Mohon tunggu...
Zulfa Aulia Nurfaiza
Zulfa Aulia Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Level Pemula

Daripada mumet dan bikin pusing pikiran, aku memilih menuliskan di sini. Sharing is caring, right? Stay safe, stay healthy❤️✨

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Masih Seputar) Efek Pandemi: Rindu Kereta Api, sekalipun Cuma Ekonomi tapi Bikin Happy!

27 Mei 2020   02:06 Diperbarui: 27 Mei 2020   02:38 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur, sampai sekarang saya masih dalam keadaan antara percaya dan tidak terhadap peristiwa yang ada sekarang ini. Sungguh Tuhan Maha Kuasa menakdirkan segala sesuatu terjadi. Demikian pula dengan pandemi ini. 

Sangat tidak pernah terpikirkan dalam benak pribadi, kehidupan manusia akan menjadi up-normal seperti sekarang. Segala kegiatan di luar rumah harus dibatasi, mulai kegiatan bersekolah, berkuliah, bekerja, hang-out dan meeting bareng kawan sampai kolega, semua serba minimalis. Ya, terpaksa seminimalis mungkin.

Ketika mulai kehilangan semangat untuk tetap beraktivitas meskipun di dalam rumah saja, saya mulai merenung. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kepastian kelanjutan kehidupan di bumi ini? 

Mencoba untuk terus menerus berbesar hati, mendinginkan kepala sekaligus mencari sisi positif dari segala kerumitan pun kekacauan yang terjadi. Sesekali menepuk dada dan mencoba melebarkan senyuman dan berharap secepatnya pandemi ini berakhir.

Seperti halnya hidup di lingkungan baru, situasi seperti ini cukup membuat stres dan frustasi siapa saja tanpa terkecuali. Yang biasanya hectic ke sana ke mari, kini terkungkung dalam pandemi. 

Memang dibutuhkan adaptasi yang tidak mudah, apalagi bagi yang sudah menyusun schedule sedemikian rapih sampai penghujunh tahun, harus merelakan sekaligus memutar otak bagaimana rencana pengganti. 

Belum berhenti di situ, untuk berfikir pun harus dengan daya berlipat ganda dari biasanya, mungkin suasana monoton ini pemicunya. Tidak apa-apa, kita lalui ini sama-sama ya!

Merindukan aktivitas normal seperti dahulu kala sebelum Covid-nineteen menyapa, kadang juga bisa sampai menguras air mata. Bagaimana tidak, saat itu kita bebas kemana saja, melakukan apa saja yang kita suka. Rutinitas pelajar rantau misalnya, saat-saat akhir hari aktif perkuliahan adalah yang paling ditunggu. 

Kalau saya, memilih pulang ke rumah sekalipun tugas ikut terbawa, tak apa, saya senang melakukannya! Jarak Surabaya-Mojokerto cukup dekat sehingga tidak membutuhkan waktu perjalanan yang lama. Kereta api adalah transportasi pilihan sejak menginjak semester 2, sudah setahun nyaman dengan kereta api rasanya.

Berkenalan dengan sesama penumpang dan berbagi cerita adalah hal yang mengasyikkan sekaligus membunuh waktu. Perjalanan semakin terasa singkat karena obrolan yang menarik dan selalu ada nilai yang tersirat. 

Rindu! Rindu sekali dengan segala tetek bengek bertransportasi darat ini. Mulai dari pemesanan tiket pulang pergi melalui aplikasi KAI Acces, pengecekan tiket saat masuk stasiun, menunggu kedatangan kereta, debat hati ketika kereta kita datang, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun