yang bertanggung jawab atas bagaimana cara anak menggunakan dan mengadaptasi  skema mereka : asimilisi dan akomodasi. Asimilasi ini terjadi pana anak ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Yakni, didalam asimilasi ini anak mengasimilasikan lingkungan kedalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru. Yakni, anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungan sekitarnya. 

     Salah satu contoh asimilasi dan akomodasi, anak perempuan yang berumur delapan tahun yang diberi palu dan paku untuk menggantungkan sebuah gambar didinding. Anak itu belum pernah menggunakan palu, akan tetapi dengan mengamati cara orang lain bagaimana menggunakan palu maka dia akan mengetahui bahwa palu adalah benda yang harusnya dipegang dibagian gagang bawahnya, diayunkan untuk memukul pakunya, dan biasanya dipukulkn berkali-kali kepaku itu. Setelah mengetahui hal-hal ini maka anak akan memasukkan pengetahuan ini kedalam skema yang sudah dimilikinya (asimilasi). Tetapi paku itu berat, sehingga dia memegangnya dibagian atas. Dia memukul terlalu keras sehingga pakunya menjadi bengkok, oleh karena itu, anak harus menyesuaikan tekanan pukulannya. Penyesuaian ini mencerminkan kemampuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia (akomodasi).  

     Piaget juga menyatakan bahwa untuk memahami dunianya, anak-anak secara kognitif mengorganisasikan pengalaman mereka. Organisasi ini adalah konsep Piaget yang berarti usaha mengelompokkan perilaku yang terpisah-pisah kedalam urutan yang lebih teratur, kedalam sistem fungsi kognitif. Setiap level atau tingkatan pemikiran akan diorganisasikan perbaikan secara terus-menerus terhadap organisai ini adalah bagian inheren dari perkembangan. Organisasi ini terjadi dalam proses dan tahap perkembangan.

    Ekuilibrasi (equilibration) adalah suatu mekanisme yang dikemukakan oleh Piaget juga, yang menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran kepemikiran selanjutnya. Pergeseran atau perubahan terjadi pada saat anak mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium dalam usahanya untuk memahami dunia. Dan pada akhirnya anak dapat memecahkan masalah atau konflik ini serta mendapatkan keseimbangan atau ekuilibrium pemikiran. Piaget juga percaya bahwa adanya gerakan yang kuat antara keadaan ekuilibrium kognitif dan disekuilibrium saat asimilasi dan akomodasi bekerja sama agar menghasilkan perubahan kognitif. Misalnya, jika anak percaya bahwa benda cair akan berubah bentuk karena dituangkan kedalam wadah yang bentuknya berbeda, anak itu mungkin akan kebingungan untuk mejawab pertanyaan dimana cairan "ekstra" itu muncul dan apakah memang benar-benar ada penambahan cairan. Dan kemudian anak itu akan memecahan kebingungan ini saat pikirannya semakin maju. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun