Mohon tunggu...
Zulfa Zakariya
Zulfa Zakariya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - An ordinary person

Seseorang yang berusaha menemukan kebebasan sebagai langkah awal menuju idealismenya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi dan Legenda Perjalanan Hidup Sang Raja Pahlawan, Gilgamesh

7 Maret 2021   15:36 Diperbarui: 7 Maret 2021   17:14 2627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gilgamesh, sang raja pahlawan yang terukir di atas lembaran-lembaran sejarah sebagai salah satu raja yang berhasil membawa cahaya harapan dan kehidupan bagi umat manuisa. Dia terlahir atas campuran darah manusia manusia dari pasangan Raja Lugalbanda dan Dewi Ninsun.

Jiwa dan raganya pernah ia dedikasikan untuk memimpin umat manusia dari belenggu mimpi buruk dan kegelapan para dewa-dewi .Gilgamesh sendiri berkuasa dan memimpin umat manusia pada kisaran tahun 2900-2350 SM sebagai raja dari sumeria dalam peradaban Mesopotamia. Pada dasarnya, peradaban Mesopotamia adalah peradaban yang dianugrahi oleh sungai Tigris dan sungai Eufrat yang mengalir menuju dataran Persia. Peradaban ini juga menjadi awal dari sejarah dan perjalanan panjang umat manusia di atas muka bumi ini.

Pada awalnya, penciptaan Gilgamesh adalah perwujudan kesetiaan umat manusia untuk selalu berdiri disisi para dewa dan dewi. Namun, penindasan dan penderitaan umat manusia yang tercipta atas arogansi dan kenaifan para dewa-dewi membuat umat manusia tenggelam ke dalam jurang kehancuran. Hal ini membulatkan tekad Gilgamesh untuk membebaskan umat manusia dari mimpi buruk ini. 

Kemudian, ia memutuskan untuk memutus hubungan dengan para dewa dewi dan memilih untuk berdiri di sisi umat manusia. Namun, amarah dari para dewa-dewi menjadi bergejolak karena dipicu oleh keputusan Gilgamesh. Dengan segala macam cara dan upaya, mereka menghendaki agar Gilgamesh tunduk di bawah otoritas para dewa-dewi.

Untuk itu, mereka menciptakan dan mengutus seekor makhluk yang bernama Enkidu. Pada dasarnya, Enkidu adalah rantai surgawi yang digunakan untuk mengembalikan Gilgamesh ke sisi para dewa-dewi. Kedatangan Enkidu ke muka bumi diharapkan memaksa Gilgamesh untuk tunduk di bawah otoritas para dewa-dewi. Namun, setelah terlibat langsung dengan peradaban manusia dan berinteraksi langsung dengan Gilgamesh, persepsi Enkidu tentang seluk beluk alam semesta menjadi berubah. Ia memutuskan untuk menjadi rekan seperjuangan Gilgamesh dan menjadi bagian dari sejarah umat manusia.

Bersama Enkidu, Gilgamesh memulai langkah-langkah awalnya untuk membebaskan umat manusia. Mereka berkelana dan melakukan perjalanan bersama ke seluruh penjuru dunia untuk menemukan arti sesungguhnya tentang kehidupan. Bersamaan dengan hal itu, Ia mendirikan sebuah tembok raksasa sebagai harapan dan perwujudan bahwa sejarah umat manusia belum berakhir. Lalu, ia juga mendirikan sebuah kuil sebagai wujud persembahan bagi Dewa Cakrawala,Anu dan Dewi Cinta,Ishtar. Kuil tersebut dikenal sebagai kuil Eanna. Keberadaan kuil ini diharapkan dapat menaklukan hati dari dewa dan dewi tersebut sebagai perwujudan rasa bersalah dari Gilgamesh.

Namun, keberadaan kuil ini justru membawa dilema tersendiri bagi Gilgamesh. Dengan segala otoritasnya, Sang Dewi Cinta, Ishtar mendeklarasikan rasa asmaranya untuk menaklukan hati Gilgamesh. Di satu sisi, menerima perasaan Dewi Ishtar akan menodai segala bentuk perjuangan dan rekam jejaknya dalam pembebasan umat manusia. 

Di sisi lain, penolakan hanya akan menciptakan masalah yang jauh lebih rumit lagi. Tetapi, pada akhirnya ia memutuskan untuk meneruskan perjuangannya dalam pembebasan umat manusia dengan menolak lamaran Ishtar. Hal ini membuat amarah dari Dewi Ishtar memuncak. Lalu, Ia mengutus Sang Banteng Surgawi, Gugallana sebagai perwujudan atas amarahnya untuk menghapus sejarah umat manusia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun