Setiap ayat mendatangi kita merupa kejadian yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Daun berjatuhan, awan menggulung sampai cinta yang dibawa oleh lawan jenis. Entah kita tak pernah sadar, masih tetap menggerutu atas kesakitan pada mulanya.
Ada yang merupa pertemanan dimedia sosial
Ada pula yang datang dari kotoran, ini bukan menyamakan ayat dengan kotoran, namun makna yang tertuang dalam ayat tersebut bisa kita temukan dimanapun kapanpun.
Tadi aku dolan ke rumah teman biasa masih lebaran sekalian menengoknya yang pas malam takbiran dia kecelakaan.
Kami ngobrol ngalor ngidul mirip tante - tante cantik yang lagi ngumpul. Aku main dengan dua temanku, salah satunya hobi burung, bukan burung yang ada di balik celana dalamnya lho, tapi jenis burung kenari. Kebetulan yang punya rumah juga hobi burung. Tuang rumah punya 3 burung kenari, salah satunya jantan.
Tadi kita ngobrol diruang tamu dengan jajanan lebaran yang banyak, mbak yang punya rumah juga menyajikan bakso. Ah rejeki memang tidak kemana, dia tidak salah alamat, dari semalaman belum ada nasi yang masuk ke perut buncit ini.
Setelah puas makan jajanan, temenku melihat - lihat burung kenari yang di taruh disamping rumah, ada dua kandang berjajar. Katanya satu jantan dan satu betina.
"Lho kok dijejer pak burungnya" tanya komedi
"Biar kenalan kalau sudah kenal kan mau dikawinkan"
"Walahh itu kurang benar pak, biar burung itu bisa birahi harusnya dipisah biar denger suaranya saja, kalau bisa lihat si betina pejantannya malah diem, suara betina kalau tidak langsun dilihat pejantan itu bisa memicu birahi, nah ketika keduanya birahi nanti kalau dikawinkan bakal bisa menghasilkan anakan yang joss" komedi menerangkan