Aktivis itu mengusung cita-cita besar. Ia tak pernah berdamai. Jangankan berdamai dengan dirinya, berdamai dengan zamannya pun tidak. Ia selalu berada di jalan lurus untuk satu tujuan besar, baik atas nama kemaslahatan, perlindungan hak-hak kelompok terpinggirkan, perlawanan terhadap tirani kekuasaan, perlawanan terhadap oligarki, dst.
Ia tak menjual dirinya untuk kemewahan pribadi, apalagi menjual teman dan kaumnya. Ia menerima keterpencilan sosial tanpa mengeluh, ia menerima kemiskinan dan rasa terbuang sebagai hal yang biasa, ia ikhlas ditinggalkan teman seperjuangan yang berdamai dengan kenikmatan sepele.Â
Ia menerima tekanan kekuasaan, ancaman, dan kehilangan hak-hak personal. Bahkan ia menerima ketidakpastian masa depan. Ia tidak akan berubah sikap, ia konsisten dengan ucapannya, konsisten dengan pemikirannya bahwa ia ada di jalan yang benar meskipun sulit. Karena ia hanya berimam pada ideologi besar: membuat manusia yang lebih manusiawi.
Di luar itu, yakinlah, mereka hanya partisan yang menaikkan posisi tawar untuk kenikmatan hidup dan berpura-pura menjadi aktifis. Dan orang seperti itu akan mati sebagai sampah zamannya. Ia aib bagi sejarah zamannya. Jadi, kalau tidak sanggup, jangan menjadi aktivis. Jadilah pelacur seperti yang lain.
Ask..2019