Pada dasarnya setiap daerah pasti mempunyai bentuk kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain. Seperti halnya di Indramayu, biasanya diadakan acara manakiban setiap dua bulan sekali yang jatuh pada tanggal 4 dan 17 dalam hitungan bulan hijriah. Manakiban termasuk kedalam bentuk sastra lisan jenis wiracarita atau epik.
Manakiban merupakan proses pembacaan cerita-cerita para tokoh agama dalam memperjuangkan agama islam di zaman dahulu. Dengan dibacakannya cerita tersebut bertujuan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman dahulu serta mewariskan dari generasi ke generasi selanjutnya agar tidak dilupakan.
Proses dilaksanakannya manakiban hampir mirip dengan acara tahlilan. Namun karena manakiban menceritakan kisah-kisah zaman dahulu, maka lebih memakan waktu yang cukup panjang.
Pembaca cerita dalam acara tersebut harus sesuai dengan kriteria kesepakatan zaman dahulu yaitu harus memenuhi 'puasa mutih' selama 40 hari.
Pakaian yang dikenakan untuk menghadiri manakiban tersebut biasannya memakai pakaian putih.
Dalam setiap setiap desa, biasannya sudah  dibagi pembagiannya untuk menggelar acara manakiban. Masyarakat sekitar biasannya ingin menggelar acara manakiban tersebut sebagai wadah  untuk bersedekah.
Namun manakiban biasannya hanya dihadiri oleh kalangan orang tua saja karena para anak muda kurang minat dalam acara tersebut karena berlangusng lama.