Mohon tunggu...
M. Fauzan Zenrif
M. Fauzan Zenrif Mohon Tunggu... Dosen - Zenrif

Hidup Itu Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Bapak Joko Widodo Ikutan Lomba di BCT Utas Malang

19 Agustus 2019   20:28 Diperbarui: 19 Agustus 2019   21:52 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya Agustusan (Sumber: https://m.detik.com/news/ berita/d-4653214/4-fakta-soal-17-agustus-2019-hut-ri-yang-ke-74

Ramainya agustusan tidak ketulungan, mulai dari Istana sampai RT di desa-desa. Keramaian itu mendatangkan kebahagiaan karena banyak rakyat yang terhibur, tetapi juga tidak sedikit yang jengkel karena banyak kemacetan dan penutupan jalan.

Masa saya di MTs dan MARU, Ganjaran, sebuah desa di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, saya dapat menikmati indahnya agustusan. Waktu itu saya mengikuti hampir semua lomba yang diadakan oleh sekolah dan desa. 

Beberapa lomba yang sempat saya ikuti: sepak bola, volly bola plastik, tarik tambang, lari karung, lari bendera, lari kelereng, lomba meletuskan balon, makan kerupuk, dan tenes meja.

Foto dari berbagai sumber diolah sendiri
Foto dari berbagai sumber diolah sendiri

Pernah suatu saat, saya mengikuti lomba olah raga dalam rangka agustusan Tingkat Kecamatan Gondanglegi. Waktu itu saya mewakili sekolah ku, bidang lomba tenes meja. Lawan terkuat dari sekolah MTs Khoiruddin dan SMP NU Gondanglegi. Saya bangga bisa mewakili sekolah, sekalipun waktu itu kalah.. Hehehe

Pokoknya, waktu itu saya merasa sangat menikmati acara agustusan. Saya selalu menunggu bulan kemerdekaan itu, karena memang memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya, dan teman-teman sekampung. Sekalipun terkadang ada adu jotos karena saling emosi, tetapi secara umum hari kemerdekaan yang disebut dengan agustusan oleh masyarakat kampung saya, sangat ditunggu kehadirannya.

Tahun 1988 saya kuliah S1 di Faktarsama (Fakulttas Tarbiyah Sunan Ampel Malang), saya sudah tidak aktif lagi mengikuti acara seperti itu. Empat tahun saya duduk di bangku kuliah, perasaan saya terhadap lomba-lomba itu mulai berubah. Ada shifting paradigm yang menggelayut dalam benak pikiran. Syahdan, perubahan itu mulai mengganggu pikiran ku tentang makna agustusan.

Saya menganggap apa yang dulu pernah disukai dan membuat saya bersuka ria itu, kini mulai berubah. Lomba-lomba seperti itu saya anggap tidak memberikan makna kemerdekaan bagi bangsa ini. 

Sejak saat itu, dalam pikiran selalu muncul pertanyaan, apa hubungannya antara kemerdekaan dengan tema yang selalu berubah pada setiap tahun? Sebab tema apapun pada tahun itu, lomba yang diadakan ya tetap itu-itu saja, tak ada kaitannya dengan tema. Begitu pikir ku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun