Mohon tunggu...
Zulfa Tsalisatul A H
Zulfa Tsalisatul A H Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Percayalah Allah masih bisa membolak balikan hati manusia. Sabar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengambil Keputusan yang Bertanggung Jawab

7 Mei 2020   20:00 Diperbarui: 7 Mei 2020   20:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab pada anak. Menurut Ralp. C. Davis keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan juga dapat berupa tindakan terhadap pelakasanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.

Menurut Marry Follet keputusan adalah hokum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya,maka tidak sama dengan dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan,tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.

Dan dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah jawaban terakhir yang diberikan setelah melalui proses berfikir. Disampaikan dengan tegas untuk menjawab dan menyelesaikan suatu permasalahan. Jika dikaitkan dengan anak,pengambilan keputusan yang bertanggung jawab oleh anak adalah memberikan jawaban atas suatu hal yang harus dia pilih untuk menyelesaikan suatu masalah dan dalam pilihannya tersebut terdapat konsekuensi yang harus diterima. Ada kunci keputusan yang bertanggung jawab pada anak.

Yang pertama yaitu mengidentifikasi masalah. Seorang anak harus mengenali secara akurat tentang masalah yang dihadapinya. Masalah dapat berkisar dari kesulitan anak itu sendiri,hingga timbul sebuah pilihan dan anak harus memutuskan pilihannya. Bagi sebagian orang mengakui bahwa mereka sedang berada dalam situasi yang sulit dan dapat menjadi tantangan sebagi akibat dari kesulitan berbasis bahasa ata kelemahan mereka dalam berkomunikasi.

Yang kedua yaitu menganalisis situasi,setelah mereka berhasil mengidentifikasi masalah. Mereka harus belajar dari berbagai sudut,yang mencakup bagaimana mengidentifikasi dan mengapa masalah itu muncul. Untuk membangun ketrampilan ini orang tua ataupun pendidik lainnya harus memberi arahan dan pengertian untuk sepenuhnya memahami peran mereka dalam situasi berkembang.

Yang ketiga yaitu,memecahkan masalah. Setelah anak mengidentifikasi,menganalisis masalah,dan mempertimbangkan masalah,kemudian mereka perlu untuk mengembangkan dan mempraktikan metode untuk memecahkan masalah. Mereka perlu mengidentifikasi opsi yang mungkin dan mengeksplorasi konsekuensi potensial dari setiap opsi. Pendidik juga berperan dalam memandu praktik dan implementasi metode ini. Setiap siswa bahkan mungkin perlu kreatif dalam solusi mereka agar sesuai dengan profil mereka sendiri.

Yang keempat pertimbangkan tanggung jawab etis. Selain konsekuensi alami yang diidentifikasi dari suatu keputusan,anak juga harus mempertimbangkan kewajiban etis atau moral yang  mungkin mereka rasakan atau pegang. Misalnya, sebelum seorang anak melihat tes anak lain,anak tersebut perlu mempertimbangkan kemungkinan dampak etis dan moral dari  kecurangan.

Yang kelima yaitu mengevaluasi dan merefleksikan apa yang terjadi hamper sama pentingnya dengan proses pengambilan keputusan itu sendiri. Ketika anak meluangkan waktu untuk mengevaluasi seberapa berhasil mereka mengidentifikasi,menganalisis,dan memecahkan masalah,mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam refleksi yang tepat tentang apa yang berjalan dengan baik dan apa yang dapat diperbaiki. Refleksi ini memungkinkan untuk mencatat setiap perubahan yang di perlukan dan bekerja untuk memasukkan mereka dalam peluang pengambilan keputusan berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun