Mohon tunggu...
Ahmad Zaenudin_029
Ahmad Zaenudin_029 Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Zaenudin_18190029

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu Guru BK vs 150 Murid

4 Maret 2019   01:45 Diperbarui: 4 Maret 2019   01:51 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru BK!

Ayo apa yang terbayang ketika membaca atau mendengar kata guru BK? Yap, pasti yang  banyak terbayang di benak para pembaca adalah hukuman, razia khususnya cowok, rambut adalah sasaran empuk dari  guru BK. Begitu seramnya pandangan para siswa terhadap guru BK, sampai-sampai  di stempel/dicap menjadi polisi sekolah yang selalu berkeliling di skolah, menjaga di gerbang jika para murid terlambat, memberi hukuman dan lain-lain. Widih sangar ya!

Tapi jika kita telaah dari sisi pandang yang berbeda, tujuan guru BK melakukan hal  itu tidak lain hanya untuk mendisiplinkan para murid-muridnya. Coba bayangkan jika para siswa terus-menerus dan berambut gondrong, sungguh tak etiskan. Apa jadinya pendidkan di negara kita kalau generasi-generasi penerusnya seperti itu. Bisa kalian bayangkan sendiri!

Apa sih fungsi sebenrnya dari guru BK, apakah menghukum terus? jawabanya Nggak.

Kalian pernah masuk ke ruang BK, untuk curhat kepada guru BK? Tak banyak siswa yang berani konsultasi ke guru BK, karena takut aib-aibnya ketahuan oleh orang lain. sebenrnya tidak usah takut karena guru BK akan tetap menjaga dan menjamin kerahasiaan masalah kalian, sebab seorang guru BK memilki kode etik untuk merahasiakan itu semua.

Oleh karena itu, ketika ketika kamu mempunyai masalah di sekolahmu jangan sungkan-sungkan curhat kepada guru BK, sebab tugas guru BK adalah menjadi konselor bagi murid-muridnya. Seorang guru BK bukan hanya akan memberi solusi atas masalah kamu, ia juga bisa membantumu mencegah timbulnya masalah dengan  menggunakan banyak teknik dan pendekatan bimbingan dan konseling untuk mencegah munculnya masalah. 

Siapa yang akan melakukan fungsi-fungsi guru BK dengan baik? jawabannya guru BK profesional

Kita tidak bisa menutup kemunngkinan bahwa banyak guru BK yang tidak lulusan S1 bimbingan konseling ( BK), sehingga kurang mamapu menerapkan pendekatan-pendekatan  BK yang sebenarnya. hal yang seperti inilah salah satu penyebab gagalnya penerapan guru BK di sekolah-sekolah. Na.....dari itulah kita perlu memberi perhatian kepada jurusan BK, yang dimana jurusan ini sangatlah penting dalam meningkatkan kulaitas pendidikan di sekolah-sekolah. 

Bukan hanya hal output atau lulusan guru BK yang menjadi faktor yang menghambat fungsi guru BK, termyata kuantitas siswa/siswi juga sangat mempengaruhi tidak efektifnya guru BK di sekolah, Coba kita bayangkan disebuah sekolah memliki peserta didik 1500 dan memilki tenaga pengajar BK 10 orang, jadi 1 guru BK akan menangani 150 siswa. pertanyaannya, Apakah bisa 1 orang akan mengawasi 150 siswa dengan karakter dan keperibbadian yang berbeda-beda. Sungguh tidak akan mungkin  terkacaver keseluruhannya.

Pada tahun 2013 kuantitas guru BK sangat tidak sebanding dengan kuantitas peserta didik disekolah seluruh indosesia, Jumlah guru bimbingan dan konseling di Indonesia saat itu hanya sekitar 33.000 orang. Padahal, untuk melayani sekitar 18,8 juta siswa SMP / MTs dan SMA / SMK / MA dibutuhkan lebih dari 125,572 guru bimbingan dan konseling."Berarti kekurangan guru bimbingan dan konseling sekitar 92,572 orang",ujar Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) serta Guru Besar Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang, Bapak Mungin Eddy Wibowo (Kompas.com).

Gimana pendapat anda, tentang mirisnya lulusan S1 yang menjadi guru BK, di indonesia ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun