Mohon tunggu...
Jeni A.A.
Jeni A.A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa yang suka melamun di kelas dan bercita-cita dapat lulus kuliah lebih awal. dapat sukses dalam berkarir dan hidup dalam kecukupan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Constru

2 Desember 2022   10:13 Diperbarui: 2 Desember 2022   13:18 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Constructivist Learning

Jika dilihat dalam kurun waktu dua tahun ke belakang ketika Indonesia bahkan seluruh dunia tengah dilanda musibah Covid-19 segala aktivitas yang mengharuskan setiap orang bekerja keluar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang terpaksa harus diberhentikan dan kegiatan bekerja dilakukan di rumah masing-masing. Bahkan kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka antara seorang guru dan muridnya di sekolah terkena imbasnya akibat pandemi tersebut.

Pada akhirnya, supaya menghindari kontak langsung antara individu dengan individu maka dalam dunia pendidikan dikeluarkan sebuah kebijakan pembelajaran jarak jauh. Kebijakan tersebut mengharuskan setiap kegiatan dilakukan secara daring, seperti menggunakan aplikasi yang dapat digunakan untuk tatap maya.

Namun, solusi tersebut bukanlah tanpa masalah. Pembelajaran yang dilakukan secara daring menimbulkan banyak kontroversi di mana dalam jurnal "TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MARIA MONTESSORI DAN PENERAPANNYA DI MASA PANDEMI COVID-19" disebutkan terdapat beragam kontroversi ketika kebijakan kegiatan belajar secara daring dikeluarkan, seperti:

  • Tidak semua siswa bisa mengoperasikan aplikasi pembelajaran online, misalnya anak usia dini (usia 1-6 tahun) yang punya keterbatasan dalam mengoperasikan handphone, dan sebenarnya bagi mereka pembelajaran harus menimbulkan banyak gerak untuk melatih sensori motoriknya; dan
  • Tidak semua orang tua memiliki handphone yang bisa mendukung untuk aplikasi pembelajaran online, kurangnya biaya untuk paket data dan bagi yang tinggal di desa dan kurang signal, maka mereka tidak bisa mengakses pembelajaran secara online.

Pembelajaran untuk anak usia dini seharusnya diberlakukan secara tatap muka guna melatih keaktifan si anak dan juga untuk melatih sensor motoriknya. Maka diperlukan sebuah konsep pembelajaran secara mandiri guna mendukung keaktifan peserta didik walau dilakukan secara daring. Di dunia ini, terdapat banyak teori yang digunakan untuk memcahkan berbagai macam masalah. Dalam dunia pendidikan hadir sebuah teori guna memecah masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, teori tersebut ialah teori kontruktivisme.

Teori kontrukstivisme merupakan teori yang familiar dalam dunia pendidikan dan teori belajar ini cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di era new normal. Di mana dalam pengertiannya bersifat membangun sedangkan dalam ilmu filsafat pendidikan, konstruktivisme merupakan suatu usaha dalam mengembangkan tatanan kehidupan agar lebih maju.

Beberapa ahli mengutarakan pendapatnya mengenai teori konstruktivisme ini, seperti Hill yang berpendapat bahwa kontruktivisime merupakan sebuah upaya guna mengahasilkan sesuatu atas apa yang dipelajari, bisa dibilang juga sebagai suatu cara menggabungkan pembelajaran dan praktik dalam kehidupannya untuk kemaslahatan.

Sedangkan menurut Shymansky konstruktivisme adalah aktifitas siswa dalam membina sendiri pengetahuannya, mencari pengertian dari apa yang mereka pelajari, serta merupakan porses dalam menyelesaikan konsep dan gagasan baru dalam kerangka berfikir yang telah dimilikinya.

Dapat ditatarik kesimpulan dari pemaparan di atas, bahwa konstruktivisme merupakan sebuah upaya untuk mengaktifkan siswa dengan memberikan ruang kebebasan agar memami berbagai konsep yang telah dipelajarinya untuk diterapkan dalam kehidupannya sendiri.

Hal tersebut menjadi tantangan baru bagi guru untuk membangkitkan keatifan siswa, dan tantangan lain adalah dengan teori konstruktivisme ini guru hanya sebagai pendamping belajar siswa. Pada dasarnya bukan guru bukanlah penentu kesuksekan siswanya tetapi guru memilki tanggung jawab yang besar, karena dalam strategi mengajarnya merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan belajar. Dengan menciptakan strategi yang sesuai membantu guru maupun siswa untuk lebih cepat memahami materi yang diajarkan.

Ridwal mengemukakan bahwa teori belajar konstruktivis membekali siswa dengan kemampuan mengikhtisarkan pengetahuannya berdasarkan pemahamannya sendiri. Pemahaman yang berasal dari pengalaman kemudian menciptakan pengetahuan yang kompleks. Guru tidak tidak hanya berfokus pada pengalihan ilmu kepada siswa, guru hanya mendukung proses belajar siswanya, supaya siswa dapat mengolah informasi dengan baik dan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun