Mohon tunggu...
M Sya'roni Rofii
M Sya'roni Rofii Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

M Sya'roni Rofii, alumnus perguruan tinggi negeri di Jogja. Lanjut berkelana di Istanbul. Mencatat kegelisahan (kadang) menjadi aktifitasnya. Chelsea FC sebagian dari warnanya. Dan, kadang berkicau via @ronirofii. Founder indopagi.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gairah Kemerdekaan di Dunia Maya

17 Agustus 2011   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_129799" align="alignright" width="300" caption="Geliat kemerdekaan di berbagai jejaring sosial (ilustrasi/istock)"][/caption] Hari ini adalah milik masyarakat Indonesia. Dimana-mana kita melihat rakyat negeri ini begitu antusias meluapkan kegembiraannya dengan berbagai media yang tersedia memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-66. Media yang saya maksud tentu saja media yang selama ini kita akrab dengannya. Sebutllah Facebook, Twitter dan Blog. Tanpa perlu surat edaran dari pemerintah untuk memperingati hari kemerdekaan, tanpa perlu mendapat komando dari teritori militer, masyarakat kita telah mengambil inisiatif untuk menyuarakan suara hati mereka tentang pemaknaan kemerdekaan sesuai semangat zaman. Pagi-pagi buta lewat akun jejaring sosial masing-masing bertegur sapa satu sama lain tentang pengertian yang sama akan kemerdekaan. Tidak peduli seberapa besar perubahan yang telah dilakukan pemerintah, lupakan sejenak kasus-kasus korupsi yang menimpa negeri ini, endapkan walau sehari cerita-cerita sedih anak-anak Indonesia yang masih belum bisa mengenyam pendidikan sebagaimana diwariskan para pendiri bangsa lewat UUD '45. Yang terpenting hari ini kita merayakan kemerdekaan. Kita patut berbangga dengan antusiasme yang terlihat. Sejauh pengamatan saya hingga detik ini, kata "MERDEKA" menjadi trending topics di Twitter berada di urutan kedua dalam skala dunia, posisi itu besar kemungkinan akan terus menanjak naik hingga urutan pertama seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya ketika masyarakat Indonesia tengah berkicau dari dari berbagai penjuru tanah air selalu menempatkan hastag dari Indonesia menjadi trending topics dunia. Efek trending topics kemudian menjadi perhatian dunia internasional sehingga masyarakat dan media internasional menyisihkan sedikit perhatiannya untuk mengetahui tentang bangsa yang terkenal murah senyum: Indonesia! Penulis favorit saya, Paulo Coelho, seorang penulis novel terkenal asal Brasil lewat akun twitternya pagi ini menyempatkan mengucapkan dirgahayu bagi bangsa Indonesia yang tengah merayakan "Happy Independence Day, Indonesia!". Kicauan Coelho dengan dua juta pengikutnya adalah potensi besar mempromosikan segala hal tentang Indonesia kepada dunia. Selain Coelho publik figur dunia tidak sedikit yang ikut senang dengan perayaan yang kita helat. Saya juga kelihatannya perlu menyinggung pesan serupa yang datang dari mesin pencari terbesar dunia, Google, yang sejak pagi tadi telah memasang ikon gambar bendera Indonesia dengan tradisi panjat pinangnya pada halaman depan Google, ini berarti para eksekutif perusahaan besar dunia itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu bagian penting bisnis mereka. Tetapi tidak sedikit suara sinis tentang kemerdekaan dengan perayaan yang hanya mengedepankan formalitas.Kekecewaan mereka memang berdasar pada tidak berubahnya keadaan Indonesia dari masa ke masa, malah dengan nada sedikit menghibur diri meminta Belanda untuk kembali menjajah karena menganggap putra bangsa masih belum keluar dari belenggu korupsi pikiran dan perilaku. Begitulah trend zaman kita saat ini. Gairah kemerdekaan dimanapun, termasuk dunia maya patut diapresiasi sebagai bentuk penghargaan anak bangsa atas jasa besar para pahlawan yang telah mendedikasikan nyawa dan harta mereka untuk merebut hak kemerdekaan dari tangan penjajahan. Bebas dari cengkerangan penjajahan Belanda dan Jepang di masa lalu oleh para pahwalan di masa lalu tiada lain tujuannya adalah agar negeri pusaka yang mereka wariskan bernama Indonesia tetap dijaga dan dilestarikan dengan kompetensi masing-masing anak bangsa di berbagai bidang. Dirgahayu Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun