Mohon tunggu...
Zikrillah
Zikrillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku adalah aku dan akan tetap menjadi aku yang akan mengatakan tidak pada narkoba

Kerjakan Sesuatu Dengan Sungguh-Sungguh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Pahlawan Bangsa

14 Januari 2020   19:34 Diperbarui: 14 Januari 2020   19:31 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan mampu untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Seorang guru tentunya dalam menjalankan tugas mengajar diharapkan ikhlas sebagai mana tuntutan undang-undang "mencerdaskan kehidupan bangsa", bangsa yang dimaksud adalah warga/ rakyat Indonesia. Dimana tuntutannya adalah mencerdaskan pola pikir dan tingkah laku rakyat Indonesia. Dengan keikhlasan maka akan lahir generasi yang berakhlakul karimah dan beriptek. 

Turunan undang-undang ini dijabarkan dalam berbagai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan. Salah satu turunan tersebut sudah dilaksanakan dalam implementasi kurikulum, 11 kali pergantian kurikulum merupakan bagaimana mencari format yang baik dan sistematis dalam menjalankan pendidikan hanya satu tujuan yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa".

Undang-undang tersebut yang telah di dalam kebijakan pemerintah sebagai landasan bagi guru untuk mengimplementasikan peraturan tersebut dalam bentuk kurikulum. Tugas seorang guru bukan hanya mentransfer ilmu semata, namun banyak tugas dan tanggung jawab guru dalam membina generasi muda. Merubah pola pikir, tingkah laku, etitute merupakan kewajiban guru dalam mendidik.

Tanggung jawab seorang guru tentu tidak ada balasannya, sehingga melahirkan kata-kata bijak "pahlawan tanpa tanda jasa". Ibarat jasa orang tua, tentu saja seorang anak tidak bisa membalas jasanya, bentuk pengabdian & berbakti sebagai ungkapan rasa syukur. Begitu pula seorang jasa guru, mendidik, mengajar, membina serta menggembleng agar tercipta dan terbentuk pola pikir dalam melanjutkan tatanan kehidupan, begitulah mata rantai pendidikan berputar. Hari ini peserta didik, besoknya jadi pendidik, untuk itu hormatilah, patuh dan taatlah kepada guru. 

Dalam mengajar, seorang guru tentu tidak membedakan antara si x dengan x lain, semua sama dimata guru, guru marah tanda guru tersebut sayang terhadap muridnya. Hal ini merupakan pengalaman yang penulis alami, dan tentunya baru sadar ketika sudah beranjak dewasa. Tentunya ini bukan merupakan penyesalan, namun pengalaman yang demikian mesti diceritakan kepada generasi selanjutnya agar apa yang kita alami dulu tidak dialami lagi oleh generasi selanjutnya. 

Guru dalam mendidik tidak mengenal batas dan waktu, bukan hanya di sekolah diluar sekolah juga guru berperan dalam mendidik. Tentu pendidikan yang terutama adalah pendidikan di keluarga dan di masyarakat, untuk terbentuk karakter dan jiwa sosial dalam bermasyarakat, lingkunganlah faktor yang menentukan. Oleh karena itu faktor lingkungan juga menentukan dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.

Upah yang kecil tidak menjadi penghalang bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya, status honor juga tidak menjadi rintangan bagi guru dalam berkontribusi, apalagi status bakti seorang guru tentu tidak dapat dibalas jasanya. Hanya keikhlasan yang dipertontonkan, hanya berharap kebaikan yang menjadi dorongan dan harapan ibadah yang menjadi motivasi guru dalam mendidik. 

Tentunya hal yang demikian tidak juga mendapat perhatian dari pemangku kebijakan, tidaklah salah ketika ada sebagian guru honor, guru bakti yang menuntut upah sama pemangku kebijakan. Guru juga manusia, butuh makan, butuh beras untuk menghidupi keluarganya. Oleh karena itu ketika ada kata-kata bijak "pahlawan tanpa tanda jasa" jangan terlalu ditelantarkan, tetapi perhatikanlah.

 Dalam ajaran islam, satu kata yang diajarkan sudah dianggap guru, apalagi yang setiap hari setiap malam mengajar hanya untuk mencerdaskan kehidupan agar terbebas dari buta huruf. Sanggupkah kita balas jasa-jasa mereka yang telah mendidik kita hingga dewasa. Tentu saja tidak, maka dari itu jangan benci guru, jangan musuhi guru, tetapi hormatikah & hargailah, dengan demikian InsyaAllah keberkahan ilmu yang diajarkan akan menyertai kehidupanmu kelak. 

Tulisan ini dipersembahkan kepada guru-guru yang memiliki dedikasi gigih mengajar di pedalaman, sehat dan mulia hati menyertai guru-guru yang Ikhlas dalam mengajar. Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun