Di Al Hikmah Boarding School Batu, proses pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman yang mendalam bagi siswa. Untuk menggambarkan perbedaan pendekatan belajar, mari kita lihat dua contoh sekolah yang mengajarkan cara membuat perahu kertas. Di Sekolah A, guru menunjukkan cara melipat kertas, dan siswa diminta untuk menirukan. Ini menghasilkan perahu kertas yang seragam, tetapi proses belajar yang terbatas.
Berbeda di Sekolah B, guru membawa siswa ke sungai dan mengajukan pertanyaan yang merangsang diskusi. Siswa diajak untuk berpikir kritis mengenai alat apa yang dapat digunakan untuk membawa batu kecil dari titik A ke titik B di sungai. Melalui proses percobaan dan perbaikan, siswa menemukan cara untuk membuat perahu kertas yang dapat mengangkut batu tersebut. Proses ini tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi.
Pengalaman Belajar yang Berharga
Meskipun kedua sekolah menghasilkan perahu kertas, pengalaman belajar siswa sangat berbeda. Siswa di Sekolah A mungkin memiliki kemampuan prosedural, tetapi siswa di Sekolah B mendapatkan pengalaman yang lebih kaya dalam berpikir kritis dan kerja sama. Dalam dunia yang terus berkembang, keterampilan ini sangat penting.
Seperti yang dikatakan oleh McKinsey, ada kebutuhan mendesak untuk kolaborasi dan berpikir kritis dalam pendidikan. Al Hikmah Boarding School menerapkan pendekatan Sekolah B, di mana siswa didorong untuk melakukan observasi, mengajukan pertanyaan, dan melakukan eksperimen. Ini membantu mereka mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk masa depan.
Mastery Learning: Pondasi yang Kokoh
Selain mengutamakan pembelajaran saintifik, Al Hikmah Boarding School juga menekankan pentingnya mastery learning. Konsep ini menekankan bahwa siswa harus mencapai pemahaman penuh sebelum melanjutkan ke materi berikutnya. Ibarat membangun sebuah rumah, fondasi harus kokoh dan sempurna agar bangunan tersebut dapat bertahan.
Jika pondasi hanya 75% selesai, bangunan akan berisiko roboh. Oleh karena itu, mastery learning mengharuskan siswa untuk mencapai pemahaman 100% sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Toleransi untuk kesalahan sangat kecil, hanya sekitar 1-5%. Dengan pendekatan ini, pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi mendalam dan bermanfaat untuk kehidupan mereka di masa depan.
Prinsip Mastery Learning
Dalam prinsip mastery learning, setiap komponen pembelajaran harus dikuasai. Fondasi, dinding, dan atap harus dibangun dengan sempurna. Sebagai contoh, jika siswa menguasai 99% dari materi, mereka masih belum memenuhi syarat untuk melanjutkan. Hal ini memastikan bahwa mereka benar-benar siap dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Dengan menerapkan prinsip ini, Al Hikmah Boarding School berusaha memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar untuk lulus, tetapi untuk memahami dan menguasai materi yang penting. Ini adalah pendekatan yang esensial dan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan saat ini.
Peran Teknologi dalam Pembelajaran
Untuk mengoptimalkan pembelajaran saintifik dan mastery, Al Hikmah Boarding School memanfaatkan teknologi. Penggunaan teknologi dalam pendidikan sangat penting untuk mempermudah proses belajar mengajar. Dengan teknologi, siswa dapat mengakses informasi dengan lebih mudah dan melakukan eksperimen secara virtual.
Teknologi juga memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dengan lebih baik. Mereka dapat bekerja dalam kelompok, berbagi ide, dan melakukan proyek bersama secara online. Ini sangat mendukung pengembangan keterampilan sosial dan kolaboratif yang dibutuhkan di masa depan.