Murid adalah sesuatu yang unik. Sebab ia beragam dan memiliki cara dan gaya masing-masing untuk menghadapinya. Murid yang satu dengan yang lainnya amatlah berbeda sehingga  kita sebagai guru harus bijak kapan harus berbicara lambat dan kapan harus berbicara cepat.Â
Aku diuntungkan dengan kondisi. Aku mengajar di dua sekolah yang berbeda dan di kelas yang berbeda juga. Aku mengajar di kelas Tsanawiyah dan Aliyah. Setiap lokal aku harus menyesuaikan gayaku berbicara, pendekatan memulai kelas, pancingan agar mereka tertarik serta konten yang dibahas.Â
Ada kelas yang aku harus memberikan banyak materi pada mereka, ada kelas yang aku harus tegas pada mereka, dan ada kelas dimana aku menggunakan pendekatan humoris selama proses belajar. Seperti dokter yang mendiagnosa penyakit pasiennya, harus perlahan dan setiap pasien itu memiliki kondisi yang berbeda serta penangan yang berbeda-beda pula.Â
Disanalah kreativitas seorang guru akan ditanya. Pengalamanku di organisasi dulu begitu berguna hari ini. Beruntung sekali dulu saat tertatih-tatih dalam mengajar di organisasi aku tetap bertahan hingga manfaatnya begitu terasa hari ini.Â
Kesulitan yang kurasakan saat mengelola lokal saat di organisasi dulu kini bisa ku hadapi dengan tenang. Walau ini masih awal tapi aku merasa ada bekal yang telah ku persiapkan, yaitu pengalaman menjadi guru saat di organisasi dulu.
inilah awal kisahku menjadi guru, nantikan setelahnya....
Mungkin ini maksud dari perkataan Anies Baswedan saat ia memberikan  sambutan kepada para mahasiswa baru, "carilah pengalaman di luar lokal (kuliah), karena belajar itu tak hanya di dalam lokal kelas." Dan aku sangat merasakan manfaat akibat tak hanya memuaskan diri dalam lokal kelas. Rasanya aku selangkah lebih maju daripada yang lain.