Mohon tunggu...
zheika zamelia
zheika zamelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - zz

hello i'm zheika zamelia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 di Indonesia

30 Juli 2021   22:40 Diperbarui: 30 Juli 2021   23:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

CORONAVIRUS atau yang biasa disebut Covid-19 adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Awalnya virus ini hanya ada di Wuhan lalu menyebar sampai keseluruh negara, hingga menggegerkan dunia, tak terkecuali Indonesia. Setiap hari kasus Covid-19 ini terus bertambah hingga menembus angka 1 juta. Sudah seharusnya kita lebih patuh terhadap protokol kesehatan ini yang telah ditentukan pemerintah Indonesia protokol kesehatan ini ditunjukan untuk memutus rantai penularan virus corona dan meminimalisir bertambahnya kasus corona. Protokol kesehatan tersebut meliputi menggunakan masker, rajin mencuci tangan di air mengalir, serta wajib  menjaga jarak.

Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan untuk memutuskan rantai penularan Covid-19. Kebijakan utamanya adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rakyat. Bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Pemerintah mulai memikirkan skenario apa yang harus dilakukan agar virus ini tidak semakin mewabah di dunia, khususnya Indonesia.

Pemerintah provinsi DKI Jakarta akan melaksankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua minggu, namun pakar kesehatan menyebut perlu satu bulan untuk menekan penyebaran Covid-19. Bahkan lebih baik jika dilakukan selama kurang lebih satu atau dua bulan, selain memutus rantai Virus Covid-19  dengan diberlakukannya PSBB semua orang akan melakukan kegiatan dari rumah bahkan transportasi umum juga tidak terlalu banyak yang beroperasi, jadi bisa mengurasi pulosi yang ada diluar akibat banyaknya kendaraan yang sering lalu lalang. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan masa berlaku "14 hari bisa diperpanjang sesuai kebutuhan"

 Jakarta adalah provinsi pertama yang mendapatkan izin Kementerian Kesehatan untuk melakukan PSBB karena peningkatan dan penyebaran Covid-19 yang sangat membludak didaerah itu. Lebih dari 1.300 orang terinfeksi Covid-19 di Jakarta dan 133 orang meninggal dunia. Selama PSBB berlangsung semua kegiatan yang semula dilakukan diluar kini harus dikerjakan dirumah masing-masing. Salah satu kegiatan tersebut yaitu, sekolah dari rumah.

UNESCO menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 telah mengancam banyak pelajar, setidaknya ada  lima ratus juta lebih pelajar dari mulai pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas dan sekitar delapan puluh juta pelajar dari pendidikan tinggi belajar disampaikan melalui aplikasi . Dampak yang dirasakan oleh peserta didik dari belajar dirumah adalah beban pelajaran terlalu banyak. 

Di waktu yang bersamaan  peserta didik dituntut untuk mencermati dan memahami materi pelajaran tersebut dengan cepat. Orang tua peserta didik juga dituntut untuk ikut andil dalam menangani putra dan putri mereka dengan cara membantu menjelaskan banyak hal yang terkait soal materi pelajaran. Sementara tidak semua orang tua siap dengan hal ini. 

Belum lagi jika orang tua tersebut memiliki pekerjaan diwaktu yang bersamaan dengan waktu belajar putra dan putri nya. Masalah yang hampir sering terjadi ketika pembelajaran dilakukan dirumah,  contohnya seperti internet yang kurang memadai, pengguna ponsel, keterbatasan siswa dalam memahami apa yang telah dijelaskan gurunya. Pemerintah perlu memperhatikan soal ini agar tidak mengancam masa depan anak bangsa karena pendidikan salah hatu hal penting untuk bekal dimasa depan.

Selain pendidikan, perekonomian juga terkenak dampak akibat pandemi Covid-19 yang mewabah di dunia tanpa terkecuali. Pasang surut perekonomian di Indonesia harus terus diperhatikan. Rata-rata sepanjang 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi. Sifat optimis harus  ditunjukkan pada awal 2021 agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa cepat pulih. Ada beberapa sektor yang mengalami kenaikan salah satunya adalah sektor pertanian.

Pemerintah juga harus memperhatikan perekonomian masyarakat menengah kebawah. Banyak pengusaha-pengusaha kecil yang hampir kehilangan mata pencahariannya bahkan sudah ada yang benar-benar kehilangan mata pencahariannya. Akibat pandemi dan mengaharuskan semua kegiatan dari rumah membuat mereka tidak tahu harus melakukan cara apalagi untuk mengembalikan modal usaha mereka, selain meminta bantuan kepada pemerintah. Karena kurangnya perhatian, penjual kecil pun ikut menjerit atas pandemi Covid-19 ini, tapi pemerintah pasti akan mencari jalan dan solusi agar semua keadaan kembali semula dan perekonomian pun membaik.

Kita sebagai masyarakat juga harus ikut andil dalam kejadian ini supaya negara kita, bahkan dunia bisa bebas dari pandemi Covid-19 ini. Karena pemerintah juga butuh masyarakat yang taat terhadap aturan. Kita cukup mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah supaya pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan semua kegiatan yang semula dilakukan diluar segera bisa dilakukan, pendidikan juga bisa melalui tatap muka, kita juga bisa melakukan ibadah bersama, bahkan pengusaha kecil juga bisa menghidupkan usahanya seperti semula. Untuk itu kita harus tetap dirumah, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan air bersih, dan selalu menggunakan masker ketika berada diluar.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun