Mohon tunggu...
Aqida Izza
Aqida Izza Mohon Tunggu... Buruh - resolusi 2020 menulis minimal 200 kata sehari

Wirausaha yang hobby membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Perlu Memperjuangkan Rezeki Ketika Sudah Ada yang Mengatur?

8 Februari 2020   18:37 Diperbarui: 8 Februari 2020   18:38 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika membicarakan tentang rezeki ternyata Allah menyediakan banyak sekali pintu rezeki untuk kita. Ketika kecil sering sekali saya mendengar para orang tua berkata "Sudah tidak usah terlalu ngoyo mencari uang rezeki sudah ada yang ngatur". Yang artinya tidak perlu berusaha terlalu keras karena rezeki sudah ada yang mengatur. Saya selalu merasa ada yang kurang dalam pernyataan ini, bukannya mengelak bahwa rezeki sudah ada yang mengatur tapi pernyataan bahwa sekeras apapun kita berusaha akan sama hasilnya sedikit mengusik saya. Namun setelah membaca buku Rezeki Level 9 karya  Andrea Raditya saya menjadi paham bahwa jenis rezeki itu tidak hanya satu namun ada banyak jenis rezeki termasuk yang perlu diupayakan dan tidak.

Sering kali pernyataan "Rezeki sudah ada yang mengatur" dipahami dengan keliru oleh sebagian orang seperti membenarkan untuk bermalas-malasan. Padahal potensi rezeki seorang muslim sangatlah besar jika diupayakan dan disalurkan dengan benar salah satunya jika diwujudkan dalam bentuk sedekah dan pembangunan umat. Andrea Raditya sendiri membagi rezeki ke dalam 9 level. Level pertama adalah rezeki yang dijamin yakni jenis rezeki yang sudah disediakan Allah untuk makhluknya tanpa perlu diimbangi dengan upaya yang nyata.

Ada sebuah cerita yang pernah saya baca sewaktu SMA, saya lupa dari web mana namun cerita itu sangat membekas di hati saya singkatnya seperti ini. Suatu hari ada seorang pria memasuki suatu bangunan yang sudah lama terbengkalai, tak lama setelah melihat-lihat sekitar bangunan tersebut pandangannya tertuju pada suatu runtuhan bangunan yang ternyata di bawahnya ada seekor kadal yang yang terjebak. Setelah diperhatikan dengan seksama pria itu mulai berpikir sudah berapa lama kadal ini tertimpa reruntuhan mengingat bangunan ini sudah bertahun-tahun terbengkalai.

Melihat kondisi kadal tersebut kemungkinan sudah sangat lama terjebak dalam runtuhan itu, namun yang menarik perhatian si pria adalah bagaimana kadal itu bisa bertahan hidup dengan kondisi seperti itu. Namun tidak lama kemudian, pria itu melihat ada kadal lain yang datang memberi makanan pada kadal yang terjebak tersebut. Seketika pria itu langsung takjub melihat fenomena tersebut. Moral story dari cerita ini, sebegitu hebatnya Allah telah menjamin rezeki bagi makhlukNya di muka bumi ini sehingga kita tidak perlu khawatir selama kita masih memiliki nyawa insyaallah rezeki akan terus ada karena Allah-lah yang akan bertanggung jawab.

Namun tentu saja jika ingin mendapatkan rezeki yang lebih cepat maka kita harus menjemputnya seperti yang disebut Andrea Raditya dengan rezeki level tiga yakni Rezeki yang diupayakan. Rezeki level ini didasarkan pada Q.S. Ar Ra'd ayat 11 yang mungkin teman-teman sudah sering dengar, intinya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Atas dasar inilah kita sebagai manusia harus memperjuangkan keadaan kita selama kita hidup di dunia ini termasuk dalam urusan rezeki.

Tidak ada salahnya untuk memperjuangkan rezeki untuk kehidupan yang lebih baik, yang lebih dahsyatnya lagi jika dengan rezeki itu kita juga bisa membangun kehidupan yang baik di akhirat nanti. Allah suka dengan hambaNya yang mensyukuri nikmat dan menunjukkan betapa besarnya nikmat Allah SWT kepada seluruh makhlukNya. Tentunya ada banyak sekali jenis rezeki seperti yang telah dipaparkan oleh Andrea Raditya dalam bukunya "Rezeki Level 9" yang mungkin tidak pernah kita sadari sebelumnya. Yang terpenting kita tidak boleh berputus asa untuk memperjuangkannya selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun