Kasus pembullyan sebenarnya sudah tidak asing terdengar di kalangan pelajar, Baik pelajar sekolah menengah maupun mahasiswa. Banyaknya kasus tersebut membuat kita menerka-nerka : Mengapa pembullyan sering terjadi apalagi pada saat MOS(Masa Orientasi Siswa) hingga memakan korban? Biasanya kasus kekerasan pada saat MOS dikarenakan sang senior ingin mendapatkan _respect_ dari junior nya dan adanya rasa ingin menindas karena merasa ialah yang paling tinggi dan ingin sang junior merasakan juga apa yang ia rasa dulu.
Seperti pada kasus di Palembang, siswa SMK tewas saat MOS akibat pukulan di kepala.Siswa SMK semi militer itu tewas saat mengikuti masa orientasi siswa pada Sabtu 13 Juli 2019 lalu. Berdasarkan hasil forensik tim dokter, ada pukulan keras di kepala korban. Tersangka OFA(24) memang mengaku bahwa dia memukul kepala korban DBJ(14) menggunakan sebilah bambu. Tindakan itu menyebabkan kondisi fisik korban melemah dan akhirnya pingsan.
Penyidik sendiri telah menetapkan pembina SMA semi militer plus di Palembang, OFA(24), sebagai tersangka kasus penganiayaan DBJ(14) siswa baru hingga tewas. Dan motif penganiayaan itu dilakukan lantaran kesal disebut korban pembina yang kasar. Penganiayaan tersebut terjadi saat korban melawan ketika disebut tersangka pemalas.
Kekerasan tidak akan memberikan jalan keluar bagi siapapun. Ketika anak bertindak tidak sopan sikap tegas memang diperlukan tetapi tidak dibarengi dengan kekerasan. Orang tua dan guru pun harus peka terhadap psikologis anak. Karena ada beberapa diantaranya takut untuk mengungkapkan. Jadi diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak untuk mengatasi hal ini.