Mohon tunggu...
zefannya margareth
zefannya margareth Mohon Tunggu... mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diplomasi Budaya Indonesia: Menyampaikan Identitas di Dunia

6 Oktober 2025   22:54 Diperbarui: 6 Oktober 2025   22:54 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah situasi politik dan ekonomi internasional yang semakin rumit, diplomasi tidak hanya bertumpu pada pembicaraan politik atau ekonomi.

Budaya kini menjadi alat yang penting dalam membentuk citra bangsa, memperkuat hubungan antar negara, dan menyebarluaskan nilai-nilai lokal ke dunia. Indonesia, yang memiliki banyak kekayaan budaya, punya peluang besar untuk menggunakan diplomasi budaya sebagai cara yang efektif untuk menarik perhatian.

Budaya sebagai Penampilan Bangsa

Batik, gamelan, wayang, tari tradisional, hingga masakan daerah bukan hanya peninggalan nenek moyang, tetapi juga menunjukkan nilai, sejarah, dan identitas bangsa.

Saat batik dikenal sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO pada 2009, dunia tidak hanya melihat keindahannya, tetapi juga mengerti maknanya---kesabaran, keselarasan, dan kebijaksanaan.

Diplomasi budaya berjalan secara halus namun mendalam.

Ia tidak memaksa, tetapi mengajak. Ia tidak mengajar, tetapi memberi inspirasi. Melalui pertunjukan seni, pameran budaya, festival internasional, dan pertukaran seniman, Indonesia dapat menciptakan hubungan yang penuh pengertian dan simpati dengan bangsa lain.

Diplomasi Budaya sebagai Diplomasi Perdamaian

Contoh nyata dari diplomasi budaya Indonesia adalah partisipasi Komunitas Kebaya Menari di Vatikan. Mereka membawa pesan perdamaian antaragama dan mewariskan budaya dengan cara yang baru melalui kebaya. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan bahwa kebaya bukan hanya pakaian, tetapi juga simbol kesopanan dan keharmonisan yang bisa menjadi salah satu alat diplomasi perdamaian.

Diplomasi budaya juga bisa terjadi dalam bentuk pengembalian artefak. Pengembalian 30.000 artefak dari Belanda ke Indonesia bukan hanya pemulihan benda, tetapi juga pemulihan ingatan kolektif dan kekuatan narasi bangsa. Ini menunjukkan bahwa diplomasi budaya dapat menjadi sarana untuk meraih keadilan sejarah dan merdeka dari pengaruh kolonial.

Strategi dan Tantangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun